Chapter 3

496 19 0
                                    


Author POV

Ketika mobil berhenti di garasi rumah, Nana segera melompat keluar dan berlari masuk dalam, tidak menghiraukan Soonyoung yang memanggil-manggilnya. Tapi sebelum dia sempat berjalan masuk ke kamarnya, Soonyoung menarik tangannya dan malah menggiringnya masuk ke kamar pria itu. Soonyoung mendorong Nana ke ranjang.

"Soonyoung op—"

"Bisa kau jelaskan apa itu tadi—?" Soonyoung membuka jasnya, melemparnya ke sembarang tempat dan merangkak naik ke tempat tidur, memerangkap Nana di bawah tubuhnya. Dia bisa mencium harum gadis itu, aroma yang setiap hari membuatnya gila. Nana terlihat sangat kaget dengan tindakan Soonyoung, dia tidak bisa berkata apa- apa. Hanya jantungnya berdebar begitu kencang karena baru kali ini dia melihat wajah Soonyoung begitu dekat dengan wajahnya dan aroma maskulin pria ini mulai membuatnya linglung.

"Ap—apa, yang mana?"

"Kau, membiarkan pria lain menggenggam tanganmu, merangkul pinggangmu dan berbisik padamu," Soonyoung semakin memperdekat jarak mereka dan menunduk, membenamkan wajahnya di antara leher dan pundak Nana, menghisap aromanya lebih dalam, dan terkejut bahwa aroma Nana membuat pikirannya melayang.

"Aku suamimu, hanya aku yang boleh menyentuhmu, Kim Nana," Soonyoung berbisik dan menggesekkan hidungnya di daun telinga gadis itu, membuat gadis itu gemetar.

"Kau milikku, Kim Nana. Cuma milikku," suara Soonyoung berat, membuat Nana merona hebat.

Nana tidak tahu apa yang mereka lakukan, atau setidaknya itu yang terus dia katakan pada dirinya. Sentuhan, suara dan tatapan Soonyoung membuat semua kewarasannya kabur. Semua ini terasa begitu baru. Satu-satunya hal yang dia sadari adalah pria yang saat ini sedang mengungkungnya dan menuntunnya ke hal yang asing ini adalah suaminya, Kwon Soonyoung.

Soonyoung melumat lembut bibir Nana dengan tidak sabaran. Seakan jarak mereka kurang dekat, tangan Soonyoung meraih pinggang Nana dan menarik tubuh Nana ke arahnya, membuat Nana mendesah. Nana gelagapan saat lidah Soonyoung menelusup ke dalam mulutnya, gadis itu mencengkeram kuat kemeja Soonyoung saat Soonyoung menghisap bibir bawahnya dengan gemas. Kepala Nana terasa berputar, tubuhnya memanas. Mereka terengah saat ciuman itu terlepas. Mereka bertatapan intens, wajah Nana kembali merona melihat tatapan mata Soonyoung yang tajam membara tapi hangat, tatapan yang baru kali ini ditunjukkan Soonyoung padanya. Kehangatan yang sekarang menjalar di hatinya. Soonyoung menatap Nana seolah- olah dia adalah makhluk paling mengagumkan di dunia,

Jari panjangnya menyusuri garis wajah Nana, dari dahi, mata, hidung, rahang sampai bibirnya, hingga sentuhannya berganti dengan kecupan.

"Kim Nana," bisiknya, dia sudah sering memanggil nama Nana tapi untuk kali ini terasa berbeda. Ucapannya penuh hasrat, seolah- olah menyampaikan semua perasaannya terhadap gadis itu dengan menyebut namanya.

"Kau cantik sekali,"

Pujian itu sontak membuat Nana tercekat. Tapi sebelum otaknya sempat mencerna kalimat itu dan menikmari euforianya, desahan keluar dari bibirnya manakala Soonyoung kembali membenamkan wajahnya di antara leher dan pundaknya, menghirup aromanya dan menghisap kulitnya.

"Aaaaaahhh..."

Hisapan Soonyoung tak berhenti, dilumatnya leher putih jenjang Nana kuat-kuat hingga bercak merah itu tercipta, tanda kepemilikan dirinya atas Nana. Nana yang terperangkap di bawah tubuh Soonyoung hanya bisa mendesah pasrah dan meremas apa saja yang bisa diraih jarinya.

"Aku baru tahu kau punya gaun seperti ini," Soonyoung menatap tubuh Nana yang terbalut gaun merah mengundang itu.

"I—ini, p—punya Seulgi..." jawab Nana terengah, kepanasan karena merasakan api yang menyulut gairahnya hanya dengan tatapan Soonyoung pada tubuhnya.

Secretly Craving YouWhere stories live. Discover now