Para manusia menyebalkan

1 1 0
                                    

      Sesampainya mereka di KFC mereka segera memesan makanan,setelah makanan sampai mereka segera memakannya dengan gembira dan tawa riya,namun tiba-tiba tawa mereka memudar saat datang segerombol remaja laki-laki china dengan sangat riuh,Mereka sangat terganggu akan hal itu,hingga Thalia kehilangan selera makannya.

      Dengan percaya diri nya dia berdiri dan meneriaki mereka agar diam dan tidak membuat keributan yang sangat mengganggu,"eh Tha mo ngapain lo?" tanya Intan saat melihat Thalia berdiri.

"Gue mau neriakin mereka biar diem"kata Thalia dengan nada sangat kesana.

"Gila lo ya,eh Tha mereka laki-laki bego',malu lah"kata Putri tak kalah sewotnya dengan Intan.

"Ga perduli gue mau laki-laki kek mau aki-aki kek selama mereka ganggu ketenangan gue bakal gue marahin"balas Thalia tidak memperdulikan kedua temannya dan terus melanjutkan aksinya.

"eh kalian di sana,bisa diem ga sih,berisiknya kalian ngalahin burung beo tau ga" teriak Thalia dengan kesal.

      "Eh sapi gendut emang kenapa kalo kita ribut di sini,kaya punya lo aja ni tempat" kata salah satu di antara anak china itu,mereka dapat berbahasa Jakarta dengan fasih dan tanpa ada logat ke chinaan,sepertinya dia sudah sangat lama atau mungkin dia lahir di Jakarta ini.Tanpa memperdulikan Thalia lagi merekapun kembali ribut seperti semula bahkan lebih riuh dari sebelumnnya.

"Kurang ajar tu bocah,gue imut kaya gini di bilang sapi gendut"kata Thalia sambil duduk dengan hati kesal.

"Apa kata kita berdua,nah gini ni susahnya punya temen kepala batu,ngebatu mulu kalo di kasi tau"cerca Putri kesal

  "Lo sih ga percaya di kasi tau,nah kena hina kan lo,baru deh sekarang sakit ati"kata Intan tidak kalah kesal pada sahabat nya satu ini,"iya deh iya maap,ya udah deh gue udah ga napsu mau makan, gue mau cuci tangan aja"kata Thalia dan segera beranjak dari tempat duduknya dan segera menuju westafel untuk mencuci tangannya.

     Tiba-tiba salah satu di antara remaja china itu berisik pada temannya,"coba lo ikutin cewek itu mau kemana" Dengan cepat temannya pun segera mengikuti Thalia.
       Ternyata Thalia pergi ke westafel,dengan pura-pura mau ikut cuci tangan remaja china itu terus memperhatikan Thalia.
'ni bocah kerasukan paan sih,serem bener ngeliatin orang ampe segitunya,ga perna liat cewe gendut kali ya' batin Thalia sambil bergidik ngeri Thalia segera pergi dari westafel tersebut.

       Sesampainya Thalia di tempat duduknya, tiba-tiba semua remaja china itu berdiri dan berbaris,ternyata mereka ingin berfoto dan Thalia pun terhadang oleh mereka dengan kesal Thalia menunggu mereka berfoto dan ternyata mereka bergantian memotokan temannya "ya Allah ni manusia sipit di tunggu malah ngelunjak,awas-awas gue mau lewat" kata Thalia dengan ketus sambil mendorong segerombol remaja china yang sedang berfoto dengan kuat. "Hooooooo..." sorak seluruh remaja china itu pada Thalia,dengan santainya Thalia terus saja berjalan tanpa memperdulikan mereka yang terus mengumpat dan menyorakinya.

      Teman Thalia pun melanjutkan makan mereka sedangkan Thalia menghabiskan minumannya,tanpa Thalia sadari ada salah satu di antara remaja china itu yang terus memperhatikannya, "eh Tha lo sadar ga" tanya Intan tiba-tiba memecah keheningan di antara mereka
       " paan" kata Tgalia masih dengan nada sedikit kesal.

"Coba lo liat deh,tu bocah ngeliatin lo terus tau ga" kata Putri sedikit antusias.

"Yang mana?"

"Itu yang paling ganteng"

"Ish apaan sih,jelek gitu di bilang ganteng" kata Thalia denga ketus.

Thalia dengan salah satu remaja china itu pun saling bertatapan setelah beberapa detik Thalia segera memelototi orang yang sedang memperhatikannya itu bukan takut dia malah tersenyum,melihat dia tersenyum Thalia semakin membesarkan matanya dan memasang wajah paling juteknya.

Tanpa Thalia sadari diam-diam remaja itu memfoto Thalia dengan wajah sumringah,lalu remaja china itu mengambil tisu di depannya dan segera menulis nomor telponnya di sana.

Para remaja china itu pun segera beranjak untuk pulang remaja china yang memperhatikan Thalia itu dan temannya pergi paling akhir lalu remaja china itu menyuruh temannya untuk memberikan itu ke Thalia.

"Nih"
"eh apaan nih"
"Udah ambil aja"
"Ga mau ah" namun remaja china itu malah menaruhnya di depan meja Thalia dan meninggalkan Thalia begitu saja.

"Gimana kata dia yang memberi Thakia nomor telponnya"

"Tenang aja udah kok" kata temannya
"Yes,ya udah yuk pulang"

"Ciee yang dapet sesuatu"ejek Intan dan Putri bersamaan
"Paan sih" kata Thalia.

Sesampainya di rumah Thalia...

"Alhamdulillah,sukur orang rumah udah pada tidur" kata Thalia dalam hati,tiba-tiba Thalia teringat denga tisu yang di beri oleh remaja china itu dia pun segera mengambil di saku celananya.

  Setelah di buka ternyata ada nomor telpon di dalamnya"paan sih ni orang" kata Thalia sambil membuang nomor telpon itu di tong sampah kamarnya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Cinta BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang