•01• Beginning

Start from the beginning
                                        

"Wah? Aku juga loh! Atau jangan-jangan mereka sudah berencana akan menyatakan perasaannya pada kita secara bersamaan?"

"Tapi kau belum memberitahuku siapa orang yang kau sukai," ujar Aera.

Aku mengerucutkan bibir dan menggerutu. "Hei, bukankah kita sudah sepakat akan memberitahu jika kita sudah berhasil mendapatkan mereka?"

"Iya berisik! aku hanya bercanda," ujar Aera sambil melempar buku kewajahku.

"Eh itu Vernon oppa!"

"Ha? Mana mana?"

"Astaga dia ke kelas kita!"

"Aku harus cantik,aku harus cantik."

Aku dan Aera sontak menoleh ketika mendengar desas-desus keriuhan dari murid-murid perempuan dikelas kami. Seseorang muncul dari balik pintu dan membuat beberapa murid perempuan histeris karena kedatangannya. Aku hanya memutar bola mata malas dan meletakkan kepalaku diatas meja sambil menutup mukaku dengan buku.

"(Y/n)! (Y/n)..."
Aera menepuk bahuku beberapa kali.

"Apa?!" Aku mendengus sebal.

Aera menatapku seolah memberikan kode untuk melihat kearah yang ditunjuknya.

"Apa!?" tanyaku lagi. Aera mendelik kearahku. Mau tak mau aku menoleh dan mendapati Vernon berdiri disamping mejaku sambil melipat kedua tangan didepan dada.

Sejak kapan makhluk ini disini?!

"Apa?" tanyaku pada Vernon dengan nada menantang. Dapat kudengar bisikan-bisikan ghaib dari anak perempuan di sekitarku, tak lupa dengan tatapan tidak suka mereka.

Aera mencubit pinggangku pelan dari belakang. "Bersikap sopanlah sedikit pada senior kita," bisik Aera.

"Halah, sebentar lagi dia akan lulus. Kita yang akan jadi senior," ujarku sebelum akhirnya kembali bertanya pada Vernon. "Kau mau apa?"

Tanpa aba-aba Vernon menarikku keluar kelas dan membuat langkahku terseret-seret. Aku memukul-mukul tangannya agar ia melepaskan tanganku. "Heh lepas! Kau mau bawa aku kemana!?"
Sialnya Vernon terus berjalan tanpa menghiraukanku sama sekali. Aku melihat penanda ruangan didepanku.

Ruang rapat?

Begitu Vernon membuka pintu, tampak meja memanjang yang berbentuk persegi panjang yang biasa digunakan untuk rapat beserta kursi-kursi disisi meja. Ada dua buah kursi dibagian paling ujung, mungkin untuk pemimpin rapat. Vernon menarikku untuk masuk kedalam ruangan lebih dalam lagi. Lebih tepatnya sampai bagian paling ujung meja, dekat dua kursi pemimpin rapat.

"Stop!" Aku menangkis tangannya sebelum akhirnya melanjutkan, "Untuk apa kau membawaku kesini?"

"Diamlah. Sebentar lagi kau akan tahu," ujarnya datar. Dia duduk disalah satu kursi pemimpin rapat dan merapikan beberapa lembar kertas yang berserakan diatas meja.

Ceklek!

Aku menoleh ketika pintu terbuka dan menampilkan seseorang dibaliknya.

"Ohh (y/n)!" Chanyeol melambai dan tersenyum kearahku.

"Ooh? Hai!" Balasku sambil tersenyum kikuk.

Pasalnya aku tak menyangka Chanyeol ada disini. Beberapa orang mulai berdatangan dan duduk di kursi kosong yang ada di pinggir meja, hingga aku menyadari bahwa mereka semua adalah senior kelas tiga yang sebentar lagi akan lulus. Aku mendadak gugup, canggung, ditambah lagi ada Chanyeol. Vernon menyuruhku untuk duduk disampingnya. Garis bawahi, disampingnya. Awalnya aku menolak, tapi dia menarikku hingga terduduk.

Dari sini aku dapat melihat senior-senior kelas tiga sedang berkumpul. Diujung sana ada Chanyeol yang duduk bersama Wonwoo. Walaupun mereka semua senior, aku hanya memanggilnya dengan nama. Mungkin terdengar tidak sopan, tapi karna aku sudah terbiasa bersama Chanyeol, jadi mereka bilang tidak ada masalah. Aku kenal dekat dengan semua senior kelas tiga, kecuali Vernon yang menyebalkan.

Aku selalu menghindari Vernon. Tapi entah bagaimana, takdir seolah-olah selalu saja mendekatkan kami. Lihatlah, aku semakin gugup jika duduk diruangan rapat ini dan berhadapan langsung dengan Chanyeol. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya aku rapat bersama para senior dan duduk berhadapan dengan Chanyeol, ini semua karena perasaanku...

Ahh, lupakan saja. Aku tak sabar, pasti semuanya akan berubah ketika pulang sekolah..

🍁🍁🍁

To be continued..

[Don't forget to vote and comment]

©Copyright2020eclaxx

Everything Has Changed Where stories live. Discover now