Prolog

3.3K 284 4
                                    

Heran. Kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan Mae saat ini. Kok bisa? Tentu saja bisa! Saat ini hatinya sedang menimbang-nimbang. Haruskah ia menandatangi kertas putih di hadapannya atau tidak? Tanpa sadar Mae mulai menggigiti kuku jari telunjuknya. Kaki kanannya mulai bergoyang-goyang bak tukan penjahit.

"Lama banget sih mikirnya? Apa lagi yang perlu dipikirkan? Sudah jelas keuntunganmu di sini cukup besar," sindir Edward sambil bersedekap.

"Sabar napa! Tanda tangan juga ada prosesnya. Loading...." balas Mae cepat.

Akhirnya yang dilakukan Edward hanya mendengus kencang. Sengaja memang. Supaya Mae mendengarnya.

Ditariknya napas dalam-dalam sebelum akhirnya ia menggerakan bolpoin yang dipegangnya dengan jantung berdebar-debar.

Selesai.

Dalam diam Edward memperhatikan semua itu dan ketika Mae menandatangani kertas tersebut kedua sudut bibirnya naik ke atas. Membentuk senyum kemenangan.

"Selamat! Kalian berdua sudah sah menjadi pasangan suami dan istri!"

***

House MateWhere stories live. Discover now