•°•Sakit•°•

1.9K 271 99
                                    

Athanasia berjalan dengan wajah lesu setelah mengunjungi menara pribadinya untuk mencari cara mengembalikan Lucas. Tapi sampai sekarang ia belum berhasil.

Beberapa maid yang melihatnya menunduk memberi hormat. Tapi kali ini Athanasia mengabaikan salam hormat itu.

Ia berpikir, Lucas pasti sedang menunggu di kamar ditemani maid kesayangannya yaitu Lilian.

Putri Obelia ini rasa-rasanya ingin segera sampai kamar. Sebenarnya dia bisa saja teleport, namun dirinya tidak melakukannya karena ingin berjalan agar tubuhnya tetap sehat. Olahraga maksudnya.

Tapi siapa sangka diperjalanan ia merasakan dadanya terasa sesak dan jantungnya berdegup lebih kencang?

Karena sudah tidak kuat untuk menopang tubuhnya alhasil Athanasia terduduk di lantai koridor Istana Emerald.

Beberapa maid yang melihatnya segera menghampirinya dengan tergesa-gesa.

"Tuan Putri!!"

Athanasia mengangkat salah satu tangannya memberi isyarat bahwa dia baik-baik saja, sedangkan tangan lainnya memegang dadanya yang terasa sesak.

Sesungguhnya dia tidak sedang baik-baik saja. Karena sekarang darah segar keluar dari mulutnya dan refleks ia menahannya dengan kedua telapak tangan.

Tentu para maid itu mencoba membantu Athanasia. Salah satunya pergi untuk memanggil tabib.

'Kenapa harus sekarang? Siapa nanti yang akan menjaga dan melindungi Lucas kalau aku jatuh pingsan?' batin gadis itu sebelum dirinya kehilangan kesadaran.

Tak ada yang menyadari, seseorang tengah duduk di batang pohon dan sedang memerhatikan Putri Obelia yang menderita itu. Mungkin karena ia menggunakan sihir tak nampak.

Kakinya terayun-ayun di udara. Senyuman tak pernah sirna dari wajahnya. Senyum kemenangan yang perlahan berubah menjadi senyum iblis.

Tampangnya membuat siapapun ingin melemparinya dengan batu kerikil.

"He..."

"Hehe"

"Hehehehehehehehehe khukhu"

"Kena juga kau gadis sialan. Dengan begini aku lebih mudah untuk merebut kembali Lucasku" seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Carax itu tertawa bahagia.

Tapi tawanya hilang ketika mengingat beberapa hari yang lalu ia mencoba menculik Lucas tapi gagal lantaran Lucas terlalu kuat, bahkan tanpa bantuan Athanasia sekalipun.

"Cih sepertinya aku butuh rencana"

Angin berhembus kencang bersamaan dengan hilangnya Carax.

---

BRAK!

Pintu kamar Athanasia didobrak sedemikian keras oleh seorang pria bersurai kuning keemasan dengan mata biru permata.

Dia adalah Claude sang Kaisar Obelia. Mendengar kabar putri semata wayangnya muntah darah dan pingsan membuat dirinya bergegas menghampiri kamar Athanasia.

Sedih dirasa. Walau kesedihan itu ditutupi dengan wajah dinginnya.

Claude menatap tajam tabib sekaligus penyihir yang sudah berjuang keras menyembuhkan Athanasia. Tapi ia tak berhasil bahkan ia tak tahu penyebab Athanasia bisa begini.

Dirinya bergidik ngeri melihat Claude.

"M-maafkan hamba Yang Mulia. Ampuni hamba yang belum bisa menyembuhkan Tuan Putri. Hamba belum menemukan penyebabnya" rasa takut membuat ucapannya terbata-bata. Memang tidak bisa dihindari lagi.

Babysitter [Suddenly, I Became a Princess]Where stories live. Discover now