Chapter 4 (Kerja sama dan kebohongan)

175 31 0
                                    

🕷🕸🕷

Harry kembali membuka matanya, kali ini dengan normal. Tubuhnya sudah bisa digerakan dan lukanya sudah membaik. Mencoba memikirkan sesuatu, harry mengernyitkan keningnya. Seperti ada sesuatu yang salah...

Ada yang salah!!---

"Aku masih hidup!" Pekiknya.

'Dia mengganti perbanku dan... mengganti bajuku?!' Batin Harry dengan panik.

Tubuhnya terasa segar dan harum, ia tidak ingat pernah mandi.

Saat harry menelisik sekitarnya, ada keranjang berisi apel dan jeruk penuh. Disampingnya juga ada roti baguette dan selai kacang. Aromanya yang harum membuat perut harry lapar dan mulai berbunyi. Tanpa memikirkan apapun, harry mengambil roti dan langsung memakannya dengan lahap. Terasa sangat lezat, bukan karena dia sedang kelaparan saat ini namun karena roti itu memang enak. Saat ia sibuk dengan makanan dimulutnya, matanya menelusuri ruangan untuk mencari gadis hunter itu.

'Tidak ada'

  Apa yang sebenarnya dilakukan gadis itu dengan tempatnya? Kamarnya terlihat... lebih rapi dari sebelumnya. Wanita itu sudah menjelajahi tempatnya. Harry penasaran apakah hunter itu juga masuk ke perpustakaan? Ah, tidak. Dia selalu mengunci tempat itu dengan mantra. Namun, gadis itu adalah seorang witch hunter. Bagaimana kalau dia menghancurkan pintunya dan membakar semua buku-buku penting yang berada dalam ruangan yang paling dijaganya itu? Pikiran Harry menjadi kalut dan ia cemas akan kemungkinan-kemungkinan yang belum tentu terjadi.

Tak lama setelah dia menghabiskan dua buah roti, gadis itu muncul sambil menenteng beberapa kantung belanjaan yang bisa harry tebak adalah pakaian. Pakaian yang sangat banyak! Harry memandang gadis itu dengan heran.  Dari mana dia mendapatkan uang??

Emily berjalan santai ke arah lemari pakaiannya dan memasukan pakaian-pakaian barunya ke dalam lemari harry. Wajah gadis itu tampak senang.

Harry bersyukur, melihat dari ekspresi dan kondisi wanita itu, sepertinya dia belum menghancurkan apapun.

"Kau cepat sekali beradaptasi..." ujar harry berusaha memulai percakapan dengan nada santai sekaligus menyindir.

Emily mengacuhkannya dan masih sibuk mengurusi pakaiannya.

Mendapat respon yang dingin, harry memutuskan untuk bangkit berdiri. Tubuhnya terasa pegal dan kaku, seperti sudah lama berbaring di tempat tidur. Aneh, tapi itu mungkin karena efek kekurangan darah. Saat ia akan melangkahkan kakinya, wanita itu kembali menodongkan pistolnya kepada Harry tanpa memandang kearah harry.

"Berani melangkah, akan kutembak kedua tendonmu..." ujar wanita itu dengan nada berat dan dingin. Ekspresinya cepat berubah. Seperti siap menerkam Harry dan itu memang benar. 

Harry menatap wanita itu dengan waspada kemudian kembali duduk di ranjangnya dengan kaku.

"Telan ini... keduanya..." ujar Emily datar sambil menyodorkan beberapa butir obat kepada harry dengan malas. Harry hendak berpikir lama untuk menerima sogokan itu, namun gadis itu seperti akan menghancurkan kepalanya jika ia tidak menerima nya. Maka dari itu, Harry pun langsung menerimanya tanpa bertanya lagi. Setelah itu gadis itu mengambil sebuah apel kemudian menggigitnya dan kembali menyelesaikan hal yang tadi.

Harry menatap gadis dangkal itu dengan waspada. Entah mengapa, namun ia sudah terbiasa dengan pukulan dan hujatan. Bukan diabaikan seperti ini. Lebih baik dipukul daripada didiami. Karena sangat tidak enak saat berada dengan orang lain dan kalian saling menyimpan rahasia dan dendam.  Harry merasakannya saat berada dengan wanita tersebut. Hal yang tidak pernah dia lihat di mata orang lain sebelumnya.

The Last Sorcerer and The Witch HunterWhere stories live. Discover now