Chapter 1

194 24 22
                                    

"Ra-raki, kau baik-baik saja? Sini, biar Kak Ara bantu" ucap Ara.

Ara membantu Raki berdiri. Degup jantung Raki terasa begitu kencang. Wajahnya terlihat gugup. Raki menelan ludah nya.

Teman-teman Ara mendekati mereka. Raki melihat mereka dengan tenaga dalam lagi. Betapa terkejutnya Raki, ketika ia melihat sosok asli mereka.

'Aku tidak yakin mereka orang baik' batin Raki.

DEG!

'Raki sudah mencurigai kami, bagaimana ini' batin Ara. Ara, seorang gadis yang bisa membaca pikiran tersebut mulai merasa khawatir.

"Arigatou," ucap Raki.

Ara mengangguk menanggapinya.

CEKLEK!

Terdengar, suara pintu terbuka. Para Saint pun keluar dari ruangan tersebut. Hingga pada akhirnya, Saori keluar dari ruangan tersebut. Ara menatapnya tajam. Tidak ada yang mencurigainya waktu dia menatap Saori tajam. Tak terkecuali Raki.

"Guru Kiki!" Panggil Raki.

"Hari ini kita tidak ada latihan Raki. Kami akan melakukan investigasi" ucap Aries Kiki tegas.

Saat para Saint sedang melakukan investigasi, Ara mulai menggoda Eden. Dengan maksud membuat Aria bersedih. Sebuah senyum smirk terukir di wajahnya. Raki, seorang gadis cilik yang bisa membaca kepribadian seseorang, langsung menyuruh Eden untuk jauh dari sana.

"Kak Eden, sebaiknya aku yang menyelesaikan ini. Kau pergi saja" ucap Raki.

Dengan tatapan dingin, Eden hanya mengangguk. Lega sekali rasanya. Tapi, kita lihat bagaimana ekspresi Ara. Tentu saja ia sangat marah.

'Bagaimana dia bisa tahu rencana ku? Sedangkan dia tidak bisa membaca pikiran' batin Ara.

Ara menoleh ke kanan dan ke kiri. Ia menjauhi Raki.

'Sempurna!' batin Ara.

Ara merubah wujudnya menyerupai Eden. Dengan langkah santai, ia mendorong seorang lelaki tua yang sedang membawa banyak beban.

Bukan beban hidup ya.

Dan langsung berlari.

"Dasar! Saint Orion murahan! Aku tahu, sebenarnya kau jahat! Karena kau terlahir dari keluarga yang jahat!" Cibir pria tersebut.

Ara langsung bersembunyi di balik tembok. Napasnya terengah-engah. Ia merubah wujudnya menjadi seperti asli. Sedangkan si pria tua itu, sedang mencibirnya. Dengan langkah santai, ia keluar dari balik tembok itu.

Ia berpura-pura tidak mengenali pria tua tersebut. Ia berlari, bermaksud untuk menolongnya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Ara.

"Iya, aku baik-baik saja" ucap pria tersebut.

Ara membantunya berdiri. Dari kejauhan, ia melihat Ari. Ari langsung berlari untuk menolongnya juga. Tapi, pria tua tersebut menepis tangannya.

"Lepaskan aku!" Ucap pria tersebut kasar kepada Ari.

"Kenapa? Ada apa?" Tanya Ari lembut.

"Dasar, si Eden. Dia menabrakku dan tidak mau minta maaf kepadaku. Jangankan minta maaf, dia bahkan tidak mau melihatku!" Ucap pria tersebut kasar kepada Ari.

"A-apa? Itu tidak mungkin. Eden Tidka pernah berbuat seperti itu" ucap Ari.

"Hah! Terserah kau saja!" Pria tersebut lantas pergi. Ia mengucapkan sumpah serapah kepada Ari.

Problems at the SanctuaryWhere stories live. Discover now