BAB 2 MONOCH DAN PARA WRAKH

4 0 0
                                    

Mereka melintasi hutan lebat yang diselimuti kegelapan dan kabut pekat, terang benderang hanya oleh cahaya bulan dan kilau surai Koro's. Hutan itu tampak suram dan menakutkan, dengan pohon-pohon yang berdiri tinggi menyembunyikan kegelapan di baliknya. Perjalanan mereka melalui hutan yang mencekam itu berlangsung lama sebelum mereka menyadari adanya ancaman tersembunyi di antara pepohonan, yang mengintai di balik gesekan daun-daun dan kerangka akar-akar tua yang hampir runtuh ke tanah, terselimuti oleh kabut dan kegelapan yang tak terelakkan. Dalam sekejap, mereka tersadar ketika batu-batu besar mulai menghujani mereka, seolah-olah dilemparkan oleh sesuatu atau seseorang dari balik pohon-pohon tinggi tersebut, disertai suara teriakan yang menyeramkan, penuh amarah dan niat untuk membunuh. Koro's segera mengambil tindakan untuk menghindari bahaya, melakukan manuver cepat sambil bermanuver melawan angin dan mengelak dari batu-batu yang meluncur ke arah mereka. Gomper, yang sempat berlindung dalam pelukan Stradivan, terhempas sekali lagi, kali ini bukan karena keisengan tapi karena keadaan darurat yang mendesak.


"SSTRADIVAAAAN, ARGHHHHH TOLONG AKUUUUUUU!" teriak Gomper dengan panik, berpegangan erat pada surai Koro's sambil bergoyang tak terkendali.

"TENANG, AKU AKAN MENJAGA KITA! PERCAYA PADAKU!" balas Koro's, suaranya bergema sambil dia berusaha mengendalikan situasi, jantungnya berdebar keras menyadari tanggung jawab yang ia pikul untuk keselamatan kedua penumpangnya.

"GOMPER, AKU MENGAMANKANMU, JANGAN KHAWATIR!" seru Stradivan, masih memegang surai Koro's dengan satu tangan sementara tangan lainnya meraih Gomper yang terombang-ambing.

"MASUKKAN AKU KE DALAM BAJUMU... ARGH, TAK ADA WAKTU!" teriak Gomper, tangannya meraih tongkat kristalnya. Dia melambaikan tongkatnya, melantunkan mantra dengan cepat:

"STOVOM, STOVOM, FEGZEHARA KOLOMPRUZ!"

Tepat setelah mantra itu dikumandangkan, sebuah kekuatan pelindung muncul, mengelilingi mereka bertiga. Batu-batu yang dilemparkan ke arah mereka berubah menjadi asap dan lenyap tertiup angin. Setelah situasi reda, Gomper menyimpan kembali tongkatnya, dan dengan cepat, Stradivan menariknya kembali ke dalam bajunya. Mereka berdua terengah-engah, bersyukur atas perlindungan ajaib yang tiba tepat waktu dari Gomper.

Ketika Stradivan menyadari bahwa Gomper telah kehabisan tenaga akibat memakai sihirnya terlalu lama, dia segera berteriak kepada Koro's agar segera mendarat. Namun, dalam perjalanan mereka untuk mencari tempat aman, muncul ancaman baru yang tak terduga. Dari kegelapan malam, suara gerombolan Wrakh, arwah-arwah yang penuh dendam, terdengar mendekat dengan cepat. Jumlah mereka mencapai ratusan dan penampilan mereka sangat menakutkan, mencakup berbagai bentuk dari burung Kapkap raksasa hingga gumpalan asap dan bentuk lain yang mirip Stiragnamar.

Mereka bergerak cepat mendekat, mirip dengan gerombolan lebah yang bersiap untuk menyerang. Lolongan mereka yang terdengar lewat angin malam terasa lebih menakutkan daripada lolongan serigala manapun. Mayoritas Wrakh tampak seperti lembaran kain acak yang mengambang, dengan kepala yang menyerupai labu Halloween dan mata serta mulut yang memancarkan api biru. Tangan mereka yang serupa dengan ranting-ranting pohon oak tua semakin menambah kesan menyeramkan. Mereka terbang dengan kecepatan tinggi mengejar Stradivan dan teman-temannya, mengeluarkan teriakan yang menggema di udara, mengancam akan mendekat dan menyerang mereka.

Ketika para Wrakh mengejar dengan ganas, pemimpin mereka yang memakai mahkota api dan mengendarai Lomwon, cheetah bersayap yang terbang, memerintah pasukannya dengan semangat. Dia menyeru mereka untuk mengejar mangsa dengan pedang tiga mata yang menyala, menambah suasana yang sudah mencekam.

Dalam keadaan terdesak, Stradivan memastikan Gomper aman sementara Koro's, yang sedang diburu, meningkatkan kecepatannya. "Stradivan, pegang Gomper erat-erat, aku akan mempercepat!" teriak Koro's. Mereka berkelit cepat melewati pepohonan dan menyembunyikan diri di balik kabut tebal, berusaha mengelabui para Wrakh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 27 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

STRADIVANWhere stories live. Discover now