PRANG!

Demi Tuhan! Kris harap dapurnya baik-baik saja sekarang!

Saat sampai di dapur, Kris melihat jejak basah di lantai, di meja makan, bahkan di pantry. Sendok dan garpu bertebaran di lantai, dan sepertinya suara jatuh tadi berasal dari wadah sendok dan garpu yang tersenggol badan montok Hoseok sampai isinya kini berantakan di lantai.

Pelaku yang membuat kerusuhan itu sekarang bertengger di atas kulkas, bergidik untuk mengeringkan tubuhnya sendiri sampai airnya menyiprat ke mana-mana termasuk wajah Kris. Setelah itu mengeong dengan suara riang.

Kris menghela napas, dia berjalan mendekat ke arah kulkas dan mengulurkan tangannya ke atas. "Jangan di situ nanti jatoh, ayo sini, kita keringin dulu itu semua badan kamu kan basah.." bujuk Kris penuh kesabaran.

Karena Hoseok tidak mau turun dan malah berancang-ancang ingin melompat ke arah rak lainnya, Kris buru-buru meraihnya sebelum hal mengerikan itu terjadi. Hoseok mengeong keras, akan tetapi Kris lekas membawanya ke kamar dan membungkusnya menggunakan handuk.

 Hoseok mengeong keras, akan tetapi Kris lekas membawanya ke kamar dan membungkusnya menggunakan handuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Diem, sebentar-- mau ambil hair dryer dulu." Kris berlari ke arah laci di meja rias, mengambil hair dryer dan kembali ke arah ranjang di mana Hoseok yang mengeong keras karena tubuhnya dibelit handuk.

"Haha, iya-iya, sabar sebentar." Kris tertawa sembari membuka bungkusan selimut dan mulai menyalakan hair dryernya untuk mengeringkan tubuh Hoseok. Si kucing memejamkan sebelah matanya dengan cara menggemaskan karena angin yang keluar dari benda yang dipegang Kris.

Lucu (T_T) Kris bisa membayangkan airmata imajiner yang kini membanjiri wajahnya setelah melihat ekspresi yang ditunjukan Hoseok.

"Udah selesaaai~" Kris terkikik senang setelah seluruh bulu di tubuh si kucing kering. "Tunggu ya, mau simpen handuk sama hair dryernya dulu. Abis itu kakak buatin susu."

Kris melenggang ke arah meja rias untuk menyimpan hair dryernya-- menoleh sebentar ke arah Hoseok yang ternyata sedang duduk manis di ranjang, berlagak seolah kucing manis yang penurut. Kris sontak tersenyum gemas sebelum berjalan ke arah kamar mandi untuk menyimpan handuk.

Nah, selama Kris berada di kamar mandi Hoseok melompat turun dari ranjang dan berjalan keluar dari kamar. Karena kamar lantai ada jejak-jejak basah karena ulahnya tadi, dengan cerdiknya dia berjalan melewati bagian basah agar tidak mengenai kaki-kakinya yang bersih.

Kucing oren itu melihat sekeliling dengan mata yang bersinar, tampak antusias dengan tempat tinggal barunya itu. Empat kaki pendeknya bahkan sudah melangkah semangat ke sana kemari. Menaiki meja yang terdapat beberapa guci-guci cantik-- karena tubuhnya yang gembul, alhasil saat melewati guci antik dengan ukiran indah itu ia tidak sengaja menyenggolnya.

PRANG!

Jatuh ke bawah dan pecah. Hoseok hanya memandangnya dengan polos, lalu melompat turun dan berlarian ke arah ruang tengah.

Kris datang tidak lama kemudian, ia hanya menghela napas berat melihat barang antik kesayangannya sudah pecah dan berhamburan di lantai. Pertama-tama Kris melewatinya dulu, ia harus menemukan kucingnya, memberinya susu dan sebisa mungkin membuatnya tidur siang.

"Hoseok? Kamu yang pecahin guci? Kenapa gak hati-hati jalannya?" Kris bersuara lembut sembari berjalan ke arah ruang tengah. Mencari si kucing aktif.

Merasa dipanggil si kucing yang sedang duduk di atas meja yang terdapat beberapa bingkai foto lantas menoleh, hanya sebentar karena sepertinya dia penasaran dengan gambar yang berada di bingkai-- satu kaki depannya terangkat, hendak menyentuh bingkai foto yang jika tersenggol sedikit akan jatuh mengenaskan.

"HOSEOK GAK BOLEEEH!"

Dengar suara keras Kris si kucing terkejut, dia jatuh terjungkal menghantam lantai dengan refleks yang tidak begitu bagus-- karena punggungnya yang jatuh duluan. "MIAAW!"

"Ya Tuhan!" Kris buru-buru berlari, meraih kucingnya yang masih terkejut dan kesakitan. Dia letakkan di sofa dengan hati-hati. "Sakit, ya? Maaf ... Kakak liat punggungnya sini."

Agak sulit untuk memastikan punggung kucingnya baik-baik saja, jadi Kris hanya mengusapnya pelan-pelan guna meredakan sakit. Hoseok mengeong lucu, dan Kris tersenyum sesal telah membuat kucingnya itu jatuh. "Maaf ... Mau susu gak? Kita ke dapur, yuk?"

Kali ini Hoseok menurut saja ketika tubuhnya digendong, dibawa ke dapur dan diletakan di meja makan. Kris sempat pusing melihat dapurnya belum ia bereskan, garpu dan sendok masih bertebaran di lantai kotor.

"Tunggu, ya?" Kris tersenyum untuk memastikan kucingnya duduk manis, dan untungnya Hoseok memang sedang duduk. Sepertinya kapok karena insiden jatuhnya.

Lucu, sih, tapi kasihan.

"Ini, minum susunya pelan-pelan aja, oke?"

Mangkuk susu itu ia geser ke depan kaki Hoseok, dan si kucing sontak mengendusnya terlebih dahulu sebelum menjilatnya.

Selagi Hoseok minum susu, Kris memutuskan untuk membereskan segala kekacauan yang ditimbulkan Hoseok. Mulai dari dapur dulu, lalu ruang tengah, dan juga kamarnya.

Okay, ini baru hari pertama, bagaimana hari-hari berikutnya?

.
.
.
.

TBC


The MeowWhere stories live. Discover now