1

3 0 1
                                    

Aku sudah berpacaran denganya setengah tahun lebih. Entah mengapa rasaku belum mencintainya. Aku sudah berjuang keras namun nyatanya aku tetap ta pantas.

Sebuah awal pertemuan yang penuh drama, kini dia berhasil menobatkanku sebagai miliknya. entah hatiku yang belum terbuka untuknya atau sikapnya yang terus membuatku sakit.

Tak seperti pasangan kebanyakan, justru aku menginginkanya selesai, mencukupkan kisah kita untuk tidak lebih jauh lagi melangkah. Namun, sampai detik ini aku belum jua lepas. Entah apa yang mengakibatkan ini terjadi.

Sayang, jika aku boleh jujur, aku cape, aku lelah dengan sikapmu yang kekanak-kanakan. Menyudutkanku tiap perkara. Membuatku hilang arah. Membebanku untuk luka.

Aku mampu bertindak layaknya dua insan yang saling mencintai, asal kau membuatku nyaman atas dirimu. Akupun mampu menutupi seolah-olah aku bahagia bersamamu. Namun dengan adanya perlakuanmu yang tak mencerminkan bahwa kau mencintaiku, aku lelah menghadapimu.

Bahkan aku mampu dan sanggup jika harus patuh, tunduk terhadap kekasihku, untuk menjadikan rumahmu kembalipun aku siap, ahkan tanpa beban.

Aku hanya tak suka dengan sifatmu yang terus berlaku sebaliknya terhadapku. Aku tau kau mencintaiku sangat amat. Aku tau kau takut kehilanganku, tapi apapun yang digenggam dengan erat, digenggam dengan paksa justru ia akan dengan perlahan lepas dari eratanmu.

Aku hanya tak ingin dikekang, biarkan aku bebas berterbangan kesana-kemari mencari teman bahkan mangsa untuk ku santap, tapi aku akan kembali jika rumahku ialah kamu.

Entah bagaimana bisa aku tetap bertahan walau duri tetap tertancap. Menyakitkan.

Entah..
Aku tak bisa lepas dari benalu itu. Benalu yang sudah menjadikanku tempat tinggalnya dengan beribu duri tertancap pada dindingku.

Aku menemukan sosok dirimu yang berbeda dengan yang lain. Kau lain dengan yang lain. namun kau juga berbeda. Bingung ? yaa begitulah pikiranku. Rumit.

Aku harus menutupi segala beban agar aku tak banyak melukai dirinya, banyak yang ingin ku ungkapkan dengan jujur kepadamu, tapi aku harus menghargai kaupun punya hati.

Tenang saja, aku akan tetap seperti ini, menjadi aku yang kau rindukan. Menjadi aku yang kau piluh sebagai pulangmu. Biarkan aku, biarkan hidupku terbelenggu.

Bahkan aku tak tahu inikah Cinta atau hanya kasian semata ?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 25, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LetsWhere stories live. Discover now