17 : Jaehyun aku takut

Start from the beginning
                                    

"Sakit."

Jeno mengerjap beberapa kali, ia melihat wajah Taeyong yang berubah murung dan sedih.

"Hatiku sakit." Ucapnya sekali lagi, memperjelas.

Jeno juga manusia. Ia juga memiliki belas kasihan, apalagi ia melihat bagaimana wajah menggemaskan itu ketika murung.

"H-hyung tidak usah sedih, ada aku di sini." Jeno tertawa canggung, "katanya hyung ingin boneka hiu? Ayo."

Taeyong masih diam. Bibirnya melengkung ke bawah, matanya mulai berkaca-kaca.

"Jeno... aku sedih. Peluk aku." Mohon Taeyong dengan hidung yang mulai kembang kempis.

Jeno sedikit terkejut dengan penuturan Taeyong, ia cepat-cepat melihat di sekelilingnya, ini ramai, bisa-bisa Jeno menjadi pusat perhatian.

"H-hyung..."

Taeyong menunduk dalam, "baiklah jika Jeno tidak mau memelukku, tidak apa-apa kok, aku tau jika Jeno malu." Ia menangis terisak, dengan kepala yang ia tundukkan ke bawah.

Jeno terdiam beberapa detik, hingga akhirnya ia terpaksa untuk mendekatkan kursinya di samping Taeyong.

Tangan lelaki itu, terjulur, meraih pundak kiri Taeyong untuk kemudian ia tarik ke pelukannya. Terasa canggung sebenarnya, mengingat Jeno tak biasa bersikap lembut pada seseorang, hanya saja-entahlah, instingnya memaksa Jeno untuk menuruti permintaan sederhana Taeyong.

Taeyong menangis terisak, di pelukan Jeno, ia menangis tanpa suara.

"Sudah hyung, menangis saja tidak apa-apa."

Taeyong semakin menangis, memikirkan semua yang ia lakukan dan perasaannya, yang berbanding terbalik dengan perlakuan Jaehyun padanya.

Cinta tak berbalas, haruskah Taeyong menyebutnya seperti itu?

Jeno masih duduk kaku, mengusap-usap punggung ringkih Taeyong lembut. Ia kemudian melirik Taeyong, si mungil itu benar-benar sedih.

Aku tidak tau,

hanya saja... nafsuku terkalahkan oleh instingku.

Insting untuk,

melindunginya dengan cara yang baik.

***

Jeno dan Taeyong berjalan beriringan. Keduanya keluar dari pusat perbelanjaan dan berjalan menuju parkiran khusus mobil.

Sepanjang perjalanan menuju parkiran, Taeyong benar-benar diam. Padahal tadi saat berangkat, si mungil terus mengoceh dan berisik.

Bahkan, permintaan Taeyong untuk bermain mesin arcade ditarik kembali. Si mungil meminta pada Jeno untuk di antar pulang saja, karena Taeyong ingin menghabiskan waktunya untuk tidur.

Mereka telah sampai di mobil Jeno, Taeyong dengan raut kosongnya menunggu agar si pemilik membukakan pintu mobil untuknya.

"Taeyong!"

Si pemilik nama, dan juga Jeno, mendengar teriakan itu menggema ke seluruh parkiran, menatap ke ujung, dan mendapati Jaehyun yang berlari menuju ke arahnya.

Sial, bajingan itu bagaimana dia bisa tau keberadaan Taeyong.

"Jaehyun?" Taeyong termenung tak percaya.

Si pemilik lesung pipit itu berlari semakin mendekat ke arah Taeyong, tak mengurangi kecepatannya sedikit pun hingga akhirnya,

Jaehyun datang dan menghambur peluk pada Taeyong dengan erat.

Yang dipeluk segera terkejut, Jaehyun memeluknya seolah Taeyong sudah pergi selama beberapa hari lamanya. Kedua tangan si lelaki terkalung di leher Taeyong.

Apart to come | Jaeyong [✓]Where stories live. Discover now