-08. Feeling-

4.7K 713 69
                                    

Pagi ini, kau membawa dua kantung plastik penuh dengan roti di dalamnya. Satu akan diberikan ke Yachi supaya dia bisa membagikannya ke anggota kelas satu. Kantung kedua akan kau bawa saat mengawasi nanti.

Tapi di kantung kedua itu masih ada lebih dua roti. Itu untuk makan siangmu,..

Juga makan siang Noya.

Ibumu berkata seperti ini tadi pagi. "Ibunya Nishinoya menitip roti untuk makan siang anaknya. Sekalian bagikan pada temanmu yang lain juga, ya"

Hontou.. kamu ingin segera menghilangkan perasaan itu. Tapi juga tidak mau membiarkan perasaan itu pergi. Ah, dasar labil! Marahmu pada diri sendiri.

Dengan santainya kamu berjalan memasuki gerbang sekolah. Kau datang tidak pagi, tidak siang juga. Sudah lama juga suasana datang bersamaan dengan banyak siswa lain. Biasanya kau datang di saat di mana kau hanya bisa menemukan manusia maniak, dan pemalas dari ekskul olahraga.

Sengaja, kau mampir ke 'daerah' kelas satu. Lebih tepatnya, ke kelas satu-

"Kenapa aku harus lupa di pagi yang cerah ini sih". Kau tambah menggerutu lagi ketika melihat kawanan gagak yang berbunyi di langit biru. Ditertawakan oleh mereka. Kekanakan, tapi itulah yang kau rasakan.

Berusaha memasang wajah tanpa dosa, kepalamu mengintip kelas dengan papan bertuliskan 'kelas 1-4'. Beberapa pasang mata memperhatikanmu. Tapi tidak ada satupun wajah yang kau kenal di sana.

Perlahan kau menarik lagi kepalamu. Mundur satu langkah ke belakang lalu hendak menuju ke kelas 1-5.

Duk!

"Are, senpai? Gomenne, aku tak bisa melihatmu dari atas sini" ucapnya memberikan tatapan menyebalkannya itu padamu.

Perempatan imajiner muncul di kepalamu. Beruntung si megane ini hanya berani pada kakak kelas 2 anggota voli. Kalau sampai dia berani ke kelas 3, atau yang selain anggota voli, habis sudah riwayatnya.

"Tsukki.." tegur Yamaguchi sedikit berbisik. "Maafkan dia ya, (name) senpai.. kadang dia tidak bisa mengendalikan ucapannya. Oh ya, senpai ada perlu apa?" lanjutnya.

Lagi lagi, beruntung si garam ini bersahabat dengan Yamaguchi. Kalau tidak, siapapun yang bertemu dengan Tsukki, sepertinya akan langsung terkena hipertensi.

"Tidak masalah, aku sudah mulai terbiasa dengan omongannya. Yah, mungkin kalau keseringan akan ku lempar dia dengan bola basket" Kau menyerahkan bungkusan penuh roti itu pada Yamaguchi. "Jaa, kalian ambillah masing masing satu. Sisanya tolong berikan ke Yachi ya"

"Ada pesan untuk Yachi?" Tanyanya lagi. "Tiga roti itu untuknya, Kageyama dan Hinata".

"Kenapa tidak diberi langsung saja sekarang?"

"Mereka berdua itu, kalau udah latihan lupa istirahat. Aku pergi ya. Arigatou. Jaa na, Yamaguchi kun, megane saltyshima kun" pamitmu. Kau melangkah setelah merasa melihat perempatan muncul di kepala Tsukki.

Kau kembali berjalan menuju kelas.

"(Name) san, ohayou!" Sapa Tanaka. "Ohayou.." balasmu. "Aku mencari Yuu. Apa dia sudah datang?" Tanya Tanaka.

Kau menengok ke dalam kelas. "Tas nya ada, tapi orangnya ga tau kemana". Tanaka berterima kasih sebelum kau akhirnya memasuki kelas. Rasanya agak sepi juga. Biasanya setiap kau datang ada yang meneriaki namamu.

"Rin, lihat Yuu tidak?" Tanyamu. Rin itu duduk di samping kanan Noya dan dia selalu datang awal. Jadi mungkin dia tau di mana si 'Rollingu Thunder' itu berada.

"Tadi pagi dia datang, menaruh bukunya, langsung keluar lagi. Dan sampai sekarang belum datang". Kamu hanya ber-oh ria. Noya itu terlalu aktif, perpindahan posisinya terlalu cepat jadi kau memutuskan untuk tak ambil pusing dengan keberadaan Noya. Toh nanti juga balik lagi.

Keluarga Kedua (Haikyuu X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang