Bagian Lima Belas (SWM)

536 51 5
                                    

"Jangan dengarkan Jerry dan Hans, aku tidak seperti yang mereka katakan," ucapnya seraya menoleh pada Keisya yang dari tadi diam. Makan malam mereka terasa hambar. Aero tidak suka itu.

Keisya hanya mengangguk pelan.

"Katakan sesuatu." Aero merasa seperti tersangka yang benar-benar diabaikan pembelaannya.

"Kei?"

"Aku sudah selesai." Keisya beranjak dari duduknya kemudian menuju wastafel, membersihkan perkakas makannya.

Sementara itu, Aero mengepalkan tangan. Dia berencana melancarkan pembalasan pada kedua sahabatnya.

...

Di kamar, Keisya tengah melihat-lihat katalog jam tangan pria. Dia tidak marah atau terbenani oleh pernyataan Jeremy atau Hans mengenai Aero. Itu masa lalu. Dia justru sedih karena tidak tahu apa-apa tentang orang yang menikahinya itu.

Bahkan ulang tahunnya saja harus diingatkan.

Keisya memeriksa buku tabungannya, mencocokkan mana yang paling pas dengan nominal di katalog tersebut. Namun jangankan cukup, mendekati saja tidak.

Tabungannya tidak ada seberapanya dari harga-harga jam tersebut.

Keisya mengacak rambutnya frustrasi.

"Pantas saja uang tiga ratus juta tidak ada artinya, harga satu jam-nya bahkan lebih." Keisya bermonolog. Merasa sangat-sangat-sangat miskin.

Gadis itu pernah melihat koleksi jam milik Aero di rumah utama, tepatnya sesaat sebelum hari pernikahan. Mendapati jumlah yang sangat banyak, Keisya berpikir suaminya penyuka benda tersebut.

"Ah ya, mungkin Nathalie bisa memberiku saran?" Buru-buru Keisya mengambil Handphone, menghubungi sepupu jauhnya Aero.

"Nath, ini aku."

.............

"Tidak, bukan hal yang penting. Aku cuma butuh saran."

.......

"Eummm ... ini soal hadiah untuk seseorang."

.......

"Kamu mau menemaniku? Benarkah? Baiklah, besok temenin aku ya."

........

"See, you." Keisya menutup percakapan dengan beban yang lebih ringan. Setidaknya kalau bukan jam tangan, dia bisa memberi sesuatu yang bisa dijangkau olehnya.

...

Keesokan harinya....

"Sekarang gini deh, lo itu mau nyari apa? Kita udah keluar masuk toko, dari ujung sana ke ujung sini, perasaan enggak ada yang pas!" Nathalie berseru gemas.

Nathali memang senang akhirnya Keisya menganggapnya teman. Dia antusias sekali saat diajak keluar dalam rangka mencari hadiah yang katanya untuk seseorang, tapi seseorang siapa tidak dijelaskan dan benda apa juga tidak disebut.

"Eummm ... aku sendiri bingung mo nyari apa?"

"Lah?!" Nathalie sampai terlihat tidak anggun karena menganga tidak percaya oleh apa yang didengarnya barusan. Sia-sia sudah dia jalan ke sana ke mari dari tadi.

"Hadiah buat siapa sih?" tanya Nathalie pada akhirnya, dia sebenarnya kasihan melihat kebingungan Keisya.

"Om Aero," jawab Keisya lirih

"Siapa?" ulang Nathalie karena tidak mendengar dengan jelas.

"Om Aero!"

Satu detik - dua detik - hingga tiga detik terjadi keheningan sampai pada meledaknya tawa Nathalie.

STAY  with  MeWhere stories live. Discover now