16. Help me, please

367 82 18
                                    

Maap aku lupa kalo punya wattpad ehehehe 🙂



🤷‍♂️🤷‍♂️🤷‍♂️

"Nah, kamu bisa tinggal disini."

Jaehyun meletakkan beberapa tas berisi pakaian Sajua dan Aruni di apartemen miliknya.

"Nggak papa?" Balas Sajua pelan.

Jaehyun menatapnya tak percaya, "kamu udah nanya 4 kali, Sa."

Sajua tersenyum kikuk, matanya bergerak menelusuri apartemen yang akan ditempatinya dan Aruni untuk sementara.

Apartemen milik Jaehyun itu terlihat sangat nyaman meskipun jarang ditempati karena sang pemilik lebih memilih menempati rumah yang tak jauh dari rumah sakit tempat ia bekerja.

"Nanti aku sering-sering kesini." Ujar Jaehyun, tangannya sibuk membawakan tas belanja ke dapur setelah memindahkan Aruni yang tertidur ke kamarnya.

Jaehyun memang sebelumnya menyempatkan diri untuk membeli kebutuhan ibu dan anak yang akan tinggal di apartemennya tersebut.

Sajua tak tinggal diam, ia langsung membantu Jaehyun menyusun belajaan membuat lelaki itu berdecak, "tolong pasien harap diam, duduk aja kalogak tiduran gituloh, Sa." Ucapnya dengan nada gemas.

"Tapi aku mau bantu," Sajua menatapnya serius, "aku ga enak udah banyak nyusahin."

Tangan Jaehyun berhenti bergerak, berbalik menatap Sajua seksama, menarik nafas dalam lalu menghembuskannya pelan.

"Kalo gitu gini aja, aku beresin ini. Kamu siapin makan malem kita, gimana?" Ucap Jaehyun menawarkan.

Sajua terdiam sejenak sebelum menganggukkan kepalanya. Setelah itu ia mengambil bahan-bahan untuk makan malam namun fokusnya terpecah ketika melihat sebuah cincin yang melingkari jari manis Jaehyun.

Ia teringat ucapan Mingyu tempo hari yang mengatakan Jaehyun akan segera menikah. Matanya beralih dengan cepat menyadari Jaehyun kini tengah menatapnya juga.

"Kamu mau buat apa?" Tanya Jaehyun yang kini sudah selesai dengan tugasnya beralih mendekati Sajua.

"Mas Jaehyun mau makan apa?" Sajua balik bertanya.

"Aku ikut kamu aja." Balasnya sambil tersenyum, "nanti malem aku ada operasi, jadi kayaknya aku pulang tengah malem." Lanjut pria itu memakan sebuah apel yang ia beli.

Sajua mengangguk mengerti, mengupas bahan yang akan ia olah. "Kenapa gak pulang kerumah yang deket aja, mas. Kejauhan kan kalo kesini?"

"Nggak mau, aku mau pulang kesini." Jaehyun menolak cepat.

Sajua tersenyum simpul, "emang nanti gak capek?"

"Engga, Sa."

"Jangan-jangan kamu gak suka ya kalo aku disini?" Lanjut Jaehyun menatapnya kecewa.

Sajua mengernyit heran, "ya nggak mungkin lah, mas."

Jaehyun tersenyum konyol, "kirain."

"Aruni tuh 5 tahun kan?" Tanya Jaehyun memecahkan keheningan beberapa saat.

Sajua mengangguk. Membuat Jaehyun lagi-lagi tersenyum konyol seperti sedang membayangkan sesuatu.

"Kenapa emangnya, mas?"

"Nggakpapa, masih lucu aja kenapa Runi bisa ngambil 80% gen aku. Kamu mau bilang dia anak orang lain pun pasti gak ada yang percaya."

Sajua mendesah kesal kemudian mau tak mau menyetujuinya, "padahal mata sama alis aku bagus."

SajuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang