Chapter 1 | A visit

11 3 0
                                    

"Jake!"

"Jake Crimson!"

Jake tersentak, menoleh ke kanan-kiri dengan bingung sebelum akhirnya mendongak dan menemukan wajah menyebalkan temannya yang menatap dirinya penuh keanehan. Butuh waktu beberapa detik untuk dia benar-benar kembali pada dunia sekitar sebelum akhirnya mengusap wajah.

Shon berdecak kemudian ikut duduk di seberangnya. "Aku kemari bukan untuk melihatmu bengong," sindirnya sambil mengeluarkan laptop dari dalam ransel navy yang selalu ia bawa kemana-mana. Ketahuilah, Shon memang sesayang itu pada ransel yang sudah menemaninya selama empat bulan ini.

"Kau sendiri juga sama," balas Jake. Tangannya kembali menyangga dagu, melihat Shon yang sudah sibuk dengan laptop tuanya. Tidak terlalu tua sih, tapi sudah sering sakit-sakitan.

"Kemarin ibuku menelepon."

Tanpa Shon minta, pemuda bersurai ash-brown ini dengan sukarela menceritakan pengalamannya kemarin malam. Tepatnya ketika sedang perjalanan pulang dari kerja paruh waktunya.

"Lalu?"

"Dia menyuruhku pulang sekali-kali."

"Kalau begitu kau harus pulang."

Kali ini Shon melepaskan pandangannya dari layar persegi panjang di hadapannya dan beralih memperhatikan Jake yang terdiam. Inilah yang Shon benci dari lelaki kurus di depannya, selalu memasang wajah bodoh seakan tak memikirkan beban hidup. Orang-orang yang melihatnya tentu bisa salah paham dengan mudah.

"Aku tidak butuh saranmu." sinis Jake.

Shon mengedikkan bahu lalu kembali menatap layar di depannya, "Aku hanya memberi tanggapan."

"Lagi pula kita sudah sepakat," tutur Jake hingga Shon kembali menatapnya. Pemuda bertubuh agak berisi itupun terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk samar. "Kau benar." Ia membasahi bibirnya sekilas. "Kita sudah sepakat dari awal."

Jake terdiam. Begitu juga Shon. Tak ada yang mereka obrolkan lagi selain fokus pada kegiatan masing-masing—Shon dengan tugas kuliahnya dan Jake dengan lamunannya. Beberapa saat lamanya mereka bertahan pada situasi hening ini hingga Jake tiba-tiba teringat akan sesuatu. Ia pun memastikan tanggal dan waktu di ponselnya.

"Aku baru ingat kalau ada urusan." Tiba-tiba Jake berdiri sambil menyampirkan ransel pada sebelah pundaknya, "Sampai jumpa di rumah! Itu pun jika aku pulang."

"Pastikan kau pulang, keparat!" omel Shon tanpa ingin menoleh atau pun mengangkat pandangannya.

"Aku tidak janji." Kekeh Jake lalu segera pergi dari ramainya Wi-Fi corner.

ФдФд

San Fransisco baru saja diguyur hujan, meninggalkan sisa berupa kabut tipis yang masih menyelubungi sebagian kota. Di waktu bersamaan Jake baru saja tiba di sebuah halaman rumah bergaya minimalis yang sebagian besar bermaterial kayu. Suara motornya yang cukup keras rupanya mampu mengundang sang pemilik rumah untuk keluar.

Seorang wanita berusia mendekati setengah abad tampak keluar. Ia berjalan mendekati pagar kayu pembatas teras rumah dan menemukan sosok berhoodie hitam yang masih berada di atas motor trail dengan helm yang masih terpasang sempurnya. Melihat raut penasaran yang terpancar dari wajah wanita itu lantas Jake segera melepas helm, menyibakkan poni dengan sembarang lalu turun menghampiri Ny. Claude dengan wajah sumringah.

"Welcome for me!" Jake berseru ceria sambil merentangkan kedua tangan, menghambur ke arah Ny. Claude yang menyambutnya dengan senang hati.

Ny. Claude membalas pelukan Jake, "Jake? Kaukah ini?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Chapter | Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang