Part 6 (Adegan Romantis)

952 75 42
                                    

Di sini, di tepi danau yang mana airnya mengalir dengan sangat tenang, setenang hati Lily yang saat ini berada dalam dekapan hangat tubuh Zidan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sini, di tepi danau yang mana airnya mengalir dengan sangat tenang, setenang hati Lily yang saat ini berada dalam dekapan hangat tubuh Zidan. Tangan laki-laki itu tak henti-hentinya mengelus pucuk kepala gadis cantik yang saat ini terlihat sedang memejamkan mata dan menikmati belaian lembut pada pucuk kepalanya. Bibir Lily pun tak henti-hentinya terus menyunggingkan senyum tatkala jari-jemari Zidan bergerak naik turun untuk membelai pipi tembamnya.

"Bahagia, enggak?" tanya Zidan disela-sela aktivitasnya mengelusi pipi tembam itu.

"Bahagia, lah. Cewek mana coba, yang gak bahagia kalau diperlakukan dengan lembut sama orang yang dia cinta." Lily menyahut seraya tersenyum manis menatap Zidan.

Sedetik kemudian, Zidan menghentikan gerakan tangannya di pipi Lily. Lelaki itu menatap lekat paras cantik Lily. Hal itu tentu saja membuat gadis itu ikut memasang tatapan tak kalah lekatnya dengan tatapan mata milik Zidan. Matanya tak bisa berkedip, tangannya pun tak bisa berkutik tatkala wajah Zidan mulai bergerak sedikit maju dan mendekat ke wajahnya. Detik itu juga, jantung Lily berdetak dengan tempo yang tidak biasa.

Wajah Zidan kian mendekat, mencoba menghapus jarak antara Lily dan dirinya. Dari jarak sedekat ini, Lily dapat dengan intens menatap wajah tampan Zidan dengan puas. Napas laki-laki itu pun dengan bebasnya menerpa permukaan wajahnya, membuat bulu romanya bergidik seketika.

"Kak Lily!" Sayup-sayup terdengar seperti suara Keisya sedang memanggilnya. Namun, ia tidak menggubrisnya. Entah darimana asal suara tersebut, Lily tetap tidak peduli. Fokusnya hanya satu saat ini, yaitu sosok Zidan Ali Kadafi.

"Kak! Kak Lily ...." Keisya berteriak semakin keras, tapi Lily seakan enggan untuk menyahuti panggilan Keisya itu. Dirinya lebih memilih untuk memfokuskan pandangan serta hatinya kepada tatapan mata Zidan yang saat ini semakin meneduhkan. Matanya sayu, membuat Lily merasakan gerilya aneh menyusuri tubuhnya saat itu juga.

Terlihat saat ini Zidan semakin menjadi-jadi. Wajah mereka semakin dekat saja, bahkan kali ini sudah tidak ada jarak antara mereka. Mata Lily terpejam, kala ia rasakan hidungnya mulai bersentuhan dengan hidung mancung milik Zidan. Dirinya menahan napas. Membuka sedikit kedua bibirnya, seakan tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

Mata Lily masih setia terpejam. Kedua tangannya memegang dadanya yang saat ini menahan gemuruh rasa gugup yang luar biasa.

Satu langkah lagi ... dan ....

"Kebakaran ... kebakaran ...."

Bruk!

Lily terjatuh dari atas ranjang tidurnya. Punggung dan bokongnya pun mendarat di lantai dengan sempurna, membuat ia meringis kesakitan setelahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About ZidanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang