xiv. tae? (another ver)

Start from the beginning
                                        

"BTS, kita semua sedang dilanda masalah besar di hadapan army. Jangan membuat masalah kecil seperti ini menjadi besar dengan sia-sia!" Tegurnya lagi.

"Masalah kecil? Lihat, Yoongi hyung mempercayaiku dengan meminjamkan laptop barunya yang mahal. Oh hyung, tolong mengertilah." Rengek Jimin putus asa.

Namjoon menghela nafas berat sebelum melangkah mendekat. Sepasang tangan besarnya mengambil alih laptop yang dibasahi air kopi itu untuk mengecek keadaannya.

"Apa cukup parah?" Namjoon bertanya.

"Bahkan dia berhenti beroperasi hanya karena siraman Taehyung. B-bagaimana ini? Air itu sudah merusak sistem di dalamnya." Jimin merasa takut.

"Aku yakin Taehyung tidak sengaja melakukannya."

"Aku tidak peduli. Yang jelas laptop ini rusak karena perbuatannya yang ceroboh."

Tap tap tap

"Ini. Ambil sebanyak yang kau mau."

Merasakan adanya kehadiran orang lain yang begitu tiba-tiba, Jimin menoleh pada Seokjin bersama tanda tanya.

"Ambil." Seokjin mengulangi seraya menyodorkan satu kartu tabungannya.

"J-Jin hyung—,"

"Kau tidak ingin Yoongi hilang kepercayaan padamu 'kan? Jadi gunakan sebagian uang ini untuk membayar biaya pemulihan. Aku tidak butuh ganti. Jadi, ambil saja sesuai kebutuhanmu."

Jimin terdiam untuk beberapa saat. Sementara Seokjin yang merasa waktunya terbuang percuma, sebelah tangan lainnya menuntun Jimin untuk menerima kartu tabungannya.

"Sudah beres. Ada masalah lagi?" Seokjin bertanya bersama raut wajahnya datar.

Maka Jimin agaknya menggeleng kaku.

"Bagus. Kalau begitu, aku pergi dulu." Seokjin tersenyum canggung, sekilas bertemu mata dengan Namjoon yang kini menatapnya bingung.

"Kemana kau akan pergi?"

"Aku ada janji dengan Jungkook di gym station."

~o0o~

Sebagaimana seorang pemimpin, Namjoon sang leader untuk tim kebersamaannya, BTS. Dikagumi seluruh perempuan juga disegani laki-laki penggemar mancanegara.

Lantas, salahkah ia ketika sendirinya mampu mengikat maupun menawan ribuan bahkan jutaan pandangan dunia akan sosoknya yang pintar, cerdas, bijaksana,—

Ia justru berani mengambil kesalahan terbesar yang baginya bukanlah sekedar kecelakaan.

Ya. Namjoon telah lama dibuat menaruh hati pada sosok dekat yang kecantikannya dipuja, Kim Taehyung.

Jika ditanya tentang alasan, Namjoon bukanlah tipe lelaki yang menggilai keindahan fisik seseorang. Hanya saja, sikap diam dan pemalu yang tiba-tiba muncul dalam diri Taehyung seolah hipnotis tersendiri baginya.

.

.

.

Terbangun tidak menyenangkan bersama deru nafas serakah, Namjoon merasakan celana dalamnya yang basah usai pelepasan mayanya akibat mimpi kotor.

Mimpi dimana dirinya dengan perkasa menggagahi sosok yang dipuja, mendengar nyanyian merdu Kim Taehyung kala keduanya bercinta mesra.

RV's Scrapbook (Open Request)Where stories live. Discover now