Salam Merdeka!

26 7 3
                                    

Bendera, umbul-umbul, dan segala pernak-pernik merah putih dipasang di setiap sudut jalan dan rumah-rumah. Tulisan 'Dirgahayu NKRI' bertebaran di mana-mana. Lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' dan lagu nasional '17 Agustus' sahut menyahut dari berbagai penjuru.

Semua masyarakat Indonesia dari berbagai suku, ras, dan agama saling bersuka cita menyambut hari besar ini. Hari ulang tahun kemerdekaan tanah air tercinta yang ke-75.

Tanggal 17 Agustus, selain momen ulang tahun kemerdekaaan, juga selalu mengingatkanku pada seseorang. Karena seseorang itu juga berulang tahun di tanggal ini.

Aku selalu penasaran pada orang yang lahir di tanggal yang bertepatan dengan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Bagaimana rasanya ulang tahun mereka diingat satu Indonesia? Pasti seru. Dan punya momen unik tersendiri.

Kalian pasti sudah bisa menebak siapa seseorang yang ku maksud itu.

Dari sehari yang lalu, jantungku sudah riuh dan tidak bisa anteng hanya karena teringat ada apa di hari ini selain hari kemerdekaan RI. Seolah di kepalaku itu sudah ada alarm yang mengingatkan dan terus-terusan berkicau "besok Ardi ulang tahun, besok Ardi ulang tahun!".

Padahal di hari ini tidak akan terjadi apa-apa. Seperti tahun-tahun kemarin, aku gak akan bisa bertemu Ardi di tanggal ini karena jelas-jelas sekolah libur, dan lomba-lomba untuk perayaan kemerdekaan baru akan dilaksanakan besok harinya di sekolah. Dan seperti tahun-tahun kemarin juga, aku gak akan pernah berani memberinya ucapan selamat secara langsung, padahal sebenarnya pengin banget.

Bedanya, kalau tahun-tahun kemarin aku bisa ketemu Ardi pada esoknya di sekolah, tahun ini aku gak akan bisa. Dan entah kapan aku bisa bertemu dengannya lagi.

Terakhir kali aku melihat sosoknya itu saat hari terakhir Ujian Sekolah pada pertengahan Maret lalu. Sebelum akhirnya kami semua 'dirumahkan' karena pandemi Covid-19. Lalu waktu dua minggu sebelum UN itu digunakan untuk melanjutkan pelaksanaan pengayaan mapel-mapel UN--yang sebelumnya sudah dilaksanakan dari awal semester dua--secara daring di rumah masing-masing.

Tapi ternyata, akhirnya UN pun dibatalkan pelaksanaannya--merunut keputusan pemerintah yang mendadak. Lagi-lagi karena Covid-19 ini. Senang sih akhirnya UN dibatalkan. Semua teman seangkatanku atau bahkan semua kelas 12 di seluruh Indonesia pasti langsung merasa merdeka mendengar kabar ini.

Tapi di sisi lain, aku juga sedih. Dan anehnya justru rasa sedih itu yang lebih mendominasi daripada rasa senangnya. Sedih karena itu artinya kita gak akan kembali ke sekolah lagi. Sedih karena gak bisa ketemu teman-teman lagi. Sedih juga karena aku jadi gak bisa melihat sosok Ardi lagi.

Interaksi terakhir aku dan teman-teman yaitu pada pada Juni lalu saat acara perpisahan sekolah. Itupun secara online. Di sana, Ardi terlihat keren sekali dengan setelan baju wisuda dan toga di kepala. Dari sekian banyak wajah yang ada di layar laptop, satu-satunya yang aku perhatikan tentu saja cuma dia.

 Dari sekian banyak wajah yang ada di layar laptop, satu-satunya yang aku perhatikan tentu saja cuma dia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
LazuardiWhere stories live. Discover now