28. Kejutan dari Jisung

Start from the beginning
                                    

Oh astaga! Dalam keadaan seperti ini, kenapa aku malah berpikir kalau iblis itu seperti jin di film Aladdin. Duh, yang benar saja.

Ryujin terlihat bersemangat ketika berhasil menangkap iblis bertanduk itu. Dia lalu melihatku. "Aku berhasil Renjun."

Kuanggukan kepala, senyum lebar aku tujukan untuknya. Namun aku melihat hal aneh. Ryujin terlihat sedikit pucat, keringat membanjiri dahinya.

"Ryujin? Kamu baik-baik saja?" Aku berjalan mendekat ke arahnya.

Ryujin masih sempatnya tersenyum dan menjawab kalau dia baik-baik saja. Dia lalu menyimpan botol kecil yang ada iblis bertanduk di dalamnya ke saku seragam sekolah.

Matanya memandangku sekilas sebelum dia melihat ke arah belakang. Ryujin mengernyitkan dahi.

"J-jisung?"

Aku melotot ketika Ryujin menyebutkan sebuah nama yang tak asing. Kutolehkan kepala ke belakang, melihat sosok Jisung yang berdiri tak jauh dariku.

Di sana, Jisung terlihat senang bertemu dengan Ryujin.

"Ryujin."

Suara panggilan Jisung ke Ryujin membuat otakku tak bisa menebak keadaan. Aku sungguh tidak tahu kalau mereka ternyata saling mengenal seperti ini.

"Jisung, aku merindukanmu." Ucapan Ryujin itu membuat Jisung terlihat seperti ingin menangis.

Detik berikutnya, Ryujin jatuh tak sadarkan diri. Wajahnya pucat dan keringat terus menerus keluar.

"Ryujin!" Jisung berteriak panik. Dan setelah itu, aku ikut merasa pandanganku menggelap.

___The 7th Sense___

Aku mencibir. Sebal sekali rasanya, melihat tubuhku lagi-lagi bergerak dengan sendirinya sementara arwahku melihat dari kejauhan.

"Dasar Park Jisung. Menyebalkan!" Aku mengumpat. Masa bodo deh kalau yang aku umpati itu Jisung. Pasalnya, anak itu tanpa izin lebih dulu masuk ke dalam tubuhku begitu saja dan berlari menolong Ryujin, membawa tubuh Ryujin ke dalam UKS.

Jisung bahkan menggunakan tubuhku untuk terus menggenggam Ryujin ketika di sana sedang ada y/n.

Aku tersenyum miris ketika melihat ekspresi wajah y/n seakan berpikir kalau perkiraan dia benar. Dia pasti semakin yakin kalau aku menyukai Ryujin karena menolongnya. Padahal yang melakukan itu adalah Jisung, si bocah menyebalkan yang seenaknya mengambil alih tubuhku.

"Park Jisung!" Aku menggeram kesal. Di sampingku, Jaemin dan Felix menahan tawa. Mereka sepertinya senang melihatku menahan amarah begini.

"Renjun, sepertinya kamu menyukai y/n." Jaemin berucap tiba-tiba, membuatku refleks menoleh ke arahnya.

"Hah?"

Jaemin melambaikan tangan. "Nggak usah kaget, aku tahu dari tatapanmu ke y/n dan Jisung di tubuhmu. Kamu seperti takut kalau y/n akan cemburu melihat tubuhmu dekat dengan Ryujin."

"T-tidak. Aku tidak," elakku. Tentu saja aku tidak ingin jujur karena tidak ada yang boleh tahu kalau aku menyukai y/n.

Jaemin mengangkat bahu. "Yah, kamu memang tak ingin jujur ternyata. Tapi tak apa, aku tahu kalau kamu menyukai y/n."

"Hahahahhaa." Terdengar tawa dari sisi lain.

Aku melotot ketika mendapati Felix tertawa dengan suara beratnya.

"Eh? Maaf." Felix menutup mulut, menghentikan tawanya.

"Apa yang lucu hah!" kesalku.

Felix berusaha menahan tawanya. "Melihatmu menyukai orang lain, Huang. Itu lucu. Aku tidak pernah melihatmu menyukai orang lain selama aku bersamamu."

"Yak! Ingin kulempar hah?"

"Hei hei, sudah. Jangan ribut." Jaemin menengahi kami. "Kupikir lebih baik kita mencari cara untuk mengeluarkan roh jahat dari tubuhku supaya aku bisa kembali masuk ke sana."

Ahh benar juga. Aku hampir lupa kalau Jaemin masih hidup dan harus kembali ke tubuhnya.

"Kita bisa melakukan itu dengan bantuan Ryujin. Aku bisa melakukannya, tapi aku butuh bantuan, jadi kita harus menunggu dia sadar."

"Baiklah."

Setelah itu tak ada percakapan lagi di UKS. Aku, Jaemin, dan Felix memilih diam memandangi Jisung -yang masih di tubuhku- dan Ryujin.

Lima belas menit kemudian, Ryujin tersadar dan membuka mata. Kulihat Ryujin menyadari tubuhku di sisinya. Dia terlihat kaget sampai kemudian tatapan matanya jatuh padaku yang sedang dalam sosok arwah.

Aku benci mengakui ini, tapi aku langsung saja berucap, "Yeah, kamu tahu. Tubuhku diambil alih oleh Jisung."

Ryujin tidak berkata apapun, dia tampaknya mengerti. Lalu setelah itu Ryujin menatap Jisung -yang masih di tubuhku-. Ryujin mendekat perlahan dan memeluk tubuhku.

Ahh tidak!

Kulihat ke arah y/n yang nampak tersenyum tipis. Dia lalu melangkah keluar UKS tanpa sepengetahuan Ryujin dan Jisung.

Sialan.

Park Jisung memang menyebalkan.

Bocah itu melakukan hal yang tak kuduga sama sekali. Apalagi hubungannya dengan Ryujin yang baru aku tahu lima menit kemudian.

Jisung bilang, dia dan Ryujin saling mengenal, mereka bahkan memiliki hubungan lebih dari teman.

Astaga! Ini benar-benar kejutan dari Jisung untukku.

___The 7th Sense___

.
.
.

To Be Continue

Jangan lupa dukungannya semua^^

The 7th Sense | HRJ x You ✔Where stories live. Discover now