Pool - TayNew

110 14 1
                                    

  Langit sudah gelap. Oke, New tidak buta untuk bisa membedakan siang dan malam. Matanya benar-benar masih berfungsi dengan sangat baik. Tidak ada yang salah antara New dan malam hari, kecuali satu hal. Apa yang dilakukan laki-laki montok itu di kolam renang kampus tengah malam begini? Bukan apa-apa sih memangnya New tidak takut hantu?

  Suara gemericik air dari kolam membuat New yang tadinya hanya berdiri seperti penunggu kolam renang menoleh. Di sana. Di dalam air yang jangan ditanya sudah pasti dingin, alasan New ada di tempat ini. Membawa langkahnya mendekat ke pinggir kolam, New kemudian berjongkok menunggu satu manusia yang berenang ke arahnya. Senyum tipis tercipta di bibir merah mudanya. Ugh, menggemaskan.

  Orang yang berenang itu sampai di hadapannya. Kepalanya menyembul keluar dengan badan yang masih berada dalam air. Tawan, laki-laki di dalam air itu, mengernyit melihat New yang tersenyum tipis dengan pipi yang memerah.

  "Kau sakit?" New menggeleng. Tawan semakin mengernyitkan dahinya.

  "Tunggu aku di loker, aku akan menyelesaikan satu putaran dan segera menyusulmu disana"
New mengangguk, kemudian berdiri dan menjauh dari kolam menuju loker.

~TAYNEW~

  Tawan mendekati New yang duduk di bangku panjang di sudut ruangan. Sesekali mengusap rambut basahnya dengan handuk kecil yang mengalung di lehernya. Mendudukkan dirinya di sisi kanan New yang saat ini menatapnya masih dengan wajah yang memerah.

  "Kau ini ken....

  "Aku mencintaimu"

Ucapannya terpotong. Tawan menatap New penuh tanya.

  "Kau....

  "Aku mencintaimu. Apa kau tidak dengar?" New mengeraskan suaranya. Wajahnya kian memerah. Dan Tawan seperti orang bodoh dengan mulut yang menganga. Hembusan nafas terdengar dari mulut New.

  "Aku minta maaf. Aku tidak akan menyembunyikan hubungan kita lagi. A-aku, aku kekanakan dan aku sadar aku menyakitimu" New menunduk. Memainkan jari-jarinya. Tawan mendekat. Menautkan jarinya pada jari milik New.

  "Bicaralah perlahan, aku tidak bisa memahami apa yang terjadi kalau kau terburu-buru begitu" Tawan mengusap jari-jari dalam genggamannya dengan pelan. New menatapnya. Bibirnya bergetar. Sungguh, kalau tidak ingat siang tadi mereka bertengkar, Tawan pasti dengan senang hati menempelkan bibirnya ke bibir merah muda itu.

  "Tadi siang, setelah kita bertengkar, aku bertemu Gun. Gun bilang, kau mengatakan pada Phi Off akan menyerah dariku. Aku a-aku tidak mau kau menyerah Tay" Tawan menarik New dalam pelukannya. Mengusap punggung yang bergetar itu dengan pelan. Jumpol dan mulutnya memang sialan, makinya dalam hati.

  "Tenanglah. Aku di sini. Aku sudah bilang untuk tidak terlalu memikirkan apapun yang keluar dari mulut Jumpol dan kekasihnya. Aku baik-baik saja dengan hubungan kita. Ya walaupun terkadang aku ingin pamer juga di kampus. Tapi, aku sungguh baik-baik saja" Tawan menenangkan. New menggeleng ribut di pelukannya.

  "Phi Off bilang kau akan kembali pada Phi Joss karena Phi Joss masih mencintaimu dan tidak mungkin mengikatmu dalam hubungan backstreet seperti ini. Aku tidak mau kau kembali pada Phi Joss, tidak mau" New masih menggeleng ribut dengan ucapannya yang bergetar. Tawan mengeratkan pelukannya.

  "Kau percaya pada Jumpol?" New mengangguk pelan. Tawan menghela nafasnya.

  "Apa itu artinya kau tidak percaya padaku?" New menggeleng. Mengangkat kepalanya dan menatap Tawan dengan wajahnya yang basah.

  "Aku a-aku hanya tidak mau kau per....
Tawan menempelkan bibirnya pada bibir merah muda New. Memotong ucapan New yang sama sekali tidak masuk akal menurutnya. Sungguh, New benar-benar punya overthinking yang tidak terselamatkan. Beberapa detik kemudian, Tawan melepaskan bibirnya dari bibir New. Mengusap pipi gembil di depannya dengan lembut.

  "Dengar, hubungan backstreet kita bukan paksaan satu pihak New. Kita sama-sama setuju soal itu. Aku juga tidak bisa egois untuk memaksamu memublikasikan hubungan kita. Jadi, berhentilah berpikir berlebihan apalagi bertanya ini itu pada Jumpol dan kekasihnya. Demi Tuhan, mereka hanya akan memberi jawaban yang membuatmu semakin banyak berpikir. Kau mengerti, sayang?" Tawan menatapnya tepat di mata. Dan New menganggukan kepalanya tanpa ragu.

  "Maafkan aku" Tawan menggeleng.

  "Kau tidak salah sayang. Hanya saja otak cantikmu itu yang tidak bisa berhenti berpikir secara berlebihan" Tawan mengusap dahinya sambil terkekeh. New mengerang dengan suara anak kucingnya yang terdengar manja. Ugh, menggemaskan. Tawan mengecup bibirnya sekali.

  "Kita bicarakan dengan santai di apartemen. Aku ganti baju dulu. Okay" Tawan bangkit saat melihat New mengangguk. Tapi tangannya ditahan saat akan melangkah ke arah bilik di sudut yang lain. New mendongak dengan cengiran di wajahnya.

  "Aku mencintaimu"

Fin

Holy Trinity - Taman BungaWhere stories live. Discover now