Andrew tersenyum puas sementara Ashley justru mendadak merasa gelisah. Ashley bahkan sudah menyelesaikan makanannya yang masih tersisa setengah porsi lagi. Entahlah, selera makannya tiba-tiba saja lenyap.

"Bagaimana kabar Abey?"

"Seperti biasa," Andrew menjawab santai walau sesungguhnya ia sangat tidak menyukai pengalihan topik ini. "hari ini dia memiliki acara pertemuan dengan para penggemarnya." Beruntung otak Andrew masih bisa mengingat sedikit ocahan menyebalkan Abigail saat mereka sarapan pagi tadi.

"Apa kau sudah mulai berbicara dengannya?"

"Tentu saja. Kami tinggal di rumah yang sama."

"Maksudku bukan itu."

Andrew menahan senyum saat melihat wajah kesal Ashley. Ia sangat tahu maksud ucapan Ashley. Hanya saja sangat menyenangkan baginya menggoda wanita itu lebih dulu.

Jika diingat lagi, Andrew memang sama sekali belum berbicara dengan Abigail tentang masalah ini. Ia hanya tidak tahu harus memulai darimana mengingat betapa bodohnya wanita itu. Tapi Andrew akan mencobanya. Ia benar-benar tidak ingin melihat kesedihan Ashley seperti yang dirasakannya dulu saat Willy membencinya.

"Kau tidak perlu khawatir, Ashley! Dua minggu lagi perusahaanku akan merayakan pesta ulang tahun. Kurasa itu waktu yang tepat untuk membawanya bersama kalian."

Dua minggu lagi. Ya Andrew pastikan itu akan terjadi seperti keinginannya.

***

Pukul sebelas malam Andrew tiba di mansionnya. Sejak tadi bibirnya terus mengukir senyum sebagai ungkapan kebahagiaannya setelah makan malamnya dengan Ashley. Walau belum sepenuhnya mendapatkan sikap ramah Ashley, namun Andrew bisa merasakan bahwa wanita itu sudah mulai membuka diri untuknya.

Terbukti ketika Ashley tidak pernah menolak lagi ajakannya. Ashley juga mulai mau membalas setiap kali Andrew mengajaknya mengobrol. Tunggu saja! Hanya perlu sedikit waktu lagi untuk membuat wanita itu jatuh ke dalam pelukannya.

Keheningan menyambut Andrew begitu memasuki ruang utama mansion. Tidak heran mengingat waktu yang sudah hampir tengah malam. Ibunya pasti sudah tidur di kamarnya sementara para pelayan juga sudah beristirahat. Hanya tersisa beberapa pelayan yang masih belum selesai mengerjakan tugasnya.

Andrew merasa ada sesuatu yang tidak biasa. Sejak tadi ia memang merasa ada sesuatu yang kurang. Tapi Andrew tidak tahu apa itu. Mengabaikan pertanyaan dalam benaknya itu, Andrew berjalan menuju kamar ibunya.

Beberapa hari ini, Andrew selalu pulang larut malam hingga tidak bisa memiliki waktu banyak untuk ibunya. Selain karena pekerjaannya yang banyak, waktunya juga tersita untuk bertemu dengan Ashley. Itu membuat Andrew sering diselimuti rasa bersalah pada ibunya.

Tapi sungguh! Sudah lebih dari satu bulan ini Andrew memang lebih suka menghabiskan waktunya diluar daripada di rumah yang hanya akan membuatnya meradang mendapati Abigail dan segala sikap absurdnya.

Abigail Jenner. Benar. Sesuatu yang tidak biasa itu ada pada Abigail. Jika biasanya Abigail selalu merecoki Andrew dengan panggilan dan pesan tidak penting yang memenuhi ponselnya sepanjang hari, entah kenapa hari ini wanita itu tidak melakukannya. Lebih tepatnya Andrew tidak lagi menerima panggilan ataupun pesan dari Abigail mulai tadi siang hingga saat ini.

Abigail juga sama sekali tidak datang menganggu Andrew ke kantornya seperti yang biasa dilakukan wanita itu. Yang terakhir, tidak ada sambutan riang Abigail sebagaimana biasanya Andrew dapatkan setiap kali pulang. Tidak peduli selarut apa Andrew pulang, biasanya wanita itu tetap akan menunggu dan menyambut kepulangannya.

Bukannya Andrew merasa kehilangan. Ia bahkan menyukai saat-saat seperti ini. Saat dimana Abigail Jenner menghilang dari kehidupannya dan mengembalikan ketenangannya.

Hello, Miss.A!Where stories live. Discover now