chap 1 "kehamilan Tasha"

27 5 3
                                    

Jakarta, 7 Juni 2001

Seorang wanita dengan perutnya yang membesar yang lagi sendirian di kamarnya sambil mengelus perutnya yang makin melengkung sempurna, dia sibuk berbicara dengan calon anaknya yang akan lahir ke dunia. Sudah dipastikan dari dokter bahwa anaknya laki laki. Tapi dia bahkan memprediksikan anaknya perempuan

Seorang pria muda memasuki kamarnya bersama istrinya itu lalu menghampirinya kemudian menciumnya dengan sayang, mengajaknya bicara, mengelus calon putranya Sebenarnya dia tau bahwa anaknya laki laki tapi wanita itu tetep mengira dialah perempuan. Karna planning dari awal dia mau punya anak perempuan.

"mah, mama mau apa? Akan kuturuti maumu" ujar laki laki muda yang menjadi suaminya yakni Revan

"aku mau kamu temenin aku aja disini dan elus putri kita, Van" jawab istrinya, Tasha sedangkan Revan hanya mengernyitkan dahinya dan memberitahunya secara perlahan

"hei, Tasha. Dia itu putra kita. Anak kita laki laki sayang"

"Van, anak kita perempuan, cantik banget kayak aku, aku ga bisa ngebayangin cantiknya anak kita nanti kalau dia udah besar" ujar Tasha berandai-andai. Tetap saja dia keras

Tapi tetap saja Tasha itu keras, dijelaskan sekali bahkan berkali kali saja akan menjadi seperti batu. Keras dan susah diruntuhkan

Skip
Senin, 7 Juli 2001

Sekarang sudah 9 bulan, kehamilan Tasha semakin sehat. Tasha menjadi tenang dan tinggal menunggu calon putrinya lahir eh maksudnya calon putranya. Tapi dia tetap mengira anak ini perempuan meski dia tau anaknya laki laki, dia tetap senang bisa melahirkan anaknya dan Revan.

Revan datang ke kamarnya membawakan susu hamil rasa stroberi kesukaannya. Lalu Tasha meminumnya dan merasakan lega.

"aaawwhh" desis Tasha

"kenapa yang? Sakit perutnya?" tanya Revan panik, dengan cepat dia mengalihkan atensinya pada Tasha

"gak beb, dia nendang nendang tuh yang" jawab Tasha sambil memperlihatkan perutnya yang bergerak bertandakan si bayi nendang perutnya.

"lincahnya anak kita yang, aku mau anak ini bisa ngelindungin kita nanti kalau kita udah tua" ujar Revan gembira

"aku juga merasa begitu, Van"

Skip
1 minggu berlalu

Jakarta, 15 Juli 2001 ||  09:11am

"aduduhhh sayang, perut aku sakit banget" keluh Tasha disaat seperti ini. Disaat Tasha sedang makan sayur sop buatan Revan

Revan panik, dia langsung siap mengecek keadaan Tasha dan....???

Selangkangan Tasha mengeluarkan darah, tak perlu berpikir panjang mereka pergi kerumah sakit tanpa mengabari orang tuanya maupun orang tua Tasha terlebih dahulu.

Skip rumah sakit

Sudah berkumpul orang tua Tasha beserta adik laki laki Tasha di ruang ICU, sudah jelas mereka panik saat mendengar putrinya masuk rumah sakit dan kakaknya si pria bernama Rendy

Mereka panik bahkan belum mengabari orang tua Revan sama sekali karna saat itu keadaan sangat panik

"mah, berharap kak Tasha dan bayinya sehat" ujar Rendy khawatir dgn kondisi kakaknya yang berada di ruang ICU

"mama juga berharap seperti itu, Ren" balas Shintya yang mulai tenang, saat itu dia tengah khawatir dgn kondisi keduanya.

"yaudah mah, ren sebaiknya kita doakan mereka biar lancar pembukaan bayinya mah. Ibu dan bayinya sehat" ujar Tn. Ruben berusaha tenang meskipun dia juga panik juga dengan keadaan calon cucunya.

Yura, I love you more Where stories live. Discover now