Terpilih

54 13 17
                                    

        Ikan hiu baca buku
        Selamat membaca readers ku🤗💜

"Kutub Utara saja sudah mencair,hati kamu kapan?"

Suasana di kampus pagi itu bisa terbilang masih sepi.Rose berjalan menelusuri lorong sambil sesekali bersenandung dan tersenyum.Ntah kenapa Dia begitu bersemangat hari ini.

"I have love you for a thousand year, love you for a thousand more"nyanyi Rose,pelan namun bersemangat.

Belum sempat memasuki kelas, langkah Rose terhenti karena suara yang cukup keras terdengar tepat  di belakangnya.

"ROSEMARYE ALLAVAR" panggil Rachel dengan suara menggelegar.

Rose kaget sambil mengerjapkan matanya dengan bingung.Lalu setelah pulih dari kekagetannya,dia menggerutu. "Sudah kubilang berkali-kali jangan panggil nama lengkap ku seperti itu.Memangnya "Rose atau Marye  tidak cukup?"

"Dan sudah gue bilang berkali-kali kalau gue tidak suka nama yang kebarat-baratan," balas Rachel menggantungkan ucapannya lalu dilanjutkan, "Sekarang itu bukan masalah penting.Lihat ini!" ucap Rachel melambai-lambaikan ponselnya tepat di depan wajah Rose.

"Apa itu?”tanya Rose, penasaran.Dia harus mundur selangkah supaya bisa melihat apa yang ditunjukkan temannya itu.
                 
                     PEMERAN UTAMA
 

Silahkan daftar kan diri kamu segera  dan tunjukkan bakat mu!

"Lo harus ikut!"seru Rachel, tegas.

Rose menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Nanti gue temani lo ngedaftar!
Ok"? tawar Rachel, perhatian.

"Ok!" balas Rose sambil mengacungkan jempolnya.

                            * * * 

Dua orang laki-laki bersetelan putih sudah berada di sebuah ruangan yang cukup besar kira-kira 20 menit.Bisa dikatakan raut wajah keduanya berbeda 100%.

"Aku tidak tertarik!" ucapnya, tidak mau tahu.

MARVIN JENSEN,alumni dari Universitas Kejora yang terkenal dengan kehebatannya di dunia acting dan dunia musik.Seisi kampus mungkin sudah mengenalnya dengan sifat  dinginnya yang bersaudaraan dengan Kutub Utara, tidak banyak bicara dan yang paling utama prinsip hidupnya yang mengatakan "peduli itu tidak penting!" Catat itu.

"Apa kamu bersedia?" tanya seseorang sedikit ragu sambil menatap kearah Marvin.

GIO ALENDO,sutradara muda yang kegantengannya masih terbilang kesebelasan dengan kegantengan Marvin.Jangan tanya,Dia juga dikenal banyak orang di seluruh penjuru kota karena kehebatannya dalam menghasilkan sebuah film,yang pastinya terbaik dan bermutu.

Marvin tidak menjawab dan hanya terdiam sambil menatap ponselnya sesekali.

Sebagai seorang sutradara,Gio sudah mengerti tentang  kepribadian dan sifat dari beberapa pemeran utama yang dia pilih.Salah satunya adalah sifat dingin dari Sang Marvin.Walau begitu,Gio memilih untuk tersenyum dari pada emosi atau semacamnya, karena bekerja sama dengan laki-laki berbakat seperti Marvin adalah sesuatu yang Dia banggakan.
Itulah prinsip seorang Gio ALENDO.

"Aku berjanji apapun yang kamu mau pasti akan kuberikan, asalkan kamu mau bekerja sama denganku" ajak Gio, serius.
 
Marvin menatap Gio dengan pandangan yang tidak bisa ditebak.
Sementara Gio berharap bahwa pandangan Marvin adalah pandangan persetujuan.

"Apa kamu bersedia? tanya Gio, hati-hati.Ntah berapa kali Gio menanyakan hal ini kepada Marvin tapi tetap saja hasilnya nihil.
Gio beranjak dari hadapan Marvin dan berjalan kearah sofa tepat di hadapan Marvin.

FALLINGKde žijí příběhy. Začni objevovat