Chapter 11

876 54 6
                                    

"Pria sialan itu bercanda denganku!" seru Xander sembari menggebrak mejanya.

Beberapa bawahannya terlihat tersentak saat bunyi gebrakan meja tersebut memekakkan telinga mereka.

"Bajingan!" umpat Xander sembari melihat laporan yang berada di tangannya.

"Tuan, apa langkah selanjutnya yang akan kita lakukan?" tanya salah satu bawahannya.

"Aku akan memikirkannya, kupastikan pria licik itu akan menyesali perbuatannya, kupastikan itu!"

Semua bawahannya terlihat takut akan perkataan Xander dan bergidik ngeri jika saja hal itu terjadi mereka. Ketakutan mereka pun bukan tanpa alasan karena tuan mereka memang semengerikan itu, Xander bukan pria yang bisa diajak bermain aman.

"Tugas kalian sekarang adalah pastikan aset kita tidak lagi terjual seperti itu, pastikan aku pemilik kuat semua aset yang tersisa. Aku tidak ingin mendengar apapun tentang kehilangan lagi. Ubah semua nama kepemilikan dari keluarga D'xario menjadi namaku, persetan dengan mereka. Ia mengibarkan bendera perang pada kita!" perintah Xander yang membuat mereka mengangguk patuh.

"Aku ingin semua aset yang tersisa sudah menjadi namaku, bila perlu aku akan membuat keluargaku sendiri!" seru Xander.

"Baik, Tuan. Kami laksanakan," jawab mereka dan mulai meninggalkan Xander.

Xander masih berdiri di samping mejanya dan menatap kertas laporan yang telah membuat dirinya emosi. Xander bersumpah akan membuat Feligan menyesal atas apa yang telah ia lakukan padanya.

Pria itu lalu mengambil jubah hitamnya beserta topinya. Ia keluar dari ruangannya dan akan pergi ke salah satu tempat yang mana adalah musuh keluarga D'xario. Dia pasti akan membuat Feligan berlutut meminta maaf padanya, ia pastikan itu.

• • •

"Astaga!" pekik Shakira melihat sebuah ruangan yang dibuat seperti perpustakaan yang megah.

Langsung saja Shakira memasuki ruangan itu dan memutari perpustakaan tanpa berhenti terkagum-kagum. Beberapa novel dari era lama tampak menghiasi perpustakaan itu, Shakira mengambil novel itu dan mencium bau kertas lama yang menenangkannya. Tanpa tunggu lama, Shakira segera membaca novel tersebut.

Sebuah novel habis dibaca Shakira dalam waktu dua jam, begitu cepat ia membaca karena asiknya cerita tersebut. Bahkan, Shakira hendak memulai membaca buku berikutnya sebelum Feligan masuk ke ruangan dengan gebrakan pintu.

Mata Feligan langsung menyorot Shakira yang tengah duduk disebuah Sofa dan langsung menghampiri wanita itu.

Shakira yang ditatap tajam tiba-tiba oleh Feligan, spontan berdiri. Saat Feligan berada di depannya, Shakira berdoa agar Feligan tidak melakukam hal-hal jahat padanya, karena ia sangat takut dengan tatapan yang diberikan Feligan.

Feligan mengangkat tangannya menuju Shakira yang mana dibalas wanita itu dengan menutup mata. Tapi, pikiran buruk yang ada di pikiran Shakira tidak terjadi, karena tangan Feligan malah terlampir di pundaknya, membuat Shakira membuka mata.

"Kupikir kau kabur," ucap Feligan dengan nada lega.

Shakira yang bingung cuman membalas dengan mengangguk kecil.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Feligan.

Shakira menunjukan novel dalam genggamanya. "Aku membaca buku, kau sangat beruntung mempunyai semua jenis buku di perpustasakan ini," puji Shakira.

inhibitions of mafiaWhere stories live. Discover now