Based on my AU 🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞
https://twitter.com/mykharie_/status/1265634067615080449?s=19
Seokjin melepaskan sabuk pengamannya dan segera keluar selesai Namjoon memarkirkan mobilnya. Biasanya ia akan menunggu Namjoon tapi kali ini ia bahkan tak berniat sedikitpun menoleh ke arah prianya. Namjoon menyandarkan tubuhnya pada kursi pengemudi sejenak, menghela nafas dalam-dalam. Memikirkan apa yang akan dilakukan pria manisnya dan hukuman apa yang akan diberikan padanya setelah ini.
Namjoon memasuki rumah Seokjin tanpa menunggu sang empunya membuka pintu sebab ia sendiri sudah hafal betul password rumah tersebut. Terdengar suara air mengalir dari arah kamar dan sudah dapat ia tebak Seokjin tengah sibuk membersihkan diri. Ia tau betul tunangannya itu benar-benar harus membilas badannya kapanpun itu setelah tiba di rumah. Namjoon menyalakan televisi yang berada di ruang tengah untuk memecahkan kesunyian. Selang beberapa menit Seokjin keluar dengan rambut basah mengenakan kemeja putih kebesaran dengan celana pendek yang hanya menutupi seperempat paha jenjangnya. “Fuck!” Namjoon membatin, bagaimanapun juga ia pria dewesa yang akan terangsang begitu melihat pemandangan menakjubkan seperti itu, terlebih tubuh Seokjin yang tergolong sempurna pasti membuat siapa saja ingin segera menjamahnya. Di balik pikiran kotor itu Namjoon bersyukur sekali karena pria manis itu miliknya.
“Sayang, bisa bantu aku gak?” Suara Seokjin dari dalam kamar membuat Namjoon bergegas menyusulnya. Seokjin menunjuk ruang kerjanya yang berada di samping kamarnya.
“Ambilin kursiku dong sayang. Bawa kesini.” Namjoon dengan sigap membawa masuk kursi yang Seokjin maksud ke dalam kamar.
Menaruhnya tepat di depan tempat tidur milik Seokjin. Dengan langkah perlahan Seokjin menutup pintu kamarnya, mengunci dan kunci tersebut asal secara sensual. Namjoon meneguk perlahan air liurnya. Menahan diri agar pikiran kotor tak menjerumuskannya untuk menerkam Seokjin saat itu juga, karena bagaimanapun juga Namjoon sadar ia kesini karena harus menyelesaikan hukumannya.
“Namjoon bisa duduk di sana?” Seokjin menunjuk tepian tempat tidurnya. Namjoon tak ingin membantah, saat ini ia hanya ingin dimaafkan oleh Seokjin atas ketidaksengajaannya kemarin yang akhirnya menyakiti hati lembut kekasihnya itu.
Seokjin membuka lemari pakaiannya, mengeluarkan semua benda yang sempat ia posting di akunnya beberapa saat lalu. Ia berjalan membuka laci nakas dan mengeluarkan sebuah gunting darisana, kemudian ia memotong asal tali tambang yang ada digenggamannya.
“Jadi sudah siap terima hukumanmu sayang?” Seokjin berbisik, kemudian mengusap lembut dada Namjoon. Yang ditanya segera mengangguk mantap. “Good.” Seokjin segera naik ke atas tempat tidur dan membawa kedua tangan Namjoon ke belakang punggung, mengikatnya erat dengan tali yang telah dipersiapkan. Namjoon mencoba menerka-nerka apa yang akan dilakukan tunangannya.
Pikirannya sudah terlampau liar, terlebih melihat Seokjin dengan kemeja putih tipis itu. Ia sudah gila sejak tadi, namun ia menahannya.
Seokjin berjalan perlahan menuju kursi yang telah diposisikan Namjoon tepat di depan tempat tidur tadi, sekarang mereka berdua berhadapan dengan Seokjin yang tersenyum sensual dan mengedipkan sebelah matanya bermaksud menggoda.
“Aku gak tau apa yang sudah kamu lakuin sama orang-orang sebelum aku. Dan aku gak mau peduli Namjoon, aku gak mau tau.” Seokjin kemudian membuka beberapa buah kancing kemejanya hingga menampilkan dada bidangnya.
“Aku mungkin tak memiliki banyak pengalaman sepertimu. Tapi aku juga ingin menjadi yang paling spesial di antara mereka semua.” Namjoon terdiam masih tetap menatap Seokjin.
“Aku gak mau tau kamu suka apa. Aku gak perlu dengar itu semua. Karena yang ada di pikiran aku cuma satu. Kamu mau tau apa?” Namjoon mengangguk, lalu Seokjin kembali membuka satu kancing lagi kemejanya. Kini Namjoon dapat melihat perut Seokjin dengan abs yang terbentuk sempurna.
