O1 • Alisha dan Pesawat Kertas

20 10 0
                                    

•Karya Rasa•
Celedonitha

•••


Alisha masih ingat kalimat yang ia tulis di pesawat kertas pertamanya dulu.

Arka mau jadi atlet bulutangkis”


Kalimat itu Alisha tulis di sebuah kertas yang lalu dilipat menjadi sebuah pesawat waktu ia masih berumur lima tahun dulu. Dan itu adalah pesawat pertamanya, pencetus ide itu sendiri adalah abah.


Dulu Alisha atau dia sendiri lebih suka disapa dengan asma Arka itu bertanya pada abah, apa yang abah cita-cita kan. Abah menjawab kalau cita-cita abah itu mau jadi tentara, waktu itu Arka sempat protes dengan jawaban yang abah berikan.

“Kan, abah udah jadi tentara”
“Ya, berarti udah kesampean, lah. Itu, kan cita-cita abah jaman baheula”
“Oh.. Gimana caranya cita-cita abah bisa kesampaian, bah?”

Abah menjawab kembali pertanyaan Arka setelah ia selesai menyesap kopi hitam tanpa gula miliknya, “caranya, abah ambil kertas terus abah nulis ‘Edwin mau jadi tentara' terus kertasnya abah lipet jadi perahu abis itu abah hanyutin, deh di sungai”

“Ih! Arka juga mau atuh, bah” ucap Arka dengan penuh semangat sore itu di teras rumah, “eh, tapi, kan disini gak ada sungai, bah. Padahal Arka juga mau cita-cita Arka terwujud kayak abah” Sebuah semangat yang tadinya begitu berapi-api menjadi redup begitu saja, Arka kecil murung kala itu.

Abah yang tak tega melihat putri sulungnya itu murung pun mencetuskan sebuah ide, “abah ada cara lain” ujarnya.


Arka yang tadinya menunduk pun mengangkat kepalanya menghadap pada abah dengan ekspresi penuh tanya yang kelihatan begitu menggemaskan, “gimana caranya, bah?”

“kamu ambil kertas sama pensil terus bawa kesini” begitu jawab abah yang lalu mengambil satu buah ubi goreng yang masih panas yang digoreng oleh tangan penuh cinta milik bunda.

Arka pun mengangguk lalu masuk kedalam rumah mengambil barang yang abah minta tadi tanpa tanya dan tanpa kata apapun lagi. Setelah Arka mendapat apa yang abah maksud tadi gadis kecil itu kembali pada abah, “ini, bah” ujarnya.


Abah pun bangkit dari duduknya setelah menandaskan kopi hitamnya lalu mengajak Arka untuk duduk di beranda yang ada di halaman.


“coba kamu tulis cita-cita mu di situ, dah pandai nulis, kan kamu”
“OH! UDAH DONG, KAN DIAJARIN SAMA ABAH
“ehh.. Biasa aja dong, teh. Gak perlu teriak” tegur abah.
“hehehehe, semangat, bah”
“ya, udah. Cepet kamu tulis” perintah abah yang lalu segera Arka kecil itu laksanakan.


Arka.. Mau.. Jadi.. Atlet.. Bulutang..kis, itu cita-cita mu?” tanya abah setelah membaca apa yang Arka kecil tulis di kertas putih polos tanpa garis itu.

“Iya, Bah! Arka mau jadi seperti ibu Susi Susanti” jawab Arka dengan penuh semangat dan juga tawa yang menggemaskan.

Uwiiihh, apik oge cita-cita mu, abah dukung kamu seratus persen”ucap abah dengan kekehan.


“Terus ini gimana, bah?”
“Ini di lipat jadi pesawat”
“tapi Arka gak bisa bah”
“sini, abah ajarin”

Karya RasaOn viuen les histories. Descobreix ara