Dad, Aku Ingin Menikah!

Kebelet Apa? Nikah?

***

Tetap Di Samping Ayah, Lis!

Aku dilanda kekhawatiran yang besar saat Liszel berumur lima belas tahun. Saat itu Liszel pulang membawa seorang pemuda. Anakku, putriku satu-satunya tidak mungkin, kan, memiliki hubungan aneh dengan anak itu?

Kekhawatiranku kian menjadi bersamaan dengan bertambahnya usia Liszel. Dan pada saat di mana aku merasa Liszel harus tetap di rumah tanpa harus meninggalkan rumah atau bertemu dengan orang-orang di luar sana. Liszelku masih kecil, dia belum bisa hidup sendiri tanpa ada aku di sampingnya.

Entah sudah ada berapa pemuda yang ingin merebut Liszel dariku tapi semua itu bisa aku hentikan. Dan yang membuat aku bingung adalah, kenapa Liszel selalu kecewa saat pemuda yang berusaha merebutnya dariku aku usir?

"Ayah, sampai kapan Ayah menolak lamaran untuk aku!?"

"Lis—"

"Kenapa Ayah seperti ini?"

Aku bingung. Aku tak mengerti kenapa Liszel begitu ingin menikah, memang apa salahnya hidup bersama selamanya hanya dengan Ayah kandungnya sendiri?

Maksudku, Apakah Liszel setega itu pergi meninggalkan aku demi pemuda yang tak dikenalnya saat Liszel masih bayi?

"Lis, Ayah akan memberikan apapun yang kamu inginkan, bahkan Ayah bisa membuat semuanya berada di bawah kakimu. Sebagai gantinya kau hanya harus tetap di samping Ayah, kau tak perlu menikah, Lis."

"Kenapa?"

Kenapa?

Saat mendengar pertanyaan itu aku pun tak mengerti yang aku tahu hanya karna Liszel adalah anakku.

"... Karna Ayah akan kesepian jika aku pergi?"

Aku tertegun mendengar tebakannya. Benarkah karna itu?

"... Hm. Jadi tetaplah bersama Ayah. Asal ada Liszel, Ayah tidak membutuhkan apapun dan Liszel tak perlu khawatir, Ayah akan melindungi Liszel apapun yang terjadi."

"Terimakasih, Papah."

Aku tersenyum dan membalas pelukan Liszel. "Tentu, Lis."

"Tapi Pih, aku ingin menikah!"

***