17 : Jaehyun aku takut

Start from the beginning
                                    

Si mungil cepat-cepat menyaut es krim itu, "terima kasih Jeno!"

"Sama-sama hyung."

Akhirnya, Jeno bisa duduk. Setelah hampir setengah jam mengantri di kedai es krim yang diinginkan Taeyong.

Dalam hati, Jeno merasa heran, padahal Taeyong sudah menghabiskan hampir lima menu kudapan pokok di kedai yang berbeda, namun si mungil masih saja mengeluh lapar.

Taeyong cacingan atau apa?

"Hyung, apa kau senang?" Tanya Jeno. Ia tak bernafsu untuk makan sesuatu, karena kemarin ia mengadakan pesta minum terlalu banyak bersama Hyunjin dan gengnya yang lain.

Taeyong melirik sekilas Jeno yang duduk di hadapannya, karena ia terlalu fokus dengan untuk memakan es krimnya.

"Uhm! Jeno baik, terima kasih ya~"

Jeno tersenyum puas. Taeyong semakin percaya padanya.

"Setelah makan es krim, akan ku mainkan mesin arcade dan kau akan mendapatkan boneka hiu keinginanmu, ok?"

"Ok!"

Hening keduanya, dengan suara backsound orang-orang yang berbicara di area food court.

Diam-diam, Jeno menatap intens bagaimana Taeyong yang menjilat es krim dengan manik yang membulat lucu. Bibir mungil itu sesekali terkena comotan krim vanilla yang membuatnya terasa kontras, perpaduan antara warna putih dan pink.

Ah, sungguh. Jeno rela tidak mengkonsumsi narkoba dan sakau, asal ia bisa melihat pemandangan wajah Taeyong setiap harinya.

Taeyong begitu memabukkan.

"Hyung.."

"Hm?"

"Apa hubunganmu dengan Jaehyun hyung?"

Taeyong merengut, mengambil sejumlah tissue untuk mengelap mulutnya yang belepotan.

"Tidak tau, tidak jelas."

"Mengapa begitu?"

"Jaehyun seperti dispenser di rumahku. Kadang hangat, kadang juga dingin. Dia akan menjauh bila ku dekati, tapi ketika aku diam saja, dia malah datang seolah dia ingin memberiku harapan. Hm, apa aku saja ya yang ke ge-er an?"

"Apa hyung tidak sadar?"

"Tidak sadar apa Jeno?"

"Itu artinya, Jaehyun hyung sedang mempermainkanmu."

Taeyong seketika kehilangan nafsu untuk memakan es krimnya. Nafasnya tertahan sesaat, mendengar penuturan Jeno yang menurutnya, sangat relate dengan hubungannya dan Jaehyun saat ini.

"Benarkah?" Taeyong mencoba menepis segala pikiran buruk itu.

"Dia menarik ulur perasaanmu, itu lebih dari cukup untuk mengambarkan kalau ia hanya menganggapmu sebagai mainan, pelampiasan, ya kurang lebih seperti itu."

Mata si mungil menyayu lesu.

"Kenapa aku telat menyadari ya?"

Apa yang dikatakan Jeno memang benar?

Jari-jari Taeyong mengetuk gelisah di atas meja, membiarkan begitu saja satu tangannya yang lain ditetesi cairan es krim yang mulai meleleh. Taeyong melamun.

Jeno menyeringai, ah betapa mudahnya membodohi Taeyong yang sangat polos dan naif ini.

"Hyung, jangan melamun, es krim mu meleleh. Cepat habiskan."

"Jeno..."

"Ya hyung?"

Taeyong meraih tangan Jeno, meletakkan telapak itu supaya menempel di dadanya.

Apart to come | Jaeyong [✓]Where stories live. Discover now