Tidak peduli kemanapun Abigail pergi, biasanya wanita itu akan selalu mengatakannya pada Andrew walau sudah jelas Andrew tidak pernah mempedulikannya. Abigail akan menceritakan apapun yang dikerjakannya sepanjang hari pada Andrew walau wanita itu tidak pernah mendapat respon atas ceritanya.

Tapi sekarang? Tidak sekalipun Abigail menghubungi Andrew. Bahkan bisa-bisanya setelah wanita itu pergi, pesan yang dititipkannya pada Christy hanya ditujukan untuk ibunya saja. Bukannya Andrew berharap, hanya saja ini berbeda dari biasanya.

Apa Abigail marah pada Andrew atas perkataannya saat di hotel waktu itu? Rasanya itu mustahil mengingat Andrew sering melontarkan kata-kata yang bisa dibilang lebih kasar pada Abigail. Wanita itu bahkan selalu meresponnya dengan senyuman.

Sebenarnya Andrew sudah berusaha untuk tidak mempedulikan semua tanda tanya itu. Namun liputan berita yang baru didengarnya seakan memunculkan kembali tanda tanya itu dan semakin menambah daftarnya dalam kepala Andrew.

"Pasti ada alasan kuat yang menyebabkan Abigail berhenti dari pekerjaannya. Mommy tahu dia sangat mencintai pekerjaannya itu."

Itu jugalah yang semakin menambah banyak tanda tanya Andrew. Kenapa Abigail berhenti dari pekerjaannya? Sebenarnya ada apa dengan wanita itu?

"Dia pasti sudah mempertimbangkan baik-baik keputusannya itu, Mom. Jangan terlalu memikirkannya!"

"Mommy sangat merindukan Abey."

Andrew menghela napas berat. Sudah tak terhitung jumlah kalimat kerinduan itu keluar dari bibir Hanna, hingga menciptakan rasa sesak dalam hati Andrew setiap kali mendengarnya. Andrew tidak habis pikir, sebenarnya apa yang sudah dilakukan Abigail hingga ibunya bisa sangat menyayanginya seperti ini?

Tidak ada yang bisa Andrew janjikan pada ibunya itu. Hanya sebuah pelukan hangat lah yang bisa diberikan Andrew guna menyalurkannya ketenangan.

***

"Jelaskan berita yang kau sampaikan pada media hari ini, Chris!"

Geraman terdengar setelah Morgan Jenner menyampaikan ucapan dinginnya. Walau hanya melalui sambungan telepon, bisa dipastikan siapapun yang mendengarnya akan bergidik merasakan atmosfer kemarahannya.

"Berita itu memang benar, Uncle."

"Aku tidak meminta pembenaran. Aku ingin kau menjelaskannya!" Nada suara Morgan naik satu oktaf.

Morgan memijat pangkal hidungnya. Ini adalah kegiatan yang hampir setiap hari dilakukannya disaat semua tingkah Abigail selalu membuat kepalanya terasa berdenyut. Sampai saat ini Morgan bahkan masih belum mengetahui keberadaan Abigail, tapi putrinya itu sudah mengejutkannya dengan berita mendadak seperti ini.

Selama ini Morgan hanya mengetahui kabar Abigail dari Christy. Namun sahabat putrinya itu sama sekali tidak memberitahukan tentang keberadaan mereka dengan alasan larangan Abigail.

Orang-orang Morgan masih belum bisa melacak keberadaan Abigail. Yang ia tahu bahwa selama ini putrinya itu tidak berada di negara mereka.

Abigail sangat pintar menyembunyikan dirinya hingga Morgan tidak bisa melacak keberadaannya. Nomor Christy yang selalu menghubungi Morgan juga sudah diatur sedemikian baik hingga tidak bisa dilacak.

"Abey hanya mengatakan ingin berhenti dari pekerjaannya, Uncle. Dia tidak mengatakan alasan apapun padaku."

"Lalu kenapa harus kau yang hadir di konferensi pers itu? Kemana dia?"

Hening.

Kebisuan Christy membuat Morgan semakin murka.

"Mau sampai kapan dia berbuat kekacauan lalu lari dari tanggung jawab seperti itu, huh?" bentak Morgan. Kekhawatiran yang dirasakannya selama ini seakan menguap berganti dengan kemarahan yang meminta dilampiaskan.

Hello, Miss.A!Where stories live. Discover now