💮 Sick [seme ver] bag. 4a

608 94 1
                                    

Yohan sibuk banget akhir-akhir ini. Masuk semester-semester akhir emang bikin mahasiswa kayak Yohan jadi super sibuk.

Beda sama Yuvin yang udah siap buat sidang akhir. Kadang Yohan suka iri sama Yuvin. Yuvin itu orangnya bobrok, receh juga kayak Yohan, pokoknya gak menggambarkan anak teladan sama sekali deh. Tapi nyatanya, Yuvin punya otak encer yang bikin Yohan iri. Meskipun bobrok, Yuvin itu anggota BEM. Aktif dalam keorganisasian. Yohan kadang bingung kapan Yuvin ngerjain skripsinya? Kenapa tiba-tiba udah sidang akhir?

Ngomong-ngomong soal Yuvin, Yohan belum ketemu pacarnya itu seminggu ini. Jarang ngehubungin juga. Paling Yohan cuma bales chat-chat yang sekiranya penting dari Yuvin, soalnya chat Yuvin itu kebanyakan unfaedah.

Intensitas nelfon juga berkurang banget. Biasanya tiap malem telfonan sampai ketiduran, tapi seminggu ini Yohan cuma angkat telfon Yuvin empat kali itupun kadang cuma setengah jam.

Yohan jadi kangen Yuvin.

Masalahnya, sekangen-kangennya Yohan ke Yuvin masih lebih penting tugas akhirnya. Gimanapun juga Yohan mau lulus.

"Yohan, dicariin Yuvin noh!"

Yohan noleh. Ada Kookheon berdiri disampingnya sambil ngemil kacang telor. Btw, Kookheon ini temennya Yuvin dari kecil sekaligus temen sejurusan Yohan.

"Kenapa? Yuvin nya aja suruh kesini, gue masih ngetik belum selesai"

"Yeee, lo pikir gue kurir cinta lo apa? Bilang sendirilah sono!"

Yohan mencibir, menghentikan sebentar aktifitas mengetiknya.

"Bilangin bentar elah. Lagian lo gak sibuk gini, masih bisa ngemil noh"

"Gak ada hubungan keleus!"

Kookheon keluar ninggalin Yohan. Yohan mah bodo amat, skripsinya lebih penting.

Gak lama Yuvin dateng, duduk disampingnya tapi gak ngomong apa-apa. Baru setelah Yohan matiin laptopnya, Yuvin meluk Yohan dari samping.

"Kangen~"

"Apa sih Vin, alay!"

Iya menurut Yohan alay, tapi pelukannya gak dilepas.

"Kamu kemana aja sih, susah banget mau ketemu. Chat aku juga dianggurin mulu, ditelfon gak pernah ngangkat"

"Aku sibuk Vin. Kamu mah enak tinggal sidang akhir"

"Tapi aku kangen~" Yuvin nenggelamin wajahnya ke ceruk leher Yohan. Hal yang paling Yuvin suka ya aroma Yohan. "Nanti jalan yuk!"

Yohan menggeleng. "Nanti aku mau ke perpus umum, cari referensi"

Yuvin ngelepasin pelukannya. "Lagi? Bukannya kemarin udah?"

"Iya. Tapi aku kurang ngerasa puas sama hasil yang kemarin. Aku pengen nambahin lagi."

Yuvin hela napas. "Han, skripsi kamu itu udah bagus. Ngapain ditambah tambahin lagi sih? Nanti gumoh loh!"

Yohan geleng-geleng. "Mau aku sempurnain dulu."

"Mau sesempurna gimana lagi sih? Yohan, please, jangan ngeremehin diri kamu sendiri. Kamu udah sempurna, gak perlu dibikin sempurna lagi"

Yohan muter bola matanya males. "Gak usah gombal deh Vin!"

"Maksud aku skripsi kamu"

Yohan ngelirik Yuvin tajam, habis gitu berdiri mau keluar kelas.

"Yohan! Mau kemana?"

"Perpus" Yohan ngomong tanpa noleh ke Yuvin.

Selangkah lagi Yohan keluar kelas, tapi tangannya ditahan Yuvin.

Satu alis Yohan naik, tanda mau bilang 'kenapa?'

"Katanya nanti mau ke perpus umum, kok sekarang ke perpus?"

"Sekarang perpus kampus. Mau cari referensi disana"

Yuvin pegang dua tangan Yohan membuat Yohan menghadap ke Yuvin sepenuhnya.

"Terus waktu buat aku kapan?"

Yohan naikin alisnya gak paham.

"Aku penting gak sih buat kamu Han?"

Yohan diam. Diamnya Yohan menumbuhkan rasa kecewa dihati Yuvin. Padahal yang Yuvin pengen cuma Yohan ngomong kalo dia itu penting, itu aja.

"Aku gak akan larang kamu nyelesaiin skripsimu Han, aku gak punya hak ngelakuin itu. Tapi aku gak bisa diem aja kalau kamu udah berlebihan kayak gini. Aku cuma khawatir nantinya kamu sakit, itu aja. Aku gak minta kamu luangin waktu buat aku, tapi aku mau kamu luangin waktu buat diri kamu sendiri Han. Kamu perlu istirahat"

Yohan diam. Stok katanya tiba-tiba hilang gak tahu kemana. Selama ini Yohan cuma berusaha biar lulus cepet-cepet, biar bisa lulus bareng Yuvin. Tapi kalo usahanya itu malah bikin orang yang dia sayang kecewa, Yohan jadi ngerasa sia-sia.

Oke, Yohan sadar dia emang udah kelewatan akhir-akhir ini. Gak pernah puas sama hasil kerjanya sendiri. Selalu pengen lebih dan lebih. Dan tanpa Yohan sadar, itu malah bikin dia dan Yuvin jauh.

"Vin, aku.."

Yuvin usap pipi Yohan pelan. Dahi Yohan dicium, cukup lama.

"Gak papa kalo kamu mau hasil yang terbaik. Tapi jangan sampai lupa istirahat ya. Aku sayang kamu Yohan."

Yuvin pergi setelah mengusak rambut Yohan.

Gak tahu kenapa Yohan pengen banget cegah Yuvin pergi, perasaannya gak enak. Tapi akhirnya Yohan cuma diem aja biarin Yuvin pergi.

____________________________________________

Sengaja aku bagi jadi dua soalnya lebih panjang dari bagian yang lain.

Group Chat [PDX101] ✔️Where stories live. Discover now