Semua yang ada di meja itu tertawa lebar, menertawan ekpersi sialan yang sahabatnya itu berikan ketika kejadian beberapa menit lalau terjadi.

Koo June dan Kim Mingyu-lah yang paling merasa panas dan getol untuk membuli pria yang sering dijuluki si manusia es atau si pangeran kutub itu dengan kejadian yang sukses menggemparkan seisi sekolah. Ya, ini adalah kesempatan emas bagi kedua manusia bermulut lebar itu untuk membuli sahabat sialannya itu.

"Bagaimana rasa bibir wanita Kim itu, apa nikmat?" Pertanyaan gila yang keluar dari wajah stoic milik pria bermarga Cha itu dengan mulus.

Bukan hanya pria bermarga Cha itu yang penasaran dengan rasa bibir gadis seksi incaran semua pria di sekolah ini, tapi semua pria juga merasakan hal yang sama tidak terkecuali keempat sahabat pria Joen itu, yang dengan terang-terangan menunjukan ketertarikannya pada gadis bermarga Kim itu dan dengan sialannya si pria es itu yang justru mendapatkan jackpotnya.

Ya, hidup memang tidak adil jadi biasakan dirimu - Patrick said.

Pria yang sejak tadi menjadi bulan-bulanan teman-temannya, masih asik memainkan game yang ada di ponsel pintarnya, menganggap semua suara yang keluar dari bibir sahabatnya adalah gumpalan uap yang berhembus dan hilang entah kemana.

"Ya, bajingan! Harusnya aku yang mendapat ciuman gila itu, bukan manusia bajingan sepertimu." Koar June merasa Tuhan begitu tak adil padanya. Dialah yang setiap hari berkoar bagaimana seksi dan semoknya wanita Kim itu kepada semua orang dan kenapa harus sahabat rasa esnya itu yang mendapatkan bibir milik model fantasi liarnya? Bukankah itu sangat tidak adil.

"Kau itu pendosa jadi Tuhan malas memberikanmu keberuntungan, sialan!!" Ejek Mingyu menonjok bahu milik pria pemilik deep voice itu dengan keras.

"Anjing teriak anjing, tidak ingatkah pada dosamu yang bahkan bisa dibuat drama azab, huh?" Sahut Junee tidak terima, ingat mereka itu sama. Sama-sama berisik dan sama-sama bajingan, tidak ada yang terlihat mengkilat diantara keduanya.

Jungkook mendorong kursi yang ia duduki, bangkit dari posisinya dan pergi dari grombolan setan yang terus mengoceh hal gila tentangnya.

"Hey, Jung!! Mau kemana kau, huh?"

Jungkook masih melangkahkan kakinya keluar dari kantin sialan ini dengan perasaan malas. Sepanjang ia berjalan semua pasang mata menatapnya tanpa berkedip, seakan mengoloknya atas apa yang terjadi beberapa menit lalu.

Semua ini tak akan terjadi jika bukan karena wanita sialan yang menciumnya didepan umum, ini semua salah wanita itu dan juga dirinya yang justru terpancing dengan ciuman gila itu.

Level up

Gadis bersurai coklat bergelombang itu merapikan rambut miliknya, tak lupa ia memoleskan liptint kebibir sensualnya. Ia lihat pantulan wajahnya dicermin yang selalu ia bawah di kantung seragamnya, gadis bermarga Kim itu bisa melihat bagaimana Tuhan menciptakannya dengan sempurnah, wajah cantik yang menjadi dambaan semua pria dan juga tubuh seksinya yang dipuja oleh semua kaum adam.

Ia sempurnah, ia adalah jelmaan dewi Aphrodite dengan kecantikannya. Tak ada yang bisa mengelak fakta itu.

Gadis bername tag Kim Yerim itu berjalan dengan penuh percaya diri menujuh segerombolan pria yang dipuja-puja hampir seluruh wanita di sekolahnya ini. Tak lupa senyum manis bertengger apik di wajah mulus tanpa jerawat dan pori-porinya.

Yerim sang dewi kecantikan menghampiri sang target mainannya. Dengan seragam pres body yang mencetak jelas lekuk tubuhnya dan rok pendek yang memperlihatkan paha putihnya dengan jelas.

Bagaikan sang bagau yang menargetkan buruannya. Yerim menghampiri sang pria dengan segala pesona yang mampuh membius semua pasang mata yang melihatnya. Dengan senyum yang masih bertengger manis di wajah cantiknya, Yerim mendekati sang target.

"Kau, Jeon Jungkook?" Tanya Yerim pada satu-satunya manusia yang mengelak pesona paripurnanya.

Pria yang sedari tadi asik memainkan ponsel miliknya, merasa tak sedikitpun tergangu dengan kedatangan sang dewi di sekitarnya. Mengabaikan puluhan pasang mata yang menatapnya.

Keempat pria yang duduk disatu meja yang sama dengan pria bernama Jeon Jungkook itu hanya mampu membuka mulut mereka selebar mungkin. Ini adalah pertama kalinya mereka melihat sang primadona berada dekat dengannya.

Euphoria yang meledak disekitarnya tak mampu membuat sang Pangeran Kutub mengalikan perhatiannya dari game yang ia mainkan sejak tadi, bahkan dengan kurang ajarnya ia mengacukan sang bidadari yang berada di depannya.

Yerim menghembuskan napasnya berat, tidak salah jika pria yang dengan bajingannya mengacuhkannya memanglah target buruannya. Benar apa yang dikatakan sahabat sialannya tentang si pria dengan julukan es batu itu.

Bagaikan bom dengan sumbu pendek yang terbakar, secepat itulah si dewi kecantikan akan meledak. Ia bukan tipe wanita penyabar dengan sikap naifnya. Ia adalah Kim Yerim sang dewi cinta dengan segala tingkah unwarasnya. Jadi dengan gerakan cepat jemari lentik itu menarik kerah baju sang pria, membuat tubuh tegap itu menjadi condong ke arahnya. Sebelum umpatan keluar dari bibir tipis pria itu Yerim lebih dulu menyumpalnya dengan bibir seksinya. Memberikan hukuman atas sikap pria itu padanya.

Tbc

Note : Hallo, apa ada yg tertarik dengan cerita ini?

Posesif, Game on. level up !Where stories live. Discover now