6. Status Baru ✔

Mulai dari awal
                                    

"Duh, ini tangan ngapain nongkrong di mari sih !" Abel berusaha melepaskan tangan Bara dari perutnya secara perlahan.

Namun, bukannya terlepas, tangan kekar itu malah semakin mengeratkan pelukannya.

Abel terbelalak kala ia merasakan deru napas milik Bara menerpa lehernya. Ia menelan ludahnya getir. Jantungnya berdegup cepat tak karuan.

"Aduh, tenang-tenang. Jangan banyak tingkah !" kilahnya sendiri dalam hati sambil terus berusaha melepaskan tangan Bara dari perutnya.

Sesaat kemudian, akhirnya tangan Bara telah berpindah dari perutnya membuat Abel menghela napas panjang.

Ia lega saat Bara tak merasa terusik dengan tingkahnya barusan.

Abel meletakkan gulingnya di tengah-tengah mereka sebagai pembatas antaranya. Lantas Abel memiringkan badannya memunggunggi Bara.

Abel merutuki dirinya sendiri saat matanya tak mau terpejam dan terbawa ke alam mimpi. Yang ada ia malah terjaga dan tidak merasakan kantuk sama sekali.

Hingga pukul 3 dini hari rasa kantuknya perlahan datang. Abel menguap dan sesekali mengucek matanya.

Tak lama setelahnya akhirnya ia dapat terlelap dengan ponsel yang masih ada di tangan kanan dan powerbank tepat di sebelahnya.

Hingga pagi hari menjelang, Bara sudah bangun terlebih dahulu pada pukul 5 shubuh.

Ia mendapati Abel di sampingnya yang tengah tertidur pulas dengan ponsel yang setia di tangannya.

Bara mendengkus, ternyata Abel berani mengambil ponsel yang jelas-jelas sudah ia sita.

Apalagi ponsel itu diambil hanya digunakan untuk menonton sebuah drama.

Bara mengambil ponsel tersebut lantas meletakkannya di atas nakas. Ia tersenyum simpul saat melihat lekat wajah Abel.

Manis. Itu kata pertama yang ada dalam benaknya.

Sedetik kemudian Bara langsung menggelengkan kepalanya cepat. Ia menepuk pipinya sendiri, heran dengan sikapnya yang tiba-tiba memuji Abel dan mengaguminya.

"ARABELLA BANGUN !"

Abel hanya menggeliat ketika mendengar teriakan Bara.

"Sudah pagi, apa kamu tidak berangkat kuliah hari ini ?"

"Hoaamm, iya Pak 5 menit lagii !" jawabnya serak dengan mata yang masih terpejam.

"Tidak ada 5 menitan. Cepat bangun ! Apa kamu tidak sholat ?"

"Lagi halangan !"

Abel yang merasa terusik hanya menutupi telinganya dengan bantal lantas menaikkan selimutnya setelah menjawab singkat.

"Ck, dasar !"

Bara meninggalkan Abel yang masih setia dengan bantal beserta gulingnya menuju kamar mandi.

Ia sudah lelah membangunkan orang yang sangat susah diatur.

Setelah selesai menyelesaikan mandinya dan bersiap-siap dengan kemejanya.

Bara menuju dapur untuk bersarapan meski hanya sepotong roti dengan selai dan segelas susu untuk mengganjal perutnya setidaknya hingga siang hari.

Jam dinding telah menunjukkan pukul 6 pagi, Bara bersiap untuk berangkat ke kampus.

Ia menuju kamar terlebih dahulu untuk mengenakan sepatu beserta mengambil tasnya.

Ia masih mendapati Abel yang masih terlelap dalam tidurnya. Bara kasihan jika melihat Abel nanti terlambat datang ke kampus, padahal hari ini jadwal kelasnya dimulai pukul 7 pagi.

Nightmare Dosen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang