Namjoon diam sebentar memikirkannya.

"Eomma akan melakukannya sejak dulu jika memang ingin melakukannya, Sayang"

Saera menggeleng cepat.

"Tapi kali ini berbeda, Namu"

"Berbeda bagaimana?"

"Ada Soobin"

Menunjuk ke arah si bayi yang tengah memainkan bola kecilnya.

"Bukankah keberadaan Soobin semakin bagus?"

Saera kembali menggeleng cepat.

"Justru semakin membuatku takut. Eomma bisa saja mengambil Soobin dari kita, Namu"

"Eomma tidak akan melakukannya, Sayang"

"Yang kita bicarakan ini Eomma, Namu. Ibumu yang mengerikan itu"

Namjoon mengusap pelan kepala sang istri. Mencoba membuat wanita itu setidaknya lebih tenang.

"Lalu kau ingin apa?"

"Aku ingin kita cepat pergi. Sejauh mungkin hingga Eomma tidak bisa menemukan kita lagi. Hidup tenang bertiga dengan bahagia seperti sebelumnya. Tanpa dihantui kekhawatiran akan Eomma ataupun Seokjin yang akan mengambil Soobin"

"Sayang. Bukankah itu....berlebihan?"

Saera kembali mendongak dan menatap tak percaya akan balasan yang diterimanya.

"Berlebihan bagaimana, Namu?! Ini untuk kebahagiaan kita juga!"

"Maksudku, Eomma itu Ibuku. Menghindarinya selama ini saja sudah membuatku cukup bersalah. Dan sekarang, saat Eomma sendiri yang datang, kita akan kembali kabur?"

"Mau bagaimana lagi, Namu? Eomma sendiri yang membuat semuanya begini. Eomma ingin memisahkan kita"

"Sayang, Eomma-"

Ting tong~

Ting tong~

Ting tong~

Bunyi bel yang tidak sabaran.

"Siapa ya?"

"Biar aku saja"

Namjoonpun berdiri, namun Saera menggeleng dan mendahului sang suami.

"Aku saja, Namu" ujarnya seraya beranjak ke pintu depan.

Cklek~

"Wah, kita berjumpa lagi ya"

Saera berniat kembali menutup pintu rumahnya, sebelum sebuah tangan menghalanginya.

"Aku ingin bertemu anakku, Jalang. Bukan denganmu. Jadi kau tidak berhak mengusirku"

"Tapi Namjoon sudah menjadi milikku, Eomma. Eomma yang tidak berhak menemuinya lagi"

Dan pandangan Saera kini melayang ke arah orang lain yang hanya berdiri di belakang wanita paruh baya ini.

"Oh, jadi ini orang yang Eomma maksud akan menggantikanku? Hahaha lucu sekali"

"Kau benar. Aku memang lucu, kau saja yang tidak menyadarinya"

"Eomma sungguh ingin melawanku dengan orang ini? Astaga. Eomna sedang melawak ya?"

Wanita paruh baya itu hanya mengedikkan kedua bahunya.

"Lihat saja nanti, siapa yang akan tertawa. Tertawalah sepuasmu sekarang, wanita jelek"

"Sia- Eomma? Seokjin? Ada apa ini?"

Hingga si tuan rumah muncul dengan sosok bayi yang hanya diam saja di gendongan sang ayah.

Mother [NamJin]Where stories live. Discover now