38. Bonus Chapter 4

Start from the beginning
                                    

Selesai meraphikan rambut, Jichan tidak langsung mengajak Jiae pulang. Ia mengajak Jiae pergi ke kafe rooftop yang tidak jauh dari lokasi barbershop tadi. Ternyata Jichan telah melakukan reservasi di tempat ini. Ia memesan satu meja khusus yang sudah di hias sedemikian rupa, hanya untuk Jiae.

Suasana malam yang tenang, meja yang di hias dengan banyak bunga, lalu makanan-makanan cantik yang tertata rapih di atas meja membuat kedua sudut bibir Jiae terangkat begitu melihatnya, "Abang nyiapin ini buat Buna?" Tanya Jiae tak percaya.

Jichan tersenyum seraya mengangguk, "Silahkan duduk ratu," Jichan menarik kursi dan mempersilahkan Jiae untuk duduk.

"Jadi mau belajar romantis atau gimana sampai nyiapin ini segala buat Buna?"

Jichan duduk di hadapan Jiae. Tangan kanannya menuangkan air minum untuk wanita itu, "Jichan mau makasih buat Buna," Jichan menyerahkan gelas yang sudah terisi minuman kepada Bunanya.

"Makasih buat apa?"

Jichan meraih sesuatu dari kolong meja, ternyata itu album foto miliknya dari bayi hingga kini, "Buna liat fotonya dulu deh." Pinta Jichan.

Jiae meletakan gelas yang semula ia pegang, dan mengambil album foto itu. Matanya reflek berkaca-kaca begitu membuka lembaran albumnya satu demi satu. Di sana banyak sekali moment Jichan dari dia lahir hingga sebesar sekarang. Padahal Jiae sudah sering melihat kumpulan foto ini. Tapi kenapa rasanya hari ini begitu sedih saat melihat foto-foto ini? Apa karena suasana kafe yang mendukung untuknya menangis?

Air mata Jiae jatuh saat melihat sebuah foto yang memperlihatkan ia tengah mendekap Jichan untuk pertama kalinya setelah Jichan keluar dari inkubator. Tangan kecil Jichan kala itu menggenggam erat tangannya, seolah memberitahu Jiae untuk tidak dilepas apalagi sampai meninggalkannya.

"Jichan mau makasih sama Buna untuk semuanya," Jichan bersuara, membuat Jiae mendongak menatapnya, "Makasih karena udah ngurus Jichan dari dalam perut, sampai Jichan sebesar ini."

Jiae tersenyum di sela tangisnya.

"Maaf ya Bun kalau selama ini Jichan banyak salah, dan sering ngelawan sama Buna. Asal Buna tau, Buna adalah cinta pertama Jichan setelah lahir ke dunia. Jichan sayang dan bangga banget punya ibu kayak Buna. Jichan tau Buna capek ngurus Jichan dan adik-adik, tapi meski begitu, Buna nggak pernah ngeluh sama sekali. Pokoknya Jichan sayang sayang sayang banget sama Buna. Meskipun Jichan udah menikah nanti, Buna tetap nomor satu untuk Jichan."

Jichan berjongkok di depan Jiae dan mengulurkan tangan kanannya, "Want to dance with the Prince tonight?" Tanyanya, "Tenang, Jichan udah izin Ayah buat pinjem ratunya malam ini."

Jiae meraih tangan putranya, "Why not?"

Keduanya tertawa, kemudian mulai berdansa, "Diajarin siapa jadi romantis gini? Kyumi ngadu ke Buna katanya kamu nggak romantis."

"Diajarin Ayah Bun. Dua hari yang lalu Jichan di ceramahin karena nggak bisa romantis sama Kyumi hehehe."

"Kalau kamu nikah nanti, ya walaupun masih lama sih, kamu nggak boleh nyakitin Kyumi ya Chan? Sayangi Kyumi kayak kamu sayangi Buna, dan adik-adik perempuan kamu."

"Pasti Bunaku sayang. Pegang janji Jichan yang nggak akan pernah nyakitin perempuan Bun."

***

"ASEEKKKK UDAH TERIKAT NIH!" Teriak Jisung heboh saat sepupunya memakaikan cincin di jari manis Kyumi.

Orang-orang yang berada di sana bertepuk tangan heboh, tidak mau melewatkan moment ini, Naeun menyempatkan diri untuk membuat sebuah vlog.

Jiana yang berada di pangkuan Jeno ikut bertepuk tangan meski belum sepenuhnya mengerti apa yang terjadi. Sedangkan Jiae yang duduk disamping Jaehyun terlihat menghapus air matanya.

"Jangan nangis dong Bun, moment bahagia nih," Ucap Jaehyun sembari mengelus tangan istrinya.

"Aku nangis karena bahagia Mas. Kebayang nggak sih kalau kita bakal besanan sama Eunwoo dan Chaeyeon?"

"Engga kebayang. Soalnya aku bayangin kamu terus," Cengir Jaehyun.

Jiae mencubit perut suaminya keras, membuat Jaehyun mau tak mau memekik kesakitan dan menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian karena berisik, "Malu-maluin tau Bun," Bisik Jaehyun.

"Kamu yang malu-maluin!"

"Jangan ribut deh Ayah, Buna, moment sakral nih," Peringat Jena.

"Iya maaf," Bisik Jaehyun dan Jiae bersamaan.

Setelah itu acara terus berlanjut, sampai akhirnya di penghujung acara, keluarga Jaehyun dan Eunwoo bersiap untuk melakukan foto keluarga.

"Pak, agak geser dikit ke kanan," Ujar si fotografer menyuruh Jaehyun untuk lebih dekat dengan Jiae, "Oke satu, dua, tig---"

"EH BENTAR MAS!" Pekik Jiae yang membuat si fotografer gagal memotret, "Kayaknya ada yang kurang deh." Jiae melihat ke sekelilingnya, "Nana mana?"

Jimmy ikut mengedarkan pandangannya, "Lah iya, Nana kemana ya? Bukannya terakhir dia sama Jeno?"

Jeno menunjuk dirinya, "Aku?" Beberapa detik kemudian ia menepuk keningnya, "Astaga aku lupa! Tadi Nana nangis, terus aku ajak keluar rumah, dan ketemu tukang odong-odong."

"Terus?" Tanya Jena, "Jangan bilang lo...?"











"JENOOOO! GIMANA CERITANYA NANA BISA KETINGGALAN DI ODONG-ODONG?!" Teriak Jiae murka.







Siapa yang kangen keluarga bobrok ini heii?! Mana suaranya! Mana?! Mana?!!!!

Siapa yang patah hati si Abang udah ngelamar anak gadis lain?!!!!

After Married ; Jung Jaehyun [END✔]Where stories live. Discover now