Chapter 2 : Putri Angsa

Start from the beginning
                                    

Laki-laki berjubah hitam menyeringai. "Let's make this quick."

Ia kemudian melesat dan menembakki para-para Orc itu. Banyak dari mereka yang tumbang.

Saat laki-laki berjubah hitam ini sedang fokus menembakki orc-orc di hadapannya. Ada satu Orc yang berhasil menyelinap dibelakangnya dan langsung menyerang nya.

Dengan sigap, gadis bertudung merah menahan serangan Orc itu, laki-laki berjubah hitam berbalik dan langsung menembakki Orc itu tepat di dahi kepalanya.

Gadis bertudung merah dan laki-laki berjubah hitam saling membelakangi dengan punggung mereka yang bersentuhan.

"Kali ini aku yang menyelamatkan hidupmu."

"Untuk selanjutnya lindungi belakangku, dan aku akan melindungi belakangmu."

"Baiklah!" gadis bertudung merah entah kenapa tiba-tiba menjadi bersemangat. Ia menahan serangan Orc yang ingin mencelakai laki-laki berjubah hitam dengan sabitnya.

Sedangkan laki-laki berjubah hitam tak henti-henti menembakki orc-orc dihadapannya, hingga tidak satupun yang berhasil mendekatinya.

Kombinasi yang sempurna.

Mereka terus bertarung, gadis bertudung merah yang menahan serangan, dan laki-laki berjubah hitam yang memberi serangan.

Tapi para orc-orc itu seperti tidak ada habisnya, gadis bertudung merah mulai kelelahan, dan laki-laki berjubah hitam mulai kehabisan peluru nya.

"Bagaimana ini?! Mereka seperti tak ada habisnya!" teriak gadis bertudung merah.

Putri Odette ragu, apa ia harus mengeluarkan sihir khas milik keluarga Windsor?

Leluhurnya bilang jika orang lain tidak boleh melihat sihir itu. Tapi, keadaan sekarang mengharuskan ia mengeluarkan sihir itu.

Ia tak punya pilihan lain. Ia kemudian mengangkat tongkatnya keatas, mengumpulkan energi sihirnya, dan mengeluarkan seluruh energinya.

"SWAN!!"

Suara jeritan para Orc dan suara lagu angsa mulai terdengar, para Orc yang terkena sihir putri Odette, langsung meringis kesakitan dan tersungkur ketanah.

"Apa itu?!" tanya gadis bertudung merah terkejut.

"Sepertinya sihir putri itu." jawab laki-laki berjubah hitam dengan tenang.

"Cih, ternyata itu sihir milik keluarga Regina, benar-benar dahsyat. Aku harus mendapatkan putri itu!" Orc yang memegang kapak itu langsung menuju putri Odette yang tengah mengeluarkan sihirnya.

"Takkan kubiarkan!" gadis bertudung merah melesat kearah putri Odette dan menahan serangan Orc itu.

Orc itu pun merasa kesakitan akibat sihir itu, ia pun langsung tumbang.

Tapi jangkauan sihir putri Odette tidak mengenai seluruh orc, sehingga beberapa Orc berhasil melarikan diri.

"Jangan harap bisa melarikan diri dari pandanganku." laki-laki berjubah merah mulai meletakkan pistolnya ditanah, dan meraih kotak biolanya.

Ternyata biola itu bisa mengeluarkan peluru, laki-laki berjubah merah berguling kesana-kemari seraya menembakki para Orc itu hingga tak ada satupun tersisa.

Gadis bertudung merah terkagum dengan cara bertarung laki-laki itu. Tapi ia berusaha bersikap biasa.

Kini putri Odette hampir terjatuh ketanah karena kehabisan energi sihir dan langsung di tangkap oleh gadis bertudung merah.

"Hei, apa kau baik-baik saja?" tanya gadis bertudung merah.

"Ya, aku baik-baik saja. Aku hanya kehabisan energi."

The Little Redhood and The Vagrant PoetWhere stories live. Discover now