25. Usaha Kembali

Start from the beginning
                                    

"Kita kemana?" tanyaku. Aku masih dilanda kepanikan perihal tubuhku yang sekarang dibawa y/n. Aku takut kalau nanti tubuh itu diisi roh jahat dan menyakiti y/n.

"Apartemen y/n."

Aku tidak bertanya lebih jauh setelah mendengar jawaban Mark. Kuputuskan untuk mengikutinya saja.

Pintu lift terbuka di lantai ke sepuluh, Mark melayang keluar, aku mengikutinya, sedikit melirik ke arah orang yang menaiki lift bersama kami. Wajahnya terlihat bingung ketika pintu lift mendadak terbuka di lantai yang tidak dia inginkan.

Ahh, maafkan aku dan Mark yang sudah membuatmu kebingungan.

"Ayolah, Huang. Apa yang kamu lihat? Cepatlah!" Suara Mark terdengar sedikit jauh.

Begitu aku melihat ke depan, Mark sudah berada di ujung lorong apartemen, berhenti di depan sebuah pintu bertuliskan nomor 1023.

Aku lantas berlari kencang ke arahnya, sedikit terengah ketika Mark menunjuk pintu di depannya. "Ini apartemen y/n. Ayo masuk." Mark menembus pintu y/n lebih dulu.

Bersyukur, aku bisa memiliki kemampuan menembus benda mati seperti orang yang telah meninggal. Jadi, aku dengan mudah menerobos pintu apartemen y/n.

Aku melihat Mark terus melayang masuk ke sebuah ruangan, kuputuskan mengikutinya tanpa bertanya lebih jauh. Menembus pintu bercat putih, Mark lantas berhenti, dia menolehkan kepala padaku, membuatku melihatnya lalu mengalihkan pandangan ke sesuatu di depan.

Pemandangan yang kulihat pertama kali ketika masuk adalah y/n tengah duduk di lantai, memandangi tubuhku dengan tatapan khawatir.

Ada selang infus di tanganku, sementara cairannya tergantung di tiang sisi tempat tidur.

Astaga, apa y/n sedang berusaha menyelamatkanku? Mengapa dia terlihat seperti tak ingin aku kenapa-kenapa padahal kita tidak terlalu mengenal satu sama lain?

Diam-diam, aku merasa jantungku kembali berpacu lebih cepat. Aku sadar perasaan yang aku rasakan saat ini, hanya saja, aku tak bisa menerimanya. Terlebih lagi posisi y/n di sini adalah tunangan dari seorang arwah yang meminta pertolonganku.

Ayolah Huang Renjun, kamu tidak boleh terus memiliki perasaan ini. Aku menggelengkan kepala kuat-kuat.

"Yak Huang! Mau sampai kapan berdiri di situ? Cepat masuk ke dalam tubuhmu!" Seruan Mark menyadarkanku dari lamunan tentang y/n. Ahh, aku bahkan melupakan tujuan awalku mencari y/n.

Baiklah, untuk sekarang ini aku harus masuk ke dalam tubuhku lebih dulu agar tidak ada arwah lain yang masuk.

Kakiku melangkah mendekati tubuh, saat beberapa langkah lagi sampai, tiba-tiba ada sebuah asap hitam muncul di samping y/n. Asap itu kian lama kian membumbung, hingga akhirnya menunjukan sebuah sosok yang sedang aku hindari kehadirannya.

Oh tidak! Sosok bertanduk itu sudah datang. Dan dia, dia membawa arwah lain yang memiliki mata merah. Parahnya lagi, aku mengenal sosok arwah itu.

Mulutku terbuka, mataku melebar. Gila!ini tidak bisa dibiarkan. Tidak mungkin!

Sosok arwah yang di bawa si hantu bertanduk adalah mantan tunangan Irene nuna yang tewas dalam kecelakaan.

"Huang! Cepat masuk!" Teriakan Mark kembali menyadarkanku.

Aku segera berlari mendekat ke tubuhku, bersiap masuk ke dalam ragaku ketika sosok bertanduk melayangkan kekuatan besar ke arahku. Jiwaku terpelanting jauh, terpental beberapa meter keluar apartemen y/n. Kini aku merintih kesakitan di lorong apartemen lantai sepuluh.

Dadaku sesak sekali rasanya, napasku tersendat. Aku tidak bisa menyerah di sini. Aku tidak akan membiarkan arwah jahat mengambil alih tubuhku. Aku harus menyelamatkan diriku sendiri, baru setelah itu aku bisa menyelamatkan Jaemin, Jisung, dan Felix.

Dengan tekad kuat, aku kembali memasuki apartemen y/n. Apa yang kulihat di sana adalah, aku sudah sadarkan diri, dan y/n tengah memelukku.

Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya, aku telah gagal mengambil alih tubuhku dari arwah jahat.

Aku gagal.

Dan sekarang, arwah jahat di dalam tubuhku pasti akan melakukan balas dendam ke Irene nuna. Atau yang lebih buruk, arwah jahat itu ikut memanfaatkan y/n dalam melakukan aksi balas dendamnya.

Ya Tuhan, aku tidak ingin y/n mengalami hal sulit hanya karena arwah jahat.

Ini semua salahku. Aku membuat y/n menghadapi situasi yang sulit.

Semua terjadi karena y/n mengenal orang yang bisa melihat arwah sepertiku. Seharusnya aku tahu, sejak awal, aku tidak boleh dekat dengan siapapun. Karena diriku, bisa menjadi penyebab orang lain terluka.

Tanpa sadar, air mata menuruni pipiku. Aku menangis dalam diam. Tidak ada yang tahu aku menangis. Yeah, lagi pula, siapa yang ingin melihat jiwa lemah sepertiku menangis? Bahkan hantu saja tak ingin.

___The 7th Sense___

.
.
.

To Be Continue

Jangan lupa dukungannya semua^^

The 7th Sense | HRJ x You ✔Where stories live. Discover now