Pamela Haphsa Renjani

12 0 0
                                    

Nama lengkapnya Pamela Haphsa Renjani, namun teman-teman terdekatnya lebih sering memanggilnya Ela.

Awalnya Pamela tidak suka jika dirinya dipanggil Ela, namun lama kelamaan dia menjadi terbiasa dan malah merasa orang yang memanggilnya dengan nama Ela menganggap dirinya sebagai teman dekat.

Pamela merupakan mahasiswi baru jurusan Akuntansi di salah satu Universitas Negeri di Kota Bandung. Dia memberanikan diri untuk merantau dan jauh dari keluarganya. Sebenarnya Pamela berharap bisa melanjutkan kuliah di Yogyakarta, namun kedua orang tuanya hanya mengizinkan dia kuliah di Bandung atau Jakarta saja. Karena Pamela tak menyukai panas, jadi dia memutuskan untuk berkuliah di Bandung.

Saat ini Pamela sudah memasuki bulan ketiga dia menyandang status sebagai mahasiswi. Namanya juga mahasiswi baru, semangat kuliah dan organisasinya pasti menggebu. Pamela bertekad, semester pertama dia harus mendapatkan IP sempurna dan harus lolos seleksi masuk Badan Eksekutif Mahasiswa Pusat.

Hari pertama masa orientasi, Pamela langsung bisa bersosialisasi dengan baik. Dia berkenalan dengan banyak orang dan mulai membuat circle pertemanan baru. Seiring berjalannya waktu, setelah masa orientasi selesai Pamela mulai disibukkan dengan perkuliahan, di kelas Pamela bertemu dengan Lana, Vania, dan Pina. Mereka berempat kemudian membuat grup belajar, yang membuat mereka semakin dekat satu sama lain.

Pamela berlari-lari kecil menuju kantin kampus tempat dimana Lana, Vania, dan Pina menunggu. Setelah sampai di kantin, pandangan Pamela langsung menyisir isi kantin mencari keberadaan teman-temannya. Hanya membutuhkan waktu 15 detik untuk Pamela bisa menemukan tempat duduk yang sedang ditempati oleh tiga orang temannya. Pamela langsung berjalan menghampiri teman-temannya dan duduk di samping Lana.

"Guys kalian harus denger cerita aku. Parah banget guys gila pokoknya." Pamela langsung memulai pembicaraan.

"Order makan dulu kali ah El, nanti baru cerita. Tuh perut kamu keroncongan." Ujar Lana

"Duh iya lupa, ampe rasa lapar pun jadi gak kerasa nih gara-gara kejadian tadi hahahaa." Pamela langsung berdiri menuju kedai mie ayam

"Pak mie ayam nya satu ya gak pake saus, kecap, sambel pokoknya polos aja. Nanti anterin ke meja deket pedagang nasi goreng ya Pak." Pamela langsung menyerahkan uang sepuluh ribu ke amang mie ayam dan lanjut berjalan menuju pedagang minuman favorit dia yaitu susu dancow putih dingin.

"Bu, susu dancow putih dingin pake gula dikit ya bu."

"Siap neng geulis ditunggu ya." Ibu kantin tersebut sangat sigap langsung membuatkan pesanan Pamela. Tidak sampai lima menit pesanannya sudah jadi.

"Makasih ibu, ini uangnya." Ujar Pamela sambil membawa minuman dia dan menyerahkan uang senilai lima ribu ke ibu kantin.

Pamela kembali ke tempat duduknya dan mulai bercerita sambil menyedot minuman yang dia beli.

"Guys mau lanjut cerita, tapi jangan diketawain yaa."

"Cerita apaan sih, jadi penasaran." Ungkap Vania sambil memakan siomay miliknya

"Oke jadi gini, tadi aku ketemu sama cowok. Terus minta kenalan hehe" ungkap Pamela sambil tersipu

"Bentar. Maksudnya kamu diajak kenalan sama cowok itu El?" Tanya Pina

"Enggak, jadi tadi itu aku gak sadar ngajak dia kenalan. Sumpah beneran gak sadar guys tiba-tiba aku udah jalan ke depan dia sambil nyodorin tangan. Gila gak?"

Teman-temannya terdiam sejenak, lalu gelak tawa terdengar lumayan kencang.

"Ih kalian malah ketawa. Emangnya malu-maluin banget ya?"

"Please El, efek kelaparan kayaknya tadi kamu jadi gak sadarkan diri hahaha" ungkap Lana sambil berusaha menahan tawa

"Terus respon cowok itu gimana El?" Tanya Pina

"Bener aku penasaran sama respon tuh cowok. Pasti cengo deh hahahaa." Sambung Vania

"Dia bilang namanya Raffa. Terus pergi deh." Ungkap Pamela

"Sumpah gitu doang responnya? Dingin amat tuh cowok, jadi penasaran pengen tau anak mana" ujar Lana

"Ganteng gak El?" Tanya Vania

"Ganteng banget makanya aku ampe hilang kesadaran Van." Ungkap Pamela sambil menghela nafas

"Kamu tau gak dia dari fakultas mana?" Tanya Pina

"Kayaknya teknik deh kaos item gitu lambangnya gambar mesin, teknik mesin deh kayaknya." Tebak Pamela

"Semoga kamu bisa ketemu lagi El sama dia, biar kenalannya lebih lengkap gak cuman tau nama doang." Ungkap Vania

"Yah, semoga aja."

Pamela dan ketiga temannya pun melanjutkan makan dan setelah selesai mereka kembali ke kelas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Belajar statistika bisnis di siang hari membuat isi kepala mendidih saja, beberapa penghuni kelas memilih untuk tidur, berbeda halnya dengan Pamela yang sibuk mencatat dan memperhatikan penjelasan dari dosennya. Pamela suka hitungan, jadi tidak salah dia memilih untuk berkuliah di jurusan Akuntansi yang mana banyak berkutat dengan hitung menghitung angka.

Selesai pembelajaran Pamela pulang bersama Lana karena mereka tinggal di kostan yang sama. Mereka berdua berjalan menuju parkiran motor, sambil menceritakan kembali kejadian bodoh yang dialami Pamela.

"Serius ya Lan, aku gak pernah loh kayak gini ke cowok. Beda aja tuh cowok auranya, apa pake pelet ya hahahaha." Pamela bercerita sambil terbahak-bahak

"Jangan sembarangan ih El kalo ngomong nanti gimana kalo cowok itu denger?" Tegur Lana

"Aduh sorry, aku bercanda Lan. Soalnya aneh aja ampe bisa bikin aku terhipnotis kayak gitu." Ungkap Pamela

"Itu namanya cinta pada pandangan pertama El. Kamu bocah banget sih gak pernah pacaran jadi gak tau hal kayak gitu hahaha." Ujar Lana sambil berjalan mendahului Pamela yang malah terbengong-bengong.

Cinta? Apa iya Pamela sekarang sedang jatuh cinta? Jadi seperti ini rasanya jatuh cinta.

Pamela bertekad untuk memastikan rasa yang saat ini dia rasakan. Pamela harus kenal Raffa lebih jauh lagi untuk memastikan hal tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 18, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dear RWhere stories live. Discover now