"Lo semua yakin ini aman?"

"Gatau gue kalo belom coba gaaakan tau kan?"

Seungmin mengangguki ucapan Felix "yauda deh gue ngikut."

Setelah Seungmin selesai bicara Renjun masuk kelas diikuti tiga orang dibelakangnya- Jeongin, Chenle, dan Jisung.

"Loh kalian juga dapet? Nih anak tiga mau nanya katanya."

Renjun menuju kearah tempat duduknya yang berada dibelakang bangku Jisung, Han kita panggil dia Han, lalu menemukan kertas yang sama.

"Lo semua dapet bang?" Tanya Jeongin.

Mereka mengangguk dan diam sebentar sebelum Hyunjin mengambil kertas mereka semua, kecuali Renjun tentunya dia masih duduk ditempat duduknya.

"So? Ini aneh ga sih kita doang yang dapet, maksud gue kenapa kita?"

Mereka semua diam memikirkan kalimat Hyunjin, dan Jeno yang sedari tadi diam mulai membuka suaranya "Lix lo telpon Bangchan, Lino ama Changbin gih."

Felix mengangguk dan mulai menelpon teman mereka yang lain yang berada satu tingkat diatasnya.











Sekarang mereka semua berada di rooftop dan bisa kalian tebak mereka- Bangchan, Lino dan Changbin juga mendapatkan kertas yang sama.

Mereka membolos ditemani beberapa camilan yang mereka beli beberapa saat lalu.

"Jadi ini maksudnya gimana? Lo dapet ga Jun." Bangchan menatap Renjun, selaku yang paling tua diantara mereka, dia yang sedikit banyak memikirkan kemungkinan kemungkinan yang ada.

Bisa saja ini cuma kerjaan orang iseng yang ingin mengganggu mereka kan.

"Dapet nih" Renjun mengeluarkan kertas yang dia dapat lalu menyimpannya di tengah tengah mereka.

Kini posisi mereka membulat mengelilingi makanan dan kertas itu.

Jisung, Park Jisung yang pertama kali menyadari ada yang aneh dari kertas Renjun lalu mengambilnya "ko yang bang Renjun beda?"

Mereka semua yang mendengar itu langsung berebutan untuk melihat kertas itu.

"Ini aneh sih isi kertas kita semua tentang penjelasan werewolf games, tapi yang Renjun isinya malah penjelasan tentang karakter yang ada digame" Felix orang terakhir yang memegang kertas itu tersentak karena kalimat aneh yang tiba tiba muncul.

Dia melemparkan kertas itu kembali ketempatnya lalu menunjuknya dengan tatapan takut "apaan tuh."

Mereka semua menatap aneh kearah kertas itu, bukankah tadi tidak ada tulisan dengan warna semerah darah seperti itu.

'oke game dimulai jam 06.00 siap siap bro.'

Mata mereka semua membola.

"Apaansih, heh kita belum setuju ya!!" Changbin mengambil kertas itu berniat ingin merobeknya sebelum kertas lain jatuh dari atas dan berhenti dihadapannya.

Tunggu mereka ada diatap bagaimana mungkin ada kertas jatuh dari atas?

Kertas itu berisi kalimat 'kalo lo robek kertasnya, lo semua mati.'

Changbin mendengus kasar sambil melempar kedua kertas itu kembali ketempatnya, bagaimana pun mereka harus hati hati bukan.

"Bener kata Changbin kita belum setuju buat main game ini, jadi siapa yang uda setuju?" Lino menatap semua temannya satu persatu.

"Kita semua uda setuju, maksud gue kita kita uda setuju main game ini kecuali Renjun tadi gue yang ngajak, sorry" Han menunduk merasa bersalah karena telah membahayakan teman temannya.

"Lo-!!" Bangchan yang melihat Changbin mulai mendekati Han menggelengkan kepalanya sambil menatap Changbin untung saja dia mengerti dan lebih mengesampingkan egonya.

Menghela nafas "uda terlanjur, kita gaada pilihan lain selain ngikutin apa yang game ini mau" Bangchan mengambil kertas Renjun berniat untuk menyimpanya sampai nanti ia akan memotong nya untuk diambil acak oleh teman temannya.

Tapi sebelum itu dia memperhatikan kertas itu sekali lagi lalu mengernyit bingung.

"Kenapa bang Chan?" Seungmin mendekati Bangchan karena melihat raut aneh yang dikeluarkan oleh kakak tingkat nya itu.

Bangchan menggeleng masih dengan raut bingungnya lalu memperlihatkan kertas itu kearah Seungmin "ini aneh bukannya karakter tambahan itu ghost, villager sama moderator ya?"

Mereka semua mengangguk sambil menunggu Bangchan meneruskan kalimatnya dengan ekspresi berbeda beda.

"Tapi kenapa moderator nya gaada disini."

Mereka semua membeku pikiran buruk sudah menyeruak masuk kedalam pikiran mereka, sampai atensi mereka teralihkan karena perkataan Chenle.

"Itu kalimat dikertasnya berubah."

Mereka semua sontak melihat kearah jari telunjuk Chenle yaitu kertas yang tadi jatuh dihadapan Changbin.

'Gausah bego deh kan moderatornya gue hahah.'

"Sialan."































Aneh ga sih?
Vomment guys!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Giochi Pericolosi | Stray Kids - Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang