buat readers yang udah nungguin sequel dari My Little Empress Xia..
Enjoy The Story, Guys..
Di sebuah rumah kecil yang terletak di pinggiran hutan terdengar erangan tertahan seorang wanita.
Ia tengah berjuang sendirian melahirkan janin yang ada dipe...
"hikss.. Hiks... Xiao xiao.... Dimana kau nak...? Hiks... Hiks... Kemarilah nak...!" Permaisuri guang an menangis histeris di depan kamar kediamannya. Sudah lebih dari tiga jam ia berjalan mondar mandir sambil menangis mencari keberadaan putranya keseluruh penjuru istana, ia tak membiarkan sejengkal pun tempat tanpa ia datangi. Namun tak ada yang tahu entah berada dimana pangerna kecil itu sekarang. Ia takut bayinya berada dalam bahaya. Ia tahu kalau keaktifan bayinya tak perlu diragukan lagi. Apalagi rasa penasarannya pada hal baru sangat tinggi dalam diri putranya. Ia takut putranya tengah mencoba menyentuh sesuatu hal yang berbahaya.
Begitu utusan dari istana tiba, kaisar wnag segera menemuinya. Pria itu menunduk dalam dan berlutut di tanah tepat di hadapan kaisar wang. Perasaan tidak enak kembali merajai hati kaisar wang, membuat pria nomer satu itu semakin tidak tenang.
"katakan apa yang sedang terjadi di istana...!" Kaisar wang menarik kerah leher baju yang dipakai prajurit yang terdiam sambil berlutut didepannya.
"ampun yang mulia... Yang mulia pangeran... Yang mulia pangeran..."
"katakan apa yang terjadi...! Ada apa dengan putraku...?" Kaisar wang semakin tidak sabar saja.
"yang mulia pangeran... Menghilang... Dan sampai saat ini tak ada yang tahu dimana keberadaannya..."
"apaaaa...?! Bagaimana bisa hal ini terjadi...? Sejak kapan...?"
"sejak keberangkatan anda tadi pagi, yang mulia..." Pegangan kaisar wnag dikerah leher prajurit itu mengendur dan perlahan terlepas. Kaisar wang mundur beberapa langkah. Ia benar benar syok mendengar semua ini. Jadi putranya telah hilang sejak 3 jam an yang lalu.
"kita kembali ke istana sekarang...!" Kaisar wang segera menaiki kudanya dan melaju kencang membelah hutan yang baru saja ia lewati. Kaisar wang tiba saat senja mulai menapaki langit. Ia tiba dan langsung di sambut dengan tatapan bersalah permaisurinya, guang an.
"ampun yang mulia... Maafkan saya... Maafkan saya... Ini semua kesalahan saya..." Permaisuri guang an terduduk di tanah. Ia bahkan tak berani mengangkat wajahnya.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Air matanya tak berhenti mengalir menetes membasahi pakaian sutra yang ia kenakan.
Kaisar wang ikut berlutut dan memeluk erat istrinya kedalam dekapannya. Ia tahu putranya lebih aktif dibandingkan anak lain seusianya. Semoga saja putranya dalam keadaan baik baik saja sekarang. Kaisar wang teringat sesuatu dan segera berlari ke arah kamar kediamannya. Ia membuka sebuah lemari tersembunyi di balik dinding kamarnya. Disana tersimpan sebuah cermin ajaib yang ia tutupi dengan sehelai kain panjang dan lebar berwarna putih.
"cermin ajaib tunjukkan dimana putraku sekarang berada...!" Kaisar wang meminta pada cermin ajaib itu untuk memberitahukan keberadaan putranya. Perlahan permukaan cermin itu berubah laksana air yang bisa berriak saat disentuh olehnya. Samar samar terlihat bayinya duduk lalu tersenyum dan memainkan setangkai bunga. Lalu tiba tiba cermin itu memanas, dan