Ah, Kamu Nggak Akan Paham...

4.5K 128 3
                                    

Saya teringat pada suatu waktu, ketika saya sedang mengisi sebuah acara di fakultas psikologi, salah satu universitas di Bandung

Lalu kemudian, saya dapat pertanyaan yang nggak saya duga sebelumnya

Dari sekian banyak persiapan yang saya siapkan

Ternyata saya malah dihadapi pertanyaan yang mungkin kalo kalian denger kalian akan bilang,

"Ah, orang pertanyaannya kayak gitu doang"

Tapi buat saya, itu adalah pertanyaan ekstrem

Yang so far tiap kali ditanya saya pasti nggak akan mau jawab

Cuma karena hari itu di depan saya ada 400 orang

Jadi kayaknya nggak mungkin kalo saya bilang nggak tau atau saya nggak mau jawab hehe

Apalagi semua raut wajah yang ada di ruangan itu jelas menunggu jawaban saya

Jadi, pertanyaannya adalah... apa itu cinta?

Ya, sesimpel itu sebenernya

Cuma saat itu saya langsung keringet dingin

Yang saya pikirin cuma gimana caranya untuk tetep stay cool dan nggak ketahuan kalo lagi panik

Beruntungnya saya adalah saya tukang cerita

Jadi saya bisa ngeles dan menjawab pertanyaan itu lewat sebuah cerita

Ya seenggaknya saya nggak perlu menjawab pakai bahasa psikologi

Yang mungkin orang-orang yang lagi jadi pendengar saya hari itu jelas punya jawaban yang lebih tepat daripada saya

Cuma karena saya yang lagi duduk di depan

Berarti tempat dan waktu sedang jadi milik saya

Makanya saya pikir, ah udahlah bebas aja pakai jawaban saya yang seada-adanya

Dan akhirnya, saya mulailah ceritanya

Cinta

Buat saya, cinta adalah bahasa yang membingungkan

Karena sampai sekarang, saya belum benar-benar yakin untuk menyebut dengan berani seperti apa cinta itu dari berbagai aspeknya

Entah entah itu bentuk, deskripsi, warna, atau penjelasan

Tapi kalau boleh cerita, cinta itu hal yang membingungkan

Kenapa? Hmmm gini

Waktu jaman masih sekolah, saya punya kayak semacam buku catatan gitu

Bukan dairy, cuma buku catatan biasa aja

Karena saya sebenarnya bukan anak yang dairy banget gitu

Tapi saya sering nulis hal-hal penting yang saya takut lupa

Buku itu ukurannya kecil bahkan bisa masuk ke dalam saku saya

Di dalam buku catatan itu saya sering menulis khayalan-khayalan saya yang ada di negeri dongeng

Yang saya impikan bisa kejadian

I always believe in fairy tale

Selalu, selalu percaya

Mungkin itu juga yang membuat saya jadi romantis kali ya?

Contoh sederhananya, saya pernah mengagumi seseorang dan saya menuliskannya ke dalam sebuah buku

Padahal saat itu saya nggak tahu dia punya perasaan yang sama atau enggak

Podcast Rintik Sedu (Season 2) [Completed]Where stories live. Discover now