(Pasar Malam)

934 94 18
                                    

Malam itu adalah malam yang ramai di daerah dataran rendah Sisheng karena pasar malam akhirnya kembali dibuka. Setelah melalui tahap renovasi yang panjang dan beberapa kedai pedagang dirombak sana sini untuk mempercantik tampilan. Banyak orang telah menanti moment itu, pergi bersama orang-orang terkasih untuk menikmati suasana riuh pasar tersebut, aneka pernak-pernik, makanan, perabotan rumah tangga dan banyak lagi dijajakan di sana, sangat memanjakan mata siapapun yang berkunjung di sana.

Tak terkecuali bagi Chu Wanning dan Moran, pasangan shizun dan Murid ini memilih untuk menghabiskan waktu malam minggunya di pasar malam itu. Jangan tanyakan siapa diantara keduanya yang memaksa untuk pergi. Jelas Mo ran lah yang memiliki inisiatif memaksa Shizun.. umm bukan.. bukan.. kekasihnya ini pergi melihat pasar malam tersebut. Dan Chu Wanning hanya pasrah dan setuju ketika tangannya ditarik halus untuk mengikuti langkah Mo ran. 

"Shizun... cepatlah, lihat aku benar kan? pasar ini bahkan lebih cantik dari beberapa bulan yang lalu" sahut Mo ran antusias sambil terus menggenggam tangan Chu Wanning seperti tidak ingin melepasnya dan membiarkan tangan lembut itu menyentuh dinginnya hawa malam.

Mata Chu Wanning menerawang ke setiap sudut pasar. Ia terus memperhatikan gerak gerik orang-orang di sana. Tertawa bahagia, bersenda gurau dan berteriak senang. Semua aura positif  sangat melekat di tempat itu, membuat kedua sudut bibir tipis miliknya melengkung membentuk senyum manis yang samar. 

"Mn.. kau benar" 

Mo ran kembali menarik Chu Wanning lebih dekat ke arah kerumunan, kedai makanan lah yang dituju Mo ran untuk pertama kalinya "Shizun..."

Chu Wanning seakan tahu maksud Mo ran mendekati salah satu kedai cemilan yang ramai oleh pembeli, dan dengan patuh mengikuti Mo ran di belakangnya. 

"Mau yang mana? aku yang bayar", Mo ran tersenyum manis ketika melihat deretan makanan ringan yang menggugah selera di depannya. Ia sudah siap dengan pilihannya dan melirik ke arah Chu Wanning.

"Kue itu sepertinya enak, berikan aku satu", pinta Chu Wanning.

"Baik.. Murid ini akan mematuhinya. Tolong berikan kami kue ini 3 dan yang ini 1"

Pemilik kedai segera membungkus pesanan yang disebut Mo ran dengan sigap, "Ini, tuan"

"Shizun, peganglah", Mo ran menyerahkan sekantung plastik kecil berisi kue yang diinginkan Chu Wanning.

"Kenapa beli banyak?"

Mo ran tersenyum dan mendekatkan wajahnya untuk menatap lebih jelas sepasang mata phoenix di depannya, "Shizun akan menyukai rasanya, makanya aku beli lebih"

Chu Wanning sedikit tersipu melihat tingkahnya dan sesegera mungkin mengalihkan pandangan ke objek lain untuk memulihkan detak jantungnya yang seakan sedang bergejolak senang di dalam dirinya.

Untuk kesekian kalinya tebakan Mo ran tepat, Chu Wanning dengan senang melahap habis 3 kue yang semula hanya ia minta satu. "Shizun menginginkan apa lagi di sini. Aku akan membelikannya".

Chu Wanning mendengus "Kau memperlakukan ku seakan aku tidak punya sama sekali uang huh?"

Mo ran mendadak menghentikan langkahnya dan memperbaiki posisi tubuhnya untuk berjalan sejajar dengan Chu Wanning, "Bukan begitu, aku hanya ingin membahagiakan Shizun ku ini. Tidak perlu mengeluarkan uang, biarkan aku yang melakukannya"

'Membahagiakan Shizun'

Kalimat itu memang sederhana tapi dampak yang ditimbulkan bagi Chu Wanning tidak sesederhana yang dibayangkan. Ia menatap pria yang lebih tinggi darinya itu. Menatapnya lekat dan terus menatapnya. 

[BL] RanWan In Another StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang