Prolog

1.2K 99 6
                                        

Lee Taeyong, 18 y.o

Jung Jaehyun, 18 y

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jung Jaehyun, 18 y.o

Johny Seo, 18 y

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Johny Seo, 18 y.o

Kim Tenny (Ten Female ver

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kim Tenny (Ten Female ver.)*, 21 y.o

Kim Doyoung, 18 y

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kim Doyoung, 18 y.o

o

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

Lee Taeyong kehilangan orangtuanya ketika ia berusia 9 tahun.

Ia merupakan putra tunggal dari pasangan Luhan Lee dan Kim (Lee) Minseok yang tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat ketika hendak terbang ke Eropa untuk perjalanan bisnis.

Lee Taeyong kecil tak memiliki sanak saudara, ia bahkan tak pernah mengetahui keberadaan keluarga ayah maupun ibunya.

Hampir-hampir ia dikirim ke sebuah panti asuhan sebelum seseorang datang menjemputnya yang masih menangis memeluk abu jenazah ayah dan ibunya.

Kim Junmyeon, sahabat kental ayahnya.

Ia berkata akan menjadi wali Lee Taeyong dan membesarkannya sebagai puteranya.

Kim Junmyeon adalah pria berhati lembut, melihat seorang anak berumur 9 tahun yang menangis memeluk abu jenazah orang tuanya, terlebih itu adalah abu jenazah sahabatnya sendiri, benar-benar membuat hatinya teriris.

"Taeyongie."

Kim Junmyeon menghampiri sikecil Taeyong. Ia membelai lembut rambut halus anak itu.

Taeyong kecil, dengan mata polosnya menatap Kim Junmyeon yang tersenyum padanya.

"P-paman siapa?" Suaranya bergetar, isakan kecil masih lolos dari bibir kecilnya.

"Aku teman ayahmu. Mulai hari ini, kau akan tinggal denganku, bagaimana?"

Ini pertamakalinya ia bertemu Kim Junmyeon, namun entah kenapa ia merasa aman ketika melihat senyum lembut pria itu.

"Benarkah? Apa tidak apa-apa?"

"Tentu saja, paman juga memiliki putra seusiamu, kau akan punya teman disana."

Taeyong masih sesegukan, namun senyum manisnya mulai terbit. Ia semakin erat memeluk tempat abu jenazah orangtuanya.

.
.

"LEE TAEYONG!!"

Kim Doyoung berlari mengejar Taeyong yang kabur setelah tidak sengaja menumpahkan cola diatas tugas matematikanya.

"Doyoungie, maafkan aku! Aku tidak sengaja!"

Mereka berlarian di koridor yang telah dipadati lalu lalang siswa.

Doyoung yang mengamuk adalah hal mengerikan sekaligus lucu. Ia akan berteriak dan mengejar Taeyong, memiting kepalanya dan menakut-nakutinya dengan anjing.

Lalu, pada akhirnya, ia akan kembali menjadi Doyoung yang judes yang bertingkah seolah aksi 'kejar-kejaran' mereka tak pernah terjadi.

"Akan kupatahkan lehermu!" Doyoung masih mengejar Taeyong, hatinya terasa dongkol ketika hasil kerja kerasnya dihancurkan begitu saja oleh sibodoh Lee Taeyong.

"Doyoungie, berhenti mengejarku! Aku lelah!"

Bohong, kenyataannya ia berlari semakin kencang dengan tawa menyebalkan.

"Aku janji akan mengerjakan ulang tugasmu. Deal?"

Jarak mereka sudah terpisah jauh, Doyoung menumpu tangannya di lutut. Sialan, tenaganya hampir terkuras habis.

Taeyong bersidekap, menatap Doyoung dengan menyebalkan. Cengirannya menunjukan bahwa dia tidak merasa lelah sama sekali.

"KERJAKAN SEKARANG!!" Doyoung berteriak marah. Kesal karena kekuatan fisiknya tak sebagus Taeyong.

Si pemuda Lee tertawa dan mengangkat tangannya, "baik baik, tapi aku akan mengisi perut dulu."

Ia berjalan mundur, terhibur melihat ekspresi Doyoung yang makin muram.

Duk

"Hmm."

Ia berbalik ketika punggungnya menabrak sesuatu yang keras. "Jaehyunie!" Wei Wuxian terseyum lebar, melambaikan tangannya ceria namun Jung Jaehyun membalasnya dengan tatapan dinginnya.

"Lima poin."

"Ha?"

"Dasimu."

Kening Taeyong semakin berkerut. "Dasiku?"

Siswa lain yang lewat sudah merasa gemas namun tak berani menginterupsi. Jaehyun yang super irit bicara dengan Lee Taeyong yang sangat amat tidak peka, benar-benar kombinasi yang buruk.

"Psst, dasimu."

Seseorang dibelakang Jaehyun menunjuk kerah Taeyong. Seketika Taeyong meraba kerahnya sendiri, "a ah, ya ha ha, dasiku" ia tertawa canggung, dihujam tatapan dingin Jaehyun memang bukan sesuatu yang baik.

"Sepertinya aku melupakannya lagi, ha ha."

"Bersihkan ruangan multimedia saat isirahat."

"APA?!" yang benar saja ia hanya lupa memakai dasi dan Jaehyun menyuruhnya membersihkan satu ruangan?

"Jaehyun-ah, aku hanya lupa memakai dasi" ia merengek, meraih lengan Jaehyun dan menggoyangkannya seperti anak kecil.

Tidak tau saja jika orang-orang disekitarnya tengah menahan gemas. Bahkan Doyoung tidak tahan melihat tingkah imut Taeyong itu.

"Bersihkan Lapangan outdoor."

Taeyong melepas lengan Jaehyun kemudian tersenyum lebar, "Baiklah, multimedia."

Jung Jaehyun memang raja tega. Hukumannya tidak main-main. Berurusan dengannya memang bukan hal yang bagus.

Tapi...

Taeyong tak pernah kapok mencari masalah dengannya.

A Boy Named Lee TaeyongWhere stories live. Discover now