l i m a b e l a s

Mulai dari awal
                                    

"Eh..ehmm," dia kehabisan kata-kata, aku menyeringai.

"Apa kau mau ak-"

"Tidak perlu aku akan menjadi pasangannya," jawabku memotong kalimat minghao.

"Oh.. baiklah," kata minghao mulai merasa tidak nyaman.

"Apa kau masih ada urusan disini?" Tanyaku padanya, dia menggeleng.

"Apa yang kau lakukan kalau begitu? Pergilah," suruhku dengan tidak santai.

Dia langsung membawa barangnya dan meninggalkan perpustakaan, aku tersenyum sombong dan menatap winwin kembali.

"Acara apa yang kalian bahas tadi?" Tanyaku, dia terdiam.

"Jawab aku winwin," suruhku, moodku sudah hancur sejak pagi.

"Ehm... Acara anniversary kecil dirumah orang tuaku.. aku mau membawa seseorang pergi denganku," jelas winwin dan tatapan gelapku menghilang begitu saja.

"Ajak aku... Aku tidak akan mempermalukanmu," kataku meyakinkan winwin.

"Hm.. kalau begitu jemput aku nanti jam 7 malam," katanya dan meninggalkan diriku di perpustakaan.

Aku tersenyum dan diam-diam meninju angin, akhirnya aku bisa menjadi pasangannya untuk sebuah pesta.

- jam 6:54 malam -

Winwin pov

Aku sudah selesai bersiap-siap dan kerjaanku sekarang hanya menunggu yuta menjemputku.

2 menit kemudian aku mendengar suara ketukan keras di pintu rumahku, aku membukakan pintu dan disana terdapat seorang yuta dengan setelan jas.

2 menit kemudian aku mendengar suara ketukan keras di pintu rumahku, aku membukakan pintu dan disana terdapat seorang yuta dengan setelan jas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Ganteng kan... Ngga? KAmU bUTa bERaRtI [m44p] )

Dia terlihat tampan dan menawan, aku yakin semua wanita bisa langsung pingsan ketika menjadi pacarnya.

( Iya bener.. pdhl bukan siapa-siapa :" )

"Ayolah.. kita akan telat kalau kau terus menatapku," katanya dan aku mengedipkan mataku berkali-kali sebelum keluar dan mengunci pintu rumah.

Kemudian aku dan yuta langsung menuju rumah orang tuaku dengan mobil porsche milik yuta.

"Apa kau meminjam mobil ini?" Tanyaku padanya, dia tertawa.

"Kau mau menghinaku? Aku membeli ini dengan uang tabunganku," jawabnya dan aku mengangguk.

"Maaf kalau aku terdengar kasar," kataku pelan dan dia terkekeh.

25 menit kemudian kita sampai di rumah orang tuaku, yuta memarkirkan mobilnya digarasi atas suruhanku.

Aku menunggu yuta keluar dari mobil lalu memasuki rumah orang tuaku yang besar dan megah.

"Sicheng!" Panggil orang tuaku, paman-paman dan tante-tanteku sudah berkumpul diruang keluarga.

Banyak anak-anak kecil yang bermain lari-larian di rumah orang tuaku apalagi anak-anak seumuranku tidak kalah jumlahnya.

"Ibu!" Panggilku balik, aku memeluk ibuku dan ayahku.

"Oh.. apa ini pacarmu?" Tanya ibuku padaku dan yuta.

"Akan.. akan menjadi pacar sicheng bi," kata yuta sopan, dia dan kedua orang tuaku tertawa.

"Kalian berdua cocok.. panggil aku mama saja nak," kata ibuku dan aku terkejut.

"Ah.. maaf namaku yuta.. nakamoto yuta.. aku pindahan dari jepang," katanya membungkuk sopan.

"Kau sangat tampan yuta.. aku harap kau dan winwin akan bertahan sampai nikah," kata mamaku dan aku semakin terkejut, semudah itukah mamaku memercayai yuta?

"Pasti ma... Aku akan menjaga winwin dengan baik," katanya dan kedua orang tuaku tertawa kecil.

"Oke aku memercayaimu yuta.. jaga anakku," sambung papaku dan rasanya aku ingin pingsan ditempat.

Tidak lama kemudian acara dimulai, yuta terlihat sangat menikmati acara ini. Dia bahkan terlihat akrab dengan para tante dan pamanku.

"Kau sudah berpacaran?" Tanya kun padaku, kun adalah sepupuku.

"Ya.. belum," jawabku dan dia terkekeh.

"Dia cocok denganmu," katanya dan aku menepok jidat.

"Sudahlah.. dia hanya menjaga sikap.. kau belum tahu aslinya seperti apa," balasku pada kun.

"Memang seperti apa ge?" Tanya yang yang penasaran.

"Entahlah.. dia tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata," kataku tersenyum kecil saat melihat yuta bermain dengan sepupu-sepupuku yang masih bocah.

"Oke aku akan memakannya," canda yuta dengan sepupu-sepupuku, mereka terlihat lebih ceria dan energetik.

"Jangan dimakan ge!" Teriak salah satu dari mereka.

"Udah kumakan," kata yuta dan mereka tertawa riang.

"Menggemaskan," kataku pada diriku sendiri, setelah acara selesai aku dan yuta berpamit dan pulang.

Yuta mengantarkanku kembali ke rumah, aku tersenyum sepanjang jalan mengingat reaksi semua orang terhadap yuta dirumah orang tuaku tadi.

"Dia sangat tampan,"

"Badannya atletis aku iri,"

"Dia masih murid sma.. tapi dia sangat menawan,"

"Kita sudah sampai win.. mau berapa lama lagi disini?" Tanya yuta, aku menatapnya.

Entah dorongan darimana tiba-tiba aku memeluk yuta erat, rasanya aku tidak ingin melepaskan pelukan tersebut.

"Terimakasih yuta," kataku pelan dan aku bisa merasakan senyuman kecil darinya.

"Win," panggilnya dan aku menatapnya.

"Bagaimana kalau kita kencan hari sabtu?"

- end -
AYOK TUY.. (halu maap)
.
Siya

punch | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang