Salah

821 97 10
                                    

"Apapun alasannya, salah tetaplah salah. Kau tidak bisa membenarkannya hanya karena kau merasa tidak masalah."

***

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan terdengar membuat seseorang menghentikan kegiatan menonton TV dari kamar asramanya.

Cklek!

Membuka pintu, Mild tahu siapa yang datang, sangat tahu.

"Masuk," katanya singkat

Ia ambil minuman dari kulkas lalu menaruhnya di hadapan tamunya itu. Ia dudukkan dirinya di sofa lalu minum seteguk, berusaha menenangkan dirinya dari emosi yang tiba-tiba saja tidak stabil.

Tak!

Ia letakkan minumannya di meja

"Lepaskan itu, percuma kau menutupinya aku sudah hapal dengan kelakuan pacar setanmu itu, Gulf."

Gulf membenarkan apa yang sahabatnya itu ucapkan. Memang benar sia-sia saja, Mild tahu segalanya.

Dilepasnya topi dan masker yang menutupi wajahnya, memperlihatkan luka yang kini terukir indah di parasnya.

Krek!

Kaleng minuman itu diremas Mild hingga sisa isinya tumpah kemana-mana. Emosinya semakin naik, tak terima dengan apa yang telah diperbuat bajingan itu pada sahabatnya.

Gulf menunduk, lalu mengangkat matanya, memberanikan diri untuk bertanya pada Mild.

"Kau tidak apa-apa Mild? Bagaimana lukamu? Apakah itu parah?"

"Bukankah pertanyaan itu lebih cocok untukmu?" sarkas Mild.

Gulf hanya diam, tak mampu mengelak dari kata-kata sahabatnya yang memang benar adanya.

Melihat reaksi sahabatnya itu, Mild mengusap wajahnya kasar. Ia benar-benar merasa kesal sekarang ini. Tidak ada gunanya juga ia marah-marah pada Gulf.

Gulf meraih minumannya dan mencoba membuka kaleng itu tapi dia tidak bisa, tangannya terasa kaku.

Melihat Gulf yang kesulitan, Mild meraih kaleng itu dan membukakannya untuk Gulf. Sekilas gemetar tangan Gulf mampir ke penglihatannya.

"Apa AC-nya terlalu dingin?"

Gulf tersentak kecil mendengar pertanyaan Mild. Tangannya gemetar bukan karena AC, tapi karena kebas setelah diikat begitu kuat dalam posisi yang sama semalaman.

"Sedikit."

Mild tahu sahabatnya itu tidak tahan pada udara dingin jadi ia putuskan untuk mencari remot AC dan menyesuaikan suhunya.

"Lebih baik?"

Gulf mengangguk dan tersenyum, "Eum."

"Sekarang katakan padaku apa yang terjadi."

"P'Mew hanya sedikit lepas kendali semalam, Mild. Dia salah paham dan cemburu sedikit."

"Sedikit? Kau bilang itu sedikit?" Mild berdiri

"Lihatlah dirimu Gulf! Jika seperti ini yang kau bilang sedikit lalu bagaimana dengan-hah!" Mild menghempaskan dirinya ke kursi. Ia benar-benar frustasi,

"Ini salah Gulf."

"Mild, semalam itu karena salah paham."

"Kau tahu ini salah," Mild menatap sahabatnya itu tajam. Hilang sudah kepribadian jenakanya disaat seperti ini. Karena Mild tahu ini adalah masalah yang serius.

Our Different Beautiful Love Story Onde histórias criam vida. Descubra agora