vīgintī trēs

Zacznij od początku
                                    

Seketika senyuman miring Changbin tunjukkan lalu ia berucap dengan lantang. "TAPI! Pada malam ini juga, semua orang memiliki kesempatan untuk berdansa dengan Sang Pangeran dan Puteri sekolah!" Changbin mengangkat tangannya. "HWANG HYUNJIN!" serunya bersamaan dengan seluruh lampu yang padam dan hanya menyisakan lampu di atas panggung dan sorotan lampu untuk Hyunjin yang ada di bawah panggung. "Dan, SON CHAEYOUNG!" lanjut Changbin dan Chaeryong juga mendapatkan sorotan lampu.

"Sebelum malam berakhir! Kedua Pangeran Putri kita harus menerima semua undangan dansa yang ditujukan pada mereka, tapi hanya kalian yang cukup berani untuk bisa mengajak mereka dari atas panggung ini!" Changmin meletakkan sebelah tangannya di pinggang, seakan menantang para juniornya. "Ah, kalian juga boleh berdansa dengan sang Pangeran sekolah sebelumnya. Seo Changbin!" tambahnya buru-buru sambil bergaya sok keren.

"JANGAN MAU!" seru Jisung dari bawah panggung.

"YAAA!" balas Changbin tidak terima sebelum akhirnya kembali memulai sesi 'Mengajak Sang Pangeran dan Puteri Berdansa'.

Beberapa orang terlihat segera mengangkat tangannya begitu Changbin memulai agendanya. Sepertinya memang hampir semua orang di sana datang dan berdandan sebagus mungkin malam ini dikarenakan mereka ingin berdansa dengan Sang Pangeran atau Puteri sekolah, bukan untuk menikmati malam kebersamaan terakhir dimasa sekolah mereka, lagipula perpisahan memang akan selalu ada.

Felix sedikit mengernyitkan alisnya saat melihat barisan orang-orang yang telah siap untuk berdansa bersama sang pangeran maupun sang putri. Itu benar-benar orang yang sangat banyak, Changbin sendiri tidak memberikan batasan dan terus menerima orang-orang yang mengajukan diri mereka.

"Uh...," Seorang gadis yang baru saja Changbin berikan microphone terdengar begitu gugup, Felix bahkan bisa melihat betapa merahnya wajah gadis itu dari kejauhan. Gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap Hyunjin yang masih berdiri dengan tenang di bawah panggung. "H-Hwang Hyunjin..., berdansalah denganku!"

"Baiklah," jawab Hyunjin untuk undangan yang kesekian kalinya, ia benar-benar tidak habis pikir dengan cara ajakan dansa seperti ini. Untuk apa repot-repot bertanya padanya jika dirinya sendiri tidak bisa menolak.

Orang yang selanjutnya mengundang sang puteri jadi Hyunjin menyempatkan diri untuk menatap kesekeliling, mencari keberadaan Felix karena begitu ia masuk aula tadi orang-orang langsung menghampirinya hingga membuatnya terpisah dari pemuda manis itu. Setelah menoleh beberapa kali, Hyunjin mendapat Felix yang tengah mengambil segelas minuman dingin dari meja prasmanan dan meminumnya, gerakan pemuda itu sama sekali tidak terlihat rileks—bahkan terlalu kaku. Tanpa sadar, Hyunjin mengukir seulas senyum di wajahnya.

.

.

.

❇amor noster❇

.

.

.


"So, here you are." Jisung menghampiri Felix yang baru saja memasukan sepotong kue ke dalam mulutnya.

Felix dengan mulut penuh kue menatap Jisung dan tersenyum kecil.

"Mengendap-endap dan berdiri di sudut...," Jisung tidak habis pikir tapi ia mengerti kenapa temannya ini seperti ini. "Kuenya enak?" tanyanya lalu berdiri di samping Felix sembari menyenderkan dirinya pada dinding.

Felix tidak menjawab, ia segera memotong kecil kembali potongan kue di piringnya lalu mengarahkannya pada Jisung. Jisung sendiri segera membuka mulutnya dan merasakan sendiri rasa dari kue itu. "Tidak buruk," komentarnya.

"Jika aku tahu kamu ke sini dan hanya menikmati makanan, lebih baik aku membawamu ke restoran, Felix."

"Tidak apa-apa, lagipula ini kan pesta perpisahan," kata Felix dengan tenang.

"Benar, apa salahnya menikmati waktu enjoy bersama teman-teman," sahut Seungmin yang sedari tadi memperhatikan mereka sebelumnya akhirnya menghampiri.

"Kata seseorang yang bahkan menolak semua ajakan dansa." Jisung memberikan tatapan sinis—bercanda—ke arah Seungmin.

Seungmin mengangkat kedua bahunya, tanda tidak terlalu peduli. "Aku hanya akan berdansa dengan orang-orang tertentu."

"Oh, benarkah?" tantang Jisung. "Kalau begitu, ayo berdansa denganku!"

"Heh...," Seungmin menghela napas dan menatap Jisung lalu tersenyum miring. "Siapa takut."

Kedua orang itu pun berjalan ke lantai dansa dengan tangan bergandengan, meninggalkan Felix yang masih memakan kuenya dengan tenang. Felix sedikit tersenyum karena interaksi 'lucu' mereka, dia juga menikmati pemandangan Jisung dan Seungmin yang mulai berdansa saat ini. Sekali lagi, Felix menjadi orang yang terasingkan dalam pesta itu. Ia berdiri di balik bayangan dan menatap lantai dansa yang begitu meriah dan cerah. Tapi, itu bukan masalah besar bagi Felix, lagipula datang kemari memang bukan ide yang bagus.

Bahkan, sejak awal ia tahu bahwa ini adalah ide yang buruk, sangat buruk.

[ amor noster: vīgintī trēsㅡ finis ]

Good morning!

Sesuai janji dari voting kemarin, maka  <amor noster> update!! Sebelumnya maaf sekali soalnya  aku bilang awal Maret ya updatenya, tapi ternyata baru selesai di hari kelima di bulan Maret. (。•́︿•̀。)

FYI, sebenernya aku mau buat Felix sama Minho di sini dansa... tapi nanti jadi gak sesuai sama flashback pertama xixi. Habis baca chapter ini bisa mampir ke chapter enam buat sedikit kelanjutannya. (~‾▿‾)~

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Dukung aku di https//:trakteer.id/hunshinedelight (atau langsung klik linknya di bio)

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Okaay, that's all. Thank you for reading! Please stay healthy everyone!! Love ya ♡

xoxo,
hunshine delight

amor noster; hyunlixOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz