Flashback (1)

119 90 30
                                    

Happy reading.

Angin malam yang dingin, menusuk kulit seorang gadis yang duduk ditepi jendela kamar. gadis itu memandang ke depan seakan perjalanan hidupnya tak pernah berhenti dengan damai.

Dia berdiri dan berjalan menuju tempat tidur kesayangannya yang didominasi warna hitam dan abu abu kesukaanya. sama seperti kamarnya, designnya juga menurut warna kesukaannya dan kenyamanannya meskipun masih rumah sewaan, apa ini kebetulan saja? tapi perenovasian ini dilakukan tuan rumahnya dulu sebelum rumah ini disewa oleh keluarga mereka. penghuni sebelumnya juga sudah meninggal, aneh menurutnya.

Dia merebahkan dirinya disana dan menatap langit langit kamarnya yang dipenuhi bintang bintang bersinar -stars glow in the dark-. gadis itu membuang nafas kasar ketika dia teringat saat dia meneriaki sosok tadi, pasti sosok itu terus menggangunya dan meminta bantuan padanya.

Jujur dia sangat risih dulu saat membantu para hantu dan arwah balas dendam. saat masih kecil sekitaran 7 tahun, dia mendapatkan teman hantu, hantu itu sering menemaninya dan bermain dengannya. sampai saat hantu itu meminta bantuan padanya dan itu untuk pertama kalinya dia membantu hantu. Dia membantu hantu itu tapi tidak sepenuhnya karna tentu umurnya belum terlalu cukup.

Mengingat masa itu sungguh hari harinya dipenuhi dengan berbagai masalah dia masuk rumah sakit saat umur 9 tahun karna demam dan depresi. sampai umurnya menginjak 12 tahun di masa SMP saat homeschooling dia sudah jerah dengan segala hantu atau arwah manapun itu yang meminta bantuannya dan mengabaikan segala panggilan mereka.

Terakhir kali dia membantu arwah penasaran, membuat banyak sekali masalah dan musibah yang datang, salah satunya berurusan dengan bandar narkoba. Itu adalah pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan Airin.

FLASHBACK ON

"Hahaha...hahaha udah cukup hahah..haha.....", tawa seorang gadis menggema di sebuah ruangan. "gak mau, meli gak mau berhenti"

"Mel cukup aku udah cape", gadis itu tertawa sampai ngos ngosan "Udah yah", tawa itu mereda menjadi kekehan kecil.

"Yaudah deh aku juga udah lelah", balas meli dengan menaruh kembali bulu kemoceng yang dia cabut tadi.

Gadis yang tertawa terbahak bahak tadi bukan lain adalah airin, dia berumur 11 tahun. temannya yang satu ini sering membuatnya tertawa ria bukan hanya itu, dia menjahili anak tetangga yang mencoba membuly Airin. sampai anak tetangga itu lari ketakutan karna meli menampakkan sosoknya.

Meli adalah sesosok hantu dengan arwah penasaran, dia korban pembunuhan dan penculikan. sebagian tubuhnya dimutilasi, jasadnya juga dibuang dan sampai sekarang belum ditemukan. sama seperti Airin, Meli sebaya dengannya. gadis itu memiliki rambut sebahu dan bermuka manis.

"Airin", sebuah suara lembut memanggil nama Airin.

"Iya"

"Kamu udah ketemu orang yang bunuh aku?", suara lembut itu menurun.

"Belum Mel, kita juga harus kumpulin cukup bukti lagi untuk menemukannya"

wajah Meli berubah menjadi muram, tapi secepatnya dia singkirkan karna tidak mau Airin melihatnya terus ikut sedih.

"Oke nanti kalo kamu udah nemu kasih kabar aku yah jangan nyerah, tetap semangat", ucap Meli membangkitkan semangat.

"Iya kamu juga, kita kan udah setengah jalan, jadi kalo aku nemu bukti lagi pasti dong aku kabarin kamu"

"Mel"

"Kenapa Airin?"

"kalo kita cari orang tua kamu gimana?"

Diam Atau MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang