BERTEMU

145 70 367
                                    

"Saya tidak pernah takut ketika saya bertemu mereka yang buruk rupa dengan tubuh tak lengkap dan mengambang. Tapi pertama kali bertemu denganmu, saya tahu kamu berbeda. Terlalu berbeda bahkan dapat menyakitiku." ~ Kanaya.

=====

Jangan lupa play videonya, biar tambah serem.

Absen pertama komen di sini dong, biar tahu pembaca dari mana saja.

=====

Dimulai dari sini.

=====

Hujan badai membasahi pekarangan rumah Kanaya Saraheta, petir menyambar dimana-mana dan selalu terdengar keras di telingga Kanaya. Di sudut kamar, Kanaya meringkuk ketakutan dengan suara petir itu.

"Tenang."

Manusia tanpa kepala ikut duduk di samping kanan Kanaya dan menenangkannya, Kanaya merasa sedikit tenang walaupun masih gemetar ketakutan.

Sebuah kepala tanpa badan di sebelah kiri Kanaya tersenyum untuk menenangkan Kanaya yang masih sedikit ketakutan. Meskipun senyum sebuah kepala tanpa badan di sebelah kiri Kanaya terlihat menakutkan tapi masih bisa membuat Kanaya lebih tenang.

Hujan deras mengguyur komplek perumahan tempat Kanaya tinggal sejak sore hari. Kanaya yang saat ini berusia 14 tahun entah bagaimana sedikit takut dengan kedatangan hujan dengan petir. Apalagi kondisi saat ini dia sedang berada di rumah sendirian.

"Hihihi."

Suara tertawa terdengar di telinga Kanaya, dia mendongakan kepalanya dan melihat hantu di rumah tetangga sebelahnya sedang bermain di kamarnya.

Kertas berisi gambar-gambar Kanaya sekarang berserakan di seluruh sudut ruangan. Kanaya melirik sekilas dan saat ini merasa tidak peduli dengan kondisi kamarnya yang dibuat berantakan oleh hantu tetangga itu.

Sejak kecil tidak tahu mengapa Kanaya selalu merasa ketakutan dengan hujan, dia merasa bahwa akan ada sesuatu yang datang dan melukainya.

Sebuah selimut terbang ke arah Kanaya yang saat ini berada di sudut kamarnya. Dengan cekatan Kanaya menangkap selimut itu dan menutupi tubuhnya.

Ceklek!

Pintu kamar Kanaya terbuka sendiri, hawa dingin menyusup hingga membuat tubuh Kanaya gemetar. Tidak tahu karena alasan apa, Kanaya saat ini merasa ketakutan.

"Ada aroma darah salah satu mereka di sini."

Suara itu terdengar lirih dan lembut hingga memasuki pendengaran Kanaya. Dia semakin ketakutan dan berusaha untuk tidak terlihat di sudut kegelapan kamarnya.

Kanaya merasa bahwa sosok yang saat ini memasuki kamarnya bukan sosok yang baik dan bisa melukainya. Melukai? Kanaya berpikir berulangkali dan menggelengkan kepalanya.

Tidak ada dari mereka yang tak terlihat dapat melukainya, sekalipun berpikir demikian tetap saja Kanaya tidak akan menampakan dirinya saat ini.

Hush!

Hembusan udara dingin melewati bagian depan selimut yang digunakan untuk menutupi Kanaya.

Homes : Dark RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang