"Perasaan jangan cuma dipendam, ungkapkan selagi bisa. Jangan sampai lo nyesel di kemudian hari."
-Liam Sebastian
"Reyta." Perkataan Alden mampu membuat mereka semua melongo, sedangkan gadis itu masih sibuk dengan makanannya.
"Ta, lo dengar nggak?" tanya Adela yang duduk di sebelahnya.
"Hah, apaan?" tanyanya polos, "weh Mang Dudung perlu dikasih apresiasi! Siomay nya enak banget! Recommended!" oceh Reyta sambil menyuap siomay ke mulutnya.
"Percuma lo ngajak ngomong dia lagi makan. Nggak bakal konek otaknya," ucap Reyzan kesal.
"Bener banget! Dia kalau udah ketemu es krim coklat sama siomay nya Mang Dudung, lupa sama semua!" ujar Galang kesal, "kita semua yang duduk di sini bagaikan butiran debu."
"Kebiasaan," kata Alden. Ia meraih kotak tissue yang ada di dekat Dewa. "Kalau makan jangan belepotan, Ta. Nanti kalau gua khilaf gimana?"
Reyzan menimpuki Alden dengan kulit kacang. "Heh, Mujidin! Awas aja lo mesum-mesum sama Reyta! Gue giling lo di mesin cuci!"
"Apaan, sih?" ketus Alden.
"Langkahin dulu mayat gue kalau mau mesumin Reyta," hardik Reyzan.
"Gue cuma bercanda, astagfirullah! Bisa kagak dikasih uang jajan, kalau macam-macam sama nih onye. Ya, nggak, Nye?"
"Iya," jawab Reyta. Namun, ia menatap Alden curiga. "Lo tadi ngomong apa?"
"Enggak, udah cepatan makan. Nanti keburu bel masuk," tutur Alden.
"Oke. Lo yang bayar, ya, Al!" sahut Reyta santai. Apa? Alden harus membayar 5 piring siomay?
Reyta memang minta dibunuh.
•••
"Mereka kayaknya berteman udah lama, ya," celetuk Vano sambil mengaduk coffe latte miliknya.
Liam menoleh ke mana arah Vano melihat. "Oh, iya kayaknya. Orang akrab banget."
"Reyta lucu ya orangnya," timpal Ethan tersenyum. Liam dan Vano saling memandang lalu menggelengkan kepala.
"Dari awal masuk sini, lo udah ngincer dia?" tanya Liam.
Ethan dengan ragu mengangguk. "Awalnya, sih, gue cuma ingin tanggung jawab-"
"APA? LO ABIS NGAPAIN SAMA DIA?" teriak Vano membuat mereka menjadi pusat perhatian.
Liam menoyor kepala Galang. "Dengerin dulu si Ethan mau cerita! Jarang-jarang 'kan dia mau terbuka sama kita."
Lelaki itu menarik napas panjang dan melanjutkan ceritanya. "Hari Sabtu itu, gue bawa motor lagi nggak fokus. Gue nggak sadar ada cewek lagi nyebrang. Sempat gue klakson, tapi posisinya gue lagi ngebut. Jadi, nggak sempat menghindar. Alhasil, kesrempet lah dia.
"Gue nyuruh salah seorang dokter buat rawat dia sebelum kesadaran gue hilang. Ternyata udah diselamatkan sama salah satu temannya, kata tuh dokter. Gue kepikiran terus dan ngerasa bersalah. Akhirnya, gue minta Pak Danu buat nyelidikin itu cewek. Dan gue tahu namanya, Reyta Earlyta," jelas Ethan panjang.
"Terus dia marah?" tanya Vano.
Ethan menggeleng. "Nggak sama sekali. Dia malah ngingetin gue buat jangan bawa kendaraan kalau kondisi lagi nggak memungkinkan."
"Gue salut sama Reyta!" papar Liam.
"Gue juga. Dia bukan cewek yang suka drama dan Reyta bukan tipe cewek matre. Pas gue tanya, lo mau apa sebagai permintaan maaf gue? Dia malah jawab, ubah aja sikap lo yang arogan itu."
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Complicated Relationship (On Going)
Подростковая литератураChallenge Nulis 50 Hari Bersama WattSeInd . . . . . Yang paling aku benci bukan kamu yang bersama orang lain. Melainkan, diriku yang tak bisa melupakanmu. Kenapa cinta harus serumit ini? Menyatukan dua hati, lalu membuat satu di antaranya hancur. ...
