08 : How beautiful he's

Mulai dari awal
                                    

"Hyung.."

"APA?! Jangan berani-beraninya menggangguku saat aku marah?!" Taeyong menatap tajam pada Mark.

"Tidak kok, aku tidak ingin mengganggu."

"Lalu kau mau apa?!"

"Ayo kita cari bensin, kita bakar kastil ini sama-sama untuk meredakan amarahmu." Mark tersenyum bodoh.

"MARK!!!!" Taeyong kian meradang.

"Tae, sudahlah. Ini sudah malam, kau tak kasihan pada kami? Aku tadi mengantarkan Jennie ke bandara dan membantunya untuk membelikan beberapa titipan bibi dan pamanmu, aku sungguh lelah."

Taeyong menahan gerakannya yang berniat untuk membanting action figure karakter iron man termahal di dunia.

"Benarkah? Apa Hanbin hyung benar-benar lelah?" Mata lelaki itu mengerjap lucu.

Hanbin mengangguk, "sangat. Lihat, hidungku bahkan punya kantung mata."

Taeyong segera sadar dari amarah. Ia merasa bersalah karena membuat orang-orang terganggu istirahatnya karena dia.

"Hanbin hyung aku minta maaf..." si mungil menunduk, menyesali perbuatannya. Ia menubrukkan kedua telunjuk tangannya.

"Mark, cepat gendong dia ke kamar, sebelum dia berulah lagi. Dia marah sebentar saja sudah menghabiskan puluhan milyar, cepat!" Bisik Hanbin.

Mark mengangguk, ia segera berjalan ke arah Taeyong yang kini berdiri sambil mengusap lantai dengan kakinya.

"Hyung... ayo tidur, sudah malam."

Taeyong mendongak, "apa Mark marah padaku karena telah membuat kerusuhan di malam hari?"

Mark menggeleng, "tidak aku tidak marah kok. Ayo tidur." Dalam hatinya-aku sangat marah! Bahkan aku ingin memasukkanmu ke dalam karung dan membuangmu ke sungai!

"Gendong aku ke kamar." Taeyong seperti kucing yang meminta makanan pada majikannya.

Mark pasrah, bagaimana bisa ia menolak permintaan lelaki mungil yang begitu lucu seperti Taeyong.

Ia kemudian berlutut membelakangi Taeyong, menggendong lelaki manis yang sudah ia anggap sebagai kakaknya.

"Mark, hari ini tidur bersamaku ya?" Taeyong sudah berada di punggung Mark.

"Hm, baiklah. Tapi, aku tidak ingin melihatmu marah-marah lagi besok."

Taeyong menyandarkan kepala ke punggung Mark, "tidak kok.Aku sudah tidak marah lagi ke Jaehyun."

"Bagus." Akhirnya, Mark bisa tidur dengan tenang.

***

Jaehyun merasa dadanya tidak seperti biasanya.

Deg deg deg.

Mengapa berdentum kencang?

Pagi ini, ia berangkat sekolah dengan perasaan yang dilingkupi kegelisahan tanpa sebab.

Tidur malamnya terganggu, sekelebat bayangan muncul karena kejadian semalam. Aneh, tak biasanya Jaehyun dihantui rasa penyesalan.

Ia terus teringat bagaimana wajah sedih Taeyong terpampang dihadapannya, membuatnya dihantui rasa bersalah.

Langkahnya ia percepat untuk masuk ke kelas, berharap ia tidak berbarengan dengan Taeyong.

Sialnya, bocah itu sudah berada di kelas lebih dulu.

Apa yang harus Jaehyun lakukan? Dia bahkan tidak pernah mengajak bicara dan membuka obrolan pada orang lain.

Tak seharusnya aku membentaknya,

Jika berakhir seperti ini.

Dia benar-benar seperti penyihir.

Jaehyun mengatur nafasnya, kemudian melangkah masuk ke dalam kelas. Seperti biasa, aroma woody selalu menguar dari badannya, itu aroma kesukaan Jaehyun ngomong-ngomong.

Terlihat, Lee Taeyong yang sedang ngobrol dengan Ten di bangkunya. Lelaki itu tertawa, entah apa yang mereka bicarakan, sampai-sampai kehadiran Jaehyun tak dipedulikan.

Meletakkan tas, Jaehyun merasa canggung, tidak seperti kemarin, bahkan Taeyong bernafas saja ia tak peduli.

Ia kemudian duduk, sedikit melirik pada Taeyong yang asyik bercanda dengan Ten.

Haruskah ia,

Minta maaf?

Jaehyun langsung dilanda gugup. Bibirnya berusaha memanggil nama Taeyong, namun yang keluar justru malah ucapan gagap lirih yang tak terdengar oleh Taeyong.

"Oh," Taeyong menoleh, menyadari Jaehyun sudah sampai, "Jaehyun sudah sampai? Sejak kapan? Kenapa aku tidak tau?"

Jaehyun menelan saliva lambat.

"Kenapa? Apa Jaehyun mau bicara sesuatu padaku? Katakan, aku siap menjadi pendengarmu." Taeyong mencondongkan badan pada Jaehyun.

Blush!

Jaehyun terkejut setengah mati. Ia seperti orang sinting.

Taeyong mendekatkan jaraknya, menumpu kepala dengan kedua tangannya, bibir ia tarik garis sudutnya, manik serupa boneka itu ia biarkan terpapar sinar matahari pagi.

How beautiful he's.

"Katakan padaku, aku siap mendengarkan kok."

Mendengarkan kakimu.

Kenapa kau mendekatkan wajahmu seperti itu?

"T-tidak."

"Jaehyun yakin?" Taeyong semakin mendekatkan wajahnya pada Jaehyun, membuat lelaki chasper itu terpojok di dinding. "Apa jangan-jangan Jaehyun ingin minta maaf padaku?"

Jaehyun melotot, "t-tidak! Tidak! Aku hanya-"

Taeyong menggeleng tak percaya, "Jaehyun kau terlalu transparan. Aku melihatnya, kau menyesal kan sudah membentakku kemarin? Aku tau itu."

"A-aku tidak-"

"Sudah jangan menyangkal, itu semua tertulis jelas di keningmu."

Bodohnya Jaehyun refleks memegang keningnya sendiri.

"Lihat? Jaehyun sangat lucu saat salah tingkah begini."

"B-berhentilah menggodaku!" Jaehyun menyangkal.

"Aku tidak, Jaehyun sendiri yang merasa seperti itu." Taeyong menggembungkan pipi.

Wah, bocah ini benar-benar.

"Jaehyun, aku tidak menerima permintaan maafmu ngomong-ngomong."

"A-apa?"

Taeyong mengangguk, "ya aku tidak akan menerima permintaan maafmu, kalau kau.."

Jaehyun entah kenapa menunggu kalimat yang menggantung dari bibir Lee itu. Hatinya terasa diaduk-aduk.

Sial, kenapa aku ini?

"..tidak membelikanku es krim nanti saat istirahat."

Si mungil tersenyum kemudian. "Aku tidak marah kok ke Jaehyun, kan kita teman."

Mark Lee jika ada di sana-"heh sinting, lalu kemarin kau sebut apa dirimu yang membanting-banting barang seperti orang gila?"

Wajah Taeyong, benar-benar membuat Jaehyun linglung. Dilihat dari dekat seperti ini, si mungil semakin terlihat cantik. Ia baru menyadarinya.

"Ah," Jaehyun merasa nyeri di bagian dada. Sedetik kemudian, ia dapat merasakan darah menetes di hidungnya, sesaat setelah ia menatap lamat-lamat Lee Taeyong.

"Jaehyun kau mimisan!"

Taeyong secantik itu memang, tak bisa dipungkiri.

***

Terima kasih ya untuk kalian yang mau membaca ceritaku, kalian uwuuu T....T

Ini aku kasih, daripada nimbun di draft ya, sekalian ku publish, itung-itung , merayakan 1k readers, heheheheheheheh.

Apart to come | Jaeyong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang