buat readers yang udah nungguin sequel dari My Little Empress Xia..
Enjoy The Story, Guys..
Di sebuah rumah kecil yang terletak di pinggiran hutan terdengar erangan tertahan seorang wanita.
Ia tengah berjuang sendirian melahirkan janin yang ada dipe...
Cermin itu pecah berkeping keping dilantai. Entah mengapa tiba tiba cermin itu memanas dan hancur? Kaisar wang terkejut, tangan nya terkepal kuat melihat cermin ajaib warisan peninggalan leluhurnya itu pecah sebelum ia bisa memasukinya setidaknya mengetahui tempat keberadaan pasti putranya.
Kaisar wang tak tahu harus berbuat apa. Ia tak lagi bisa mengetahui dimana keberadaan putranya. Apalagi naga perak yang berada di dalam liontin miliknya itu juga berada di leher putranya. Kaisar wang benar benar bingung. Tapi setidaknya liontin itu bisa menjaga putranya jika berada dalam bahaya. Kaisar wang hanya bisa berharap agar tuhan menjaga putranya. Semoga saja mereka bisa bertemu kembali suatu saat nanti.
Kaisar wang kembali keluar dan menemui istrinya, permaisuri guang an yang masih menangis dalam diam. Air matanya tak berhenti jatuh sejak pagi. Meski tak sehisteris saat bertemu dengan suaminya tadi.
"tenanglah... Putra kita pasti baik baik saja... Maafkan aku tak bisa menemukan keberadaan bayi kita... Maafkan aku..." Kaisar wang memeluk permaisuri guang an yang balas memeluknya. Permaisuri guang an menenggelamkan wajahnya di dada kaisar wang. Ia kembali menangis.
"hiks hiks... Yang... Yang... Yang mulia... Ii.. Iinii... Semua... Hiks... Hiks... Ini semua salah saya... Hiks hiks..." Permaisuir guang an tak merasa pantas untuk hidup jika tanpa putra. Ia merasa buruk, bodoh dan ceroboh karena tak bisa menjaga bayinya. Ia sangat menyesal tak membawa putranya serta waktu itu. Ia sangat menyesal.
"ini semua bukan salahmu... Ini semua sudah takdir... Kuharap kita bisa bertemu lagi dengannya..." Kaisar wang mengusap puncak kepala permaisuri guang an dengan lembut
"semoga saja..." Permaisuri guang an dan kaisar wang saling berpelukan. Keduanya masuk ke kediaman mereka dengan diiringi deraian air mata.
20 tahun berlalu sejak hilangnya sang pangeran yang amat dirindukannya, kaisar wang meninggal dunia. Ia terlalu merindukan putranya hingga penyakit dalam mulai menggerogoti tubuhnya yang kekar. Sedangkan permaisuri guang an ia memilih lengser dan pergi ke desa. Lebih tepatnya ke rumahnya dulu. Rumah tua dimana di dekatnya ada makam ibu kandungnya. Ia selalu merasa aman dan nyaman berada di sana.
Permaisuri guang an menitipkan kerajaan pada panglima gaozhan sementara. Ia percaya kalau putranya akan datang suatu saat nanti. Ia hanya bisa berharap. Ia akan selalu berharap akan kehadiran putranya sesuai janjinya pada alm. Kaisar wang sebelum pria itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Flashback on
Uuhuuuuk... Uuhuuukkk...
"yang mulia... Kumohon istirahatlah... Jangan banyak bicara...!" Permaisuri guang an menggenggam tangan kaisar wang dengan erat.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pria yang telah menikahinya lebih dari 20 tahun itu tengah terbaring tak sehat di atas ranjang mereka berdua.
"ingat lah dan berjanjilah..." Kaisar wang berhenti berbicara saat sesak menerpa pernafasannya.